Boleh dibilang, Jalan Layang MBZ itu kayak hidup saya. nggak ada mulus-mulusnya sama sekali!
Bagi yang sering bolak-balik Jakarta-Bandung seperti saya, kemacetan Tol Cikampek yang melintasi Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang itu nyebelin banget. Saya pernah terjebak macet selama 12 jam di sini! Untungnya, pada akhir 2019, Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau disebut Jakarta-Cikampek Elevated untuk mengurangi kemacetan tersebut.
Hanya saja, realita tidak seindah rencana. Jalan sepanjang 36,84 kilometer yang resmi ganti nama menjadi Jalan Layang Sheikh Mohammed bin Zayed (Jalan Layang MBZ) ini problematik banget.
Semua orang yang pernah melewati Jalan Layang MBZ pasti tahu bahwa kondisi jalannya sangat nggak nyaman. Jalannya bergelombang. Tapi yang bikin nggak nyaman bukan kondisi jalannya yang bergelombang. Jalannya memang sedari awal sengaja dibuat bergelombang. Yang saya maksud adalah kualitas sambungan aspal antar-ruas jalan yang kurang bagus sehingga menimbulkan hentakan kasar di kaki-kaki kendaraan.
Daftar Isi
Sambungan ruas jalan yang tergerus waktu
Apalagi, seiring berjalannya waktu, kualitas sambungan ruas jalannya semakin jelek karena tergerus air hujan dan cuaca panas selama bertahun-tahun. Ada sejumlah titik yang membuat saya harus mengurangi kecepatan hingga di bawah 60 km/jam supaya hentakannya nggak terlalu parah.
Memang sih, saya perhatikan ada banyak kendaraan yang cuek aja ketika melewati sambungan aspal tersebut. Mereka cuek aja dengan hentakan kasar di kaki-kaki kendaraan mereka. Tapi saya nggak mau ambil risiko. Takut kaki-kaki mobil yang saya kemudikan rusak. Mobilnya bukan punya saya soalnya. Sekalipun mobilnya punya saya, saya juga tetap nggak mau kaki-kaki mobil saya rusak.
Selain sambungan jalannya yang “nggak smooth”, ada banyak titik jalan yang berlubang. Saya sempat kaget ketika menginjak lubang. Untungnya, saya masih tetap bisa mengontrol laju kendaraan yang saya kendarai dan kaki mobilnya pun masih nggak kenapa-napa. Saya sampai misuh-misuh, “Jalan tol kok ada lubangnya sih?”
Baca halaman selanjutnya
Mau ngebut? Nggak bisa, kecuali pengin celaka
Pelan karena keadaan, bukan karena takut ditilang
Oh ya, intermezzo sedikit. Di Jalan Layang MBZ ini ada sejumlah kamera tilang elektronik yang akan otomatis menilang pengendara yang mengemudikan kendaraannya di atas batas kecepatan maksimal. Tapi saya yakin, banyak pengemudi tidak mengemudikan kendaraannya di atas batas kecepatan maksimal bukan karena takut ditilang. Tapi takut kaki-kaki mobilnya rusak kayak yang saya takutkan.
Tentu, saya juga nggak asal mengeluh tanpa ngasih solusi. Operator jalan tol tentu harus melakukan perbaikan dan peremajaan Jalan Layang MBZ, terutama di sambungan aspal antar ruas jalan supaya bisa lebih “smooth” ketika dilewati kendaraan dalam kecepatan tinggi. Kita, pengguna jalan sudah bayar mahal-mahal, masa hasilnya jelek kayak gini?
Kenyamanan Jalan Layang MBZ adalah yang utama
Keluhan saya bukan sekadar karena saya takut kaki-kaki mobil yang saya kendarai rusak. Bukan. Tapi saya takut sambungan antar-ruas jalan yang “nggak smooth” maupun lubang-lubang di sejumlah titik tersebut dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Risikonya nggak sekadar harus keluar duit untuk biaya perbaikan saja, lho. Risiko terparahnya adalah mengalami kecacatan sampai kematian! Makanya penting banget buat diperbaiki.
Saya yakin, ada banyak arsitek dan engineer yang terlibat dalam pembuatan dan pemeliharaan Jalan Layang MBZ ini. Mereka semua lulusan arsitektur maupun teknik sipil dari berbagai kampus terkemuka di dalam dan luar negeri. Saya cuma titip pesan, saran dari saya di atas untuk diperhatikan dan dilaksanakan. Itu saja.
Harapannya, pengguna jalan dapat merasakan perjalanan yang aman dan nyaman saat melewati Jalan Layang MBZ. Supaya angka kecelakaan maupun kerusakan kaki-kaki mobil yang melintas di atas Jalan Layang MBZ nggak harus terjadi. Hidup kalian boleh nggak ada mulus-mulusnya sama sekali, tapi Jalan Layang MBZ dan seluruh ruas jalan tol di Indonesia harus mulus supaya nggak bikin celaka!
Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Polisi Tidur: Dibutuhkan Warga, tapi Bikin Jengkel Pengendara
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.