Jalan Kaligawe Semarang, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir yang Bikin Rakyat Sengsara

Jalan Kaligawe, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir di Semarang

Jalan Kaligawe, Pusatnya Jalanan Rusak dan Banjir di Semarang (Unsplash.com)

Sebagai orang Demak yang sering bolak-balik melewati Pantura, tentu saya sudah hafal betul bagaimana hiruk-pikuk yang terjadi di Jalan Kaligawe Raya Semarang. Jalanan yang masuk dalam wilayah Semarang bagian utara tersebut memang sering dilanda masalah, mulai dari macet, banjir bahkan permukaan jalan yang hancur.

Sampai saat ini, ketika nggak ada keperluan mendesak untuk terpaksa lewat jalan tersebut saya enggan lewat sana. Pasalnya, saya sudah kapok dengan segala kesialan yang pernah saya dapatkan di jalanan tersebut. Kalau dipikir-pikir, mendingan saya memutar lewat jalan Semarang kota daripada harus bersusah payah lewat Jalan Kaligawe. Sebab bagi saya, Jalan Kaligawe sama sekali nggak ramah bagi para pengendara.

Jalan Kaligawe, pusatnya jalanan rusak di Semarang

Jika dibandingkan dengan Jalan Semarang-Purwodadi, meski sama-sama menuai banyak kerusakan, saya dapat memastikan kalau Jalan Kaligawe Semarang jauh lebih memprihatinkan. Sebab, lubang-lubang di jalanan yang begitu banyaknya bukan hanya membahayakan bagi pengendara, namun juga membuat riskan velg motor. Kalau nggak hati-hati, ya, bisa peok.

Saya pernah mengalami kejadian yang cukup membuat saya trauma. Saat itu malam hari, saya memboncengkan teman melakukan perjalanan dari Semarang ke kota Demak. Nah, di sekitaran Jalan Kaligawe Semarang, karena ada truk yang jalannya lemot, akhirnya saya mencoba menyalip dari sisi sebelah kanan. Nahasnya, saat menekan gas untuk menyalip, tiba-tiba tepat di depan saya ada lubang besar. Kami hampir terjungkal, tapi untungnya saya masih kuat menahan posisi agar tetap stabil.

Jujur, kejadian tersebut membuat saya deg-degan, Jalan Kaligawe Semarang yang nggak ketebak kerusakannya hampir membuat saya celaka. Ditambah lagi saat malam juga masih minim penerangan, kalau lampu motor nggak benar-benar terang, ya bisa bahaya. Makanya salah satu teman yang sudah muak dengan Jalan Kaligawe menyebutnya sebagai pusat jalanan rusak di kawasan Semarang.

Jadi akses utama kendaraan besar

Sebagaimana jalan Pantura pada umumnya, Jalan Kaligawe Semarang juga merupakan akses utama kendaraan-kendaraan besar. Banyak bus atau truk bermuatan berat yang lewat di sana. Alhasil, pengendara motor kayak saya harus berjibaku melawan asap hitam yang mereka hasilkan atau setidaknya harus berhati-hati menjaga jarak dengan kendaraan-kendaraan besar tersebut.

Sialnya, saat malam hari, banyak dari kendaraan beroda empat yang terkadang ugal-ugalan. Saya sampai heran, padahal kondisi jalan memprihatinkan, penerangan juga minim, kok malah sempat-sempatnya ugal-ugalan, ini kan kacau. Pastinya ya kasihan pengendara yang lain, misalnya sudah hati-hati dalam berkendara namun masih saja dihantui dengan tingkah para supir yang kurang ajar.

Langganan banjir

Sebagaimana jamak diketahui, Jalan Kaligawe Semarang ini juga identik dengan banjir. Lokasinya yang berdekatan dengan laut membuat jalan tersebut sering terkena rob. Apalagi kalau sudah masuk musim penghujan, jalan yang berdekatan dengan kampus Unissula tersebut sudah mirip dengan laut. Alhasil, banyak kendaraan yang mogok karena water hammer.

Kalau nggak salah, sudah beberapa kali jalanan tersebut didatangi oleh pemerintah, ditinjau, dan diupayakan untuk dicari solusinya. Namun ya begitulah, tampaknya hingga kini pemerintah masih belum nemu solusi tepatnya. Jalan Kaligawe masih saja berkawan akrab dengan banjir.

Begitulah cerita soal Jalan Kaligawe Semarang. Kalau cuaca sedang cerah, jalan tersebut panas dan polusinya ganas bukan main, namun kalau musim penghujan, banjirnya yang nggak karuan. Nah, daripada ngambil risiko besar, kalau saran saya, mending cari alternatif jalan lain, deh.

Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jalan Semarang-Demak, Jalan Paling Bikin Emosi di Jawa Tengah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version