Siapa saja yang melewati Jalan Bimo Kurdo Jogja di jam berangkat dan pulang sekolah harus bersabar. Jalan akan macet karena proses antar jemput siswa SD Muhammadiyah Sapen yang terletak di sekitar sana. Baru kali ini saya temui kemacetan karena anak SD, sesuatu yang tidak pernah saya temui di daerah saya sebelumnya, Semarang.Â
Saya jelaskan duduk perkaranya ya. Saya merupakan mahasiswa baru di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dari tempat saya tinggal di Baciro menuju UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ada dua jalan alternatif, yakni lewat Sapen atau Jalan Timoho.
Sebagai mahasiswa baru yang belum banyak tahu seluk beluk jalan di Jogja, saya lebih sering melewati Jalan Timoho untuk pergi ke kampus. Salah satu senior menyarankan lewat Sapen yang jaraknya lebih dekat. Saya percaya saya, toh Google Maps juga menunjukkan rute ini lebih pendek.
Ketika esok harinya saya mencoba melewati Jalan Bimo Kurdo, waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB, jalanan macet bukan main. Akibatnya, saya terlambat masuk kuliah hingga 20 menit. Pada kesempatan lain, saya kembali mencoba melewati jalan ini sekitar pukul12.30 WIB. Apes lagi, kena macet cukup lama.
Sekolah elit, satu siswa dijemput dengan satu mobil
Belakang baru saya tahu penyebab kemacetan itu adalah proses antar jemput siswa SD swasta ternama di Jogja, SD Muhammadiyah Sapen. Berdasarkan cerita para senior, SD swasta itu memang cukup terpandang. Mayoritas siswa diantar jemput menggunakan mobil. Satu anak dijemput satu mobil, ya bagaimana Jalan Bimo Kurdo tidak macet?! Belum lagi jumlah siswa SD tersebut cukup banyak. Â
SD Muhammadiyah Sapen termasuk sekolah yang menjadi pilihan kalangan elit Jogja. Namun, sekolah itu tidak memiliki lahan parkir yang cukup luas untuk menampung mobil-mobil yang menunggu siswa pulang. Belum lagi, kondisi jalan Sapen yang tidak terlalu lebar. Kemacetan pun tidak terhindarkan. Apalagi, di jalan sesempit itu berlaku dua arah jalur. Kalau ada mobil dari dua arah berlawanan bertemu, salah satunya harus mengalah. Beberapa kali yang terjadi, pengemudi mobil tidak mau mengalah hingga timbulah kemacetan yang parah.
Belum ada solusi mengurai kemacetan Jalan Bimo KurdoÂ
Saya sering heran. Bagaimana bisa kemacetan yang terjadi hampir setiap hari itu dinormalisasi? Saya menyayangkan pihak sekolah yang seolah tidak mencari solusi atas kemacetan yang timbul. Padahal jelas-jelas antar jemput murid lah penyebab kemacetan dari ujung Jalan Bimo Kurdo hingga area depan SD Muhammadiyah Sapen. Sekolah seharusnya lebih peka karena pengendara lain merasa terganggu.Â
Kalau boleh usul, pihak sekolah sebagai pemegang otoritas perlu segera mencari solusi atas kemacetan yang terjadi. Entah aturan terkait kendaraan jemputan siswa, pengupayaan penyediaan lahan parkir, menyediakan bus sekolah, maupun solusi lain. Intinya, kemacetan yang ada bisa terurai. Kan ya eman-eman, nama SD Muhammadiyah Sapen sebagai sekolah favorit tercoreng hanya karena menjadi biang kerok kemacetan di Jalan Bimo Kurdo Jogja setiap harinya.
Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA SD Muhammadiyah Sapen: Culture Shock Pertama yang Bakal Dihadapi Maba UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.