Tulisan saya berjudul Bukannya Senang, Warga Malah Resah ketika Mojokerto Berkembang Pesat mengundang protes dari kawan-kawan saya di Mojokerto. Mereka menganggap saya kurang adil dalam tulisan tersebut. Sebabnya saya menuliskan satu kalimat pendek “jalan rusak di Mojokerto sudah diperbaiki.”
Saya menulis kalimat itu karena beberapa jalan rusak di Mojokerto memang sudah diperbaiki. Saya pun menyaksikan sendiri hasil perbaikan jalan di beberapa daerah di kota dan kabupaten. Dianggap kurang adil, kawan-kawan saya ini akhirnya saya ajak untuk ngopi dan ngobrol.
Mereka berceloteh panjang lebar soal jalan di daerahnya. Bahkan, sepulang dari warung kopi saya juga diajak muter-muter ke beberapa jalan yang mereka maksud. Benar saja, ternyata masih ada beberapa jalan di Mojokerto yang kondisinya masih buruk. Setidaknya ada 5 jalan yang seolah-olah nggak ada perbaikan dari tahun ke tahun.
Daftar Isi
#1 Jalan Brawijaya di Dusun Kedung Klinter
Jalan Brawijaya di Dusun Kedung Klinter panjangnya sekitar 1 kilometer saja, tapi jalan ini nggak bisa dipandang remeh. Aspalnya banyak sekali yang berlubang, bahkan dia itu bisa dikatakan wisata jeglongan sewunya Kabupaten Mojokerto. Apalagi kalau melewatinya saat musim hujan. Sudah pasti 100 persen pengendara nggak akan bisa lolos dari terkaman lubang-lubang aspal nggatheli itu.
Jalan Brawijaya di Dusun Kedung Klinter, Desa Canggu, Kecamatan Jetis, seolah-olah awet bobroknya. Ruas jalan ini yang terkenal jadi yang paling ngeri se-Kabupaten Mojokerto soal menganiaya pengendara. Sejak zaman Jokowi viral masuk ke gorong-gorong hingga saat ini hampir lengser, jalan ini masih saja buruk.
#2 Jalan penghubung antar kecamatan di Desa Mojopilang
Selain Jalan Brawijaya, jalan bedebah yang ada di Kabupaten Mojokerto juga ada di Desa Mojopilang, Kecamatan Kemlagi. Jalan ini biasa dijadikan jalan pintas ketika dari Kecamatan Kemlagi mau ke Kecamatan Gedeg atau sebaliknya. Tapi, (mungkin) karena jalan pintas, yang mana sering banget dilewati macam-macam kendaraan, akhirnya jalan itu jadi remuk. Remuknya bener-bener nggak masuk akal.
Coba saja kalian lewat jalan ini, kalian akan ketemu berbagai jenis aspal remuk dari ulai aspal yang ambles, miring, retak, hingga berlubang, semuanya ada. Katanya, dulu jalan ini sempat diperbaiki pakai cor beton. Namun, entah kenapa, hingga sekarang masih saja bermasalah. Masalahnya pun masih sama. Udah gitu, kalau malam itu jalannya bukan kayak di desa, tapi kayak di hutan yang gelap gulita.
#3 Jalan Raya Lengkong, depan Perum Jasa Tirta 1
Jalan Raya Lengkong jelas masuk ke dalam jalan jahanam di Mojokerto. Lokasinya di Kabupaten Mojokerto, tepatnya di depan Perum Jasa Tirta 1, Desa Lengkong, dan Kecamatan Mojoanyar. Jalan ini biasa dilewati orang-orang kalau mau ngopi ke daerah Rolak Songo. Kadang juga sebagai jalan pintas kalau dari kota mau ke daerah utara Kabupaten Mojokerto.
Sialnya, kondisi aspal di sana banyak banget lubangnya, mulai yang kecil sampai besar. Bahkan, kalau saya boleh mengklaim, jalan itu lebih ke arah aspal motif polkadot,ketimbang aspal berlubang. Beneran deh, kalian pasti kesulitan melewatinya, dengan cara zig-zag sekalipun nggak bisa. Roda kendaraan sudah pasti akan kejeglong, dan kalian pun merasakan sensasi hentakan yang anj banget.
Baca halaman selanjutnya
#4 Jalan Raya Canggu, tikungan setelah Pepaya Minimarket
Jika jalan-jalan di atas bermasalah dari segi aspal, maka Jalan Raya Canggu ini bermasalah dari segi fasilitas. Ruas jalan ini berupa tikungan, yang kondisinya amat mulus, lebar, dan ramai. Maklumi saja, jalan ini sebagai jalur turun kendaraan dari Jalan Tol Jombang-Mojokerto. Letaknya juga di Kabupaten Mojokerto, tepatnya setelah Pepaya Minimarket, di Desa Canggu, Kecamatan Jetis.
Akan tetapi, penerangan di Jalan Raya Canggu ini selalu bermasalah sejak dahulu. Lampunya bukan redup, melainkan kelap-kelip mirip lampu diskotik. Ya kalau kanan-kiri ada ruko atau rumah penduduk sih, masih agak aman. Lha pasalnya di sana sepi banget. Malahan hanya ada kuburan, yang bahkan juga nggak ada lampunya.
Saya nggak tahu kenapa lampu penerangannya kok sampai jadi kayak lampu diskotik. Tapi, yang pasti, di sana itu terkenal rawan kecelakaan. Rambu peringatan tikungan tajam pun nggak ada di sana.
#5 Jalan Pemuda, setelah SMAN 3 Kota Mojokerto
Jalan bedebah terlahir adalah Jalan Pemuda. Kali ini lokasinya ada di kota, tepatnya setelah SMAN 3 Kota Mojokerto. Ruas jalan ini juga nggak bermasalah dari segi aspal. Bahkan di sana juga ada garis pembatas antara jalur sepeda kayuh dan sepeda motor atau mobil.
Akan tetapi entah kenapa, di Jalan Pemuda ini banyak sekali pengendara mobil goblok yang parkir di pinggir jalan memakan jalur sepeda kayuh. Dan kelakuan mereka itu kayak nggak kenal pagi, siang, sore, atau malam. Setiap waktu pasti ada saja mobil parkir di situ. Ya kalau satu-dua mobil sih nggak terlalu masalah. Lha masalahnya yang parkir di pinggir jalan itu jumlahnya terbilang banyak. Buanyaak banget.
Entah sampai kapan semua itu segera berubah dan membaik. Saya yang rakyat kecil ya cuma bisa sambat gini sambil tetap menikmati bedebahnya ruas jalan itu. Dan kalau kalian hendak ke Mojokerto, saran saya nggak usah melintasi 5 ruas jalan tadi, apalagi kalau kalian pengendara pemula. Kalaupun terpaksa, ya sudah, silakan saja melewatinya sambil misuh-misuh. Masuk akal kok kalau kalian merasa teraniaya.
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Jalan Gegerkalong Kota Bandung Semakin Menyebalkan karena Pemkot dan Pengguna Jalan yang Nggak Peka
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.