Jalan Jawa Jember adalah salah satu jalan paling sibuk di Kota Tembakau. Manusia dengan berbagai kepentingan dan kegiatan tumpah ruah di jalan ini, mulai dari pelajar hingga pedagang. Tidak heran kalau sehari-hari jalan ini cukup padat. Bahkan, Jalan Jawa Jember bisa berubah menjadi sangat menyebalkan di saat-saat tertentu.
Tidak sekadar sibuk, Jalan Jawa Jember menjadi salah satu yang paling banyak dibicarakan. Bagaimana tidak, setiap hari ada saja persoalannya, mulai dari kemacetan, kecelakaan lalu lintas, hingga kondisi jalan yang nggak ramah pejalan kaki sama sekali.
Jalan Jawa Jember yang super sibuk
Jalan Jawa Jember termasuk ke dalam area kampus Universitas Jember (Unej). Namun, pengguna jalan ini tidak hanya mahasiswa kampus itu saja. Ratusan pelajar juga melewati jalan ini sehari-hari. Asal tahu saja, di dekat jalan ini terletak beberapa sekolah seperti SMPN 3 Jember dan SMAN 2 Jember.
Selain dilewati mahasiswa dan pelajar, Jalan Jawa Jember menjadi akses ke kantor-kantor dinas. Salah satunya, Dispendukcapil Kabupaten Jember. Sudah terbayang betapa sibuknya jalan ini kan? Apalagi ketika jam berangkat dan pulang kerja.
Jalan yang ramai bagaikan magnet bagi para Pedagang Kaki Lima (PKL). Sepanjang trotoar Jalan Jawa Jember terdapat PKL yang menjajakan berbagai macam dagangan. Mereka buka pagi hingga malam karena kawasan itu memang jarang sepi.
Tidak sekadar pedagang kaki lima, sepanjang jalan itu juga bermunculan parkir liar. Jelas situasi ini menimbulkan lalu lintas yang ruwet. Sudah Jalan Jawa Jember memang padat, ditambah jalan yang menyempit karena parkir liar.
Belum selesai sampai di situ, kondisi jalan semakin rumit dengan kehadiran Sistem Satu Arah (SSA) secara berkala. Sebenarnya SSA bertujuan baik, mempermudah lalu lalang kendaraan di kawasan tersebut. Namun, penerapannya sering kali justru menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengendara. Banyak yang menilai merepotkan dan tidak berdampak signifikan.
Tidak ramah pejalan kaki
Deskripsi di atas sepertinya cukup untuk menggambarkan betapa ruwetnya Jalan Jawa Jember. Keruwetan itu tidak hanya dirasakan oleh pengendara, tapi juga pejalan kaki. Bayangkan saja, PKL yang memenuhi trotoar membuat para pejalan kaki tidak punya ruang untuk berjalan. Ingin berjalan dipinggir jalan, sudah ada parkir liar.
Pejalan kaki harus berjalan sisi luar parkir liar ketika melewati jalan ini. Di mana pejalan kaki harus bersinggungan langsung dengan kendaraan yang melaju. Betul-betul tidak aman, sangat rawan terjadi kecelakaan. Namun, mereka tidak punya pilihan lain.
Sebenarnya pemerintah pernah menerapkan beberapa kebijakan untuk mengurai rumitnya jalan ini. Salah satunya menertibkan PKL. Permasalah PKL seolah menjadi masalah yang menahun di jalan ini, konon sudah sejak 20 tahun yang lalu. Namun, hingga saat ini tidak kunjung terlihat hasilnya.
Saya rasa memang perlu upaya lebih serius untuk menertibkan PKL di Jalan Jawa Jember. Selain itu, supaya jalan ini semakin ramah pejalan kaki, pemerintah juga perlu mengatasi parkir liar di badan jalan. Segera kembalikan trotoar dan jalan sebagaimana mestinya, sehingga jalan ini bisa lebih ramah dan aman untuk pengguna jalan kaki maupun pengguna jalan lain, tanpa terkecuali.
Penulis: Adhitiya Prasta Pratama
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Di mata orang Jember, Jogja Lebih Unggul daripada Bali sebagai Tempat Study Tour
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.