Keseriusan Pemkot Kediri diuji
Sebenarnya angan-angan tentang Jalan Dhoho Kediri yang menjadi episentrum kebudayaan Kediri bisa terwujud apabila pemkot serius. Jika pemkot serius untuk memperlebar pedestrian di sana, bukan tak mungkin akan ada banyak seniman berkumpul kembali di sana. Kebudayaan dan seni di Kediri akan punya zaman keemasannya, atau paling nggak bisa hidup dan kembali ke ruang publik.
Selain itu, akses ke stasiun ataupun ke tempat wisata religi di sekitaran Jalan Dhoho akan jadi lebih mudah apabila trotoar diperlebar. Bayangkan, apabila trotoar di jalan depan stasiun lebar dan nyaman bagi pejalan kaki, bukan tak mungkin Jalan Dhoho ini benar-benar bisa menyaingi Malioboro. Selain itu, jalan ini bisa menjadi tujuan wisata baru di Kediri.
Saya yakin, bakal banyak wisatawan yang memilih berwisata menikmati suasana kota tua di Jalan Dhoho Kediri. Selain itu, para peziarah dari luar kota juga bisa berziarah dengan mudah. Hal ini mengingat jarak dari stasiun ke lokasi ziarah dapat dijangkau dengan berjalan kaki.
Selain trotoar yang diperlebar dan layak bagi pejalan kaki, sebaiknya pemkot juga mulai menambahkan fasilitas penunjang lainnya seperti pelican crossing seperti yang sudah ada di dekat Kediri Mall. Dengan kehadiran pelican crossing, warga jadi lebih mudah menyeberangi Jalan Dhoho Kediri yang ramai itu.
Dari masalah trotoar aja Jalan Dhoho Kediri sudah kalah telak dari Malioboro yang memiliki pedestrian lebar dan nyaman bagi pejalan kaki. Jadi, semoga saja pemkot Kediri bisa lebih memperhatikan jalan ini dan mulai memperlebar trotoar di sini. Sebab, dari sinilah nantinya perjalanan Jalan Dhoho untuk bisa menyaingi Malioboro dimulai.
Penulis: Achmad Syafi’i
Editor: Intan Ekapratiwi