Pengantin Baru Dilarang Lewat 3 Jalan di Jogja Ini karena Bisa Celaka

Pengantin Baru Dilarang Lewat 3 Jalan di Jogja Ini karena Bisa Celaka

Pengantin Baru Dilarang Lewat 3 Jalan di Jogja Ini karena Bisa Celaka (Unsplash.com)

Kalau kalian adalah pengantin baru yang mau jalan-jalan di Jogja, pastikan kalian nggak lewat ketiga jalan ini, ya!

Lantaran lahir dan tumbuh besar di pelosok desa, sejak kecil saya sudah akrab dengan berbagai mitos yang beredar di masyarakat. Bahkan waktu masih kecil dulu, ibu kerap melarang saya melakukan hal-hal yang katanya pamali. Misalnya, nggak boleh duduk di atas bantal karena bisa bisulan, nggak boleh makan sambil tiduran kalau nggak mau berubah jadi ular, dan bahkan nggak boleh keluar rumah di waktu magrib biar nggak digondol genderuwo.

Selain mitos soal sehari-hari, rupanya ada sejumlah mitos di kalangan masyarakat Jogja yang berkaitan dengan hubungan percintaan. Salah satu mitos yang terkenal adalah larangan mengunjungi Candi Prambanan bagi sepasang kekasih karena bisa bikin putus. Nggak berhenti di situ, ada juga mitos soal pengantin baru yang konon katanya dilarang melewati beberapa jalan di Jogja.

Menurut beberapa cerita, pengantin baru yang nekat melintas di beberapa jalan Jogja ini bakal mendapat malapetaka. Berikut tiga jalan di Jogja yang nggak boleh dilewati pengantin baru.

#1 Lewat Jembatan Jirak konon bikin rumah tangga nggak langgeng

Jalan di Jogja pertama yang konon nggak boleh dilewati pengantin baru adalah Jembatan Jirak. Jembatan ini terletak di Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Warga sekitar sejak dulu menganggap angker jalanan satu ini. Banyak orang yang menghubungkan tingginya angka kecelakaan di sini dengan gangguan jin atau setan.

Konon katanya, Jembatan Jirak sudah ada sejak masa kolonial Belanda atau sekitar 300 tahun yang lalu. Jembatan satu ini dulu menghubungkan Kecamatan Semanu dan Kota Wonosari. Dulu jembatannya terbuat dari kayu. Akan tetapi karena sering hanyut terbawa arus sungai di bawahnya, jembatan ini pun dibangun secara permanen dengan pondasi yang lebih kuat.

Mitos yang beredar, pengantin baru nggak dianjurkan melewati jalan di Jogja ini jika usia pernikahannya belum genap 40 hari. Konon, kalau ada pengantin baru yang nekat melintas di Jembatan Jirak akan mendapat malapetaka dan hubungan rumah tangganya nggak langgeng.

Warga sekitar biasanya akan mencari jalan alternatif untuk menghindari jembatan ini. Bahkan ada beberapa pihak keluarga calon pengantin yang memberikan beberapa sesaji di bawah Jembatan Jirak agar “penunggu jembatan” nggak mengganggu pesta pernikahan.

#2 Perempatan Palbapang, salah satu jalan di Jogja yang nggak boleh dilewati pasangan pengantin baru

Sepertinya masyarakat Jogja sudah familier dengan cerita soal perempatan Palbapang, Bantul. Perempatan yang terletak sekitar 16 kilometer dari pusat Kota Jogja ini memang menyimpan mitos yang cukup mengerikan. Konon, kalau ada orang sakit yang lewat sini sakitnya bakal bertambah parah, bahkan bisa meninggal!

Mitos soal jalan di Jogja ini nggak berhenti sampai situ. Sepasang pengantin baru atau rombongan pengantar pengantin juga dilarang melintas di sini. Katanya kalau nekat melintasi perempatan Palbapang, pernikahannya akan sering mendapat musibah.

Seumpama kalian adalah pengantin baru yang nggak bisa menghindari perempatan ini, kalian dianjurkan untuk melepas ayam di area perempatan dan meletakkan sesaji. Katanya sih hal ini dilakukan sebagai penolak bala agar acara pernikahan berjalan lancar dan terhindar dari marabahaya.

#3 Kalau memaksa lewat Jalan Watu Manten dianjurkan untuk memberi sesajen agar terhindar dari celaka

Beberapa tahun lalu, cerita soal Watu Manten (Batu Temanten) sempat bikin heboh masyarakat Gunungkidul. Konon batu tersebut nggak bisa dipecahkan oleh petugas proyek. Alat berat yang digunakan untuk menghancurkan batu bahkan mendadak mati.

Batu keramat yang berada di Desa Semugih, Kecamatan Rongkop, Gunungkidul itu rupanya menyimpan kisah cinta yang tragis. Konon, dulu ada sepasang pengantin yang berteduh di bawah pohon. Saat mereka tengah berteduh, tiba-tiba terjadi longsor. Nahas, pengantin baru tersebut tertimpa batu dan akhirnya meninggal dunia.

Akhirnya setelah kejadian itu, warga secara turun-temurun melestarikan petilasan Watu Manten. Pengantin baru yang usia pernikahannya belum genap 5 hari bahkan dilarang melintas di jalan Jogja satu ini. Katanya kalau tetap memaksa lewat sini, dianjurkan untuk memberikan sesaji agar terhindar dari malapetaka.

Terserah kalian mau percaya atau nggak pada cerita soal ketiga jalan di Jogja tadi. Pesan saya, entah kalian pengantin baru atau bukan, berdoa dan beribadah pada Tuhan Yang Maha Esa adalah hal utama yang nggak boleh dilewatkan. Itu yang paling penting.

Penulis: Jevi Adhi Nugraha
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jalan Tambak-Bendo Jogja, Jalan Kecil Penghubung Jogja, Bantul, Sleman yang Bikin Kapok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version