Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Lebih Enak Mengkritik Jakarta ketimbang Jogja yang Baperan dan Mudah Tersinggung karena Cinta Buta

Ahmad Arief Widodo oleh Ahmad Arief Widodo
6 Juni 2024
A A
Jakarta, Daerah yang Paling Enak Dikritik ketimbang Jogja (Unsplash)

Jakarta, Daerah yang Paling Enak Dikritik ketimbang Jogja (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika melihat kekurangan Jogja, kamu sebaiknya diam saja. Kalau nekat blak-blakan menyampaikan kekurangan apalagi berani mengkritik melalui tulisan, siap-siap saja dengan konsekuensinya. Pasti akan diserang habis-habisan oleh netizen dan pecinta daerah itu di kolom komentar tulisannya.

Ini bukan opini atau perasaan saya saja. Banyak tulisan di Mojok yang mengkritik Jogja kerap mengalami hal-hal semacam itu. Tulisan saya yang mengkritik Jogja juga pernah ramai diserbu.

Sebenarnya, fenomena seperti itu bukan hanya berlaku untuk Jogja saja. Beberapa tulisan di Terminal Mojok yang mengkritik sebuah daerah kerap nggak diterima dengan baik oleh warganya. Walaupun intensitas serangannya lebih sadis ketika mengkritik Jogja ya.

Menurut saya, hanya ada satu daerah yang enak dikritik. Daerah tersebut adalah Jakarta. Bukan tanpa alasan, ada beberapa faktor yang membuat Jakarta enak dikritik sebagai berikut:

Jakarta tidak dikultuskan

Jakarta berbeda dengan daerah-daerah lain. Jakarta tidak pernah dikultuskan, misalnya kayak Jogja atau Bandung.

Apa saja yang sudah dikultuskan, ketika kita mau mengkritisinya, pasti ada saja yang tersinggung. Meski yang dikritisi sesuai dengan realita.

Kita ambil contohnya Jogja. Ketika merebak isu klitih, apa komentar orang yang dimabuk romantisasi? katanya itu kenakalan remaja sepele yang dibesar-besarkan saja. Kala membaca opini tersebut, saya hanya bisa ngelus dada.

Nggak kagetan sama sikap kritis

Orang Jakarta itu selalu kritis dengan berbagai fasilitas publik di daerahnya. Seolah-olah mereka tak pernah puas dengan hasil karya pemerintah. Tapi, bagi saya, itu suatu kebiasaan yang bagus.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Kebiasaan mengkritisi daerah sendiri membuat orang Jakarta nggak kagetan ketika daerahnya dikritisi orang lain. Beda dengan orang daerah lain yang nggak biasa tempatnya dikritisi. Bukannya bersyukur daerahnya dikritisi, malah menyerang orang yang kritis.

Bahkan, lebih gilanya lagi sampai nanya KTP mana kalau mengkritik Jogja. Emang buat mengkritisi sebuah daerah mesti jadi warga sana? Kalian juga sering kritis dengan higienitas makanan India walaupun nggak pernah ke sana.

Lagian kalau kritisnya sesuai realita, kenapa harus denial ya? Toh, dengan makin banyaknya pihak yang bersuara dan kritis, pemerintah bakal lebih mendengar. Membuat pemerintahnya nggak hanya berpangku tangan.

Mengamini segala kekurangan daerahnya dibanding Jogja

Jakarta itu macet gila dan luar biasa panas. Sudah begitu, penuh dengan polusi. Setidaknya itu berbagai kekurangan yang kerap dikeluhkan juga oleh orang yang berkunjung ke sana.

Waktu orang Jakarta mendengar berbagai kekurangan daerahnya yang dilontarkan oleh pihak lain, mereka mengamininya. Karena mereka nggak cinta buta. Hanya melihat keunggulan daerahnya, tanpa melihat kekurangannya.

Nggak mudah tersinggung

Orang Indonesia umumnya dikenal suka basa-basi. Jarang banget yang to the point. Kalau mau menyampaikan maksudnya, harus muter-muter tujuh keliling dulu. Supaya nggak ada yang tersinggung satu sama lain.

Tapi, menurut saya, orang Jakarta beda. Mereka nggak suka basa-basi. Kalau ngomong juga to the point. Nggak perlu muter-muter untuk tau maksud sebenarnya.

Habit seperti itu menurut saya bagus. Membuat kepribadian orang Jakarta nggak mudah tersinggung. Sehingga kalau ada yang mengkritisi, mereka nggak bakal tersinggung. Lantaran mereka tahu, yang dikritisi bukan pribadinya. Melainkan daerah tempat tinggalnya.

Andai saja semua masyarakat Indonesia kayak orang Jakarta, pasti kasus ketersinggungan nggak bakal tinggi. Masa hanya karena mengkritisi suatu wilayah kayak Jogja, langsung diancam dan dibully. Gimana daerahnya bisa disebut aman, nyaman dan istimewa?

Penulis: Ahmad Arief Widodo

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Pandangan Saya Terhadap Jogja Berubah Setelah Merantau, Ternyata Kota Ini Nggak Istimewa Amat

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Juni 2024 oleh

Tags: JakartaJogjajogja istimewakemacetan jakartaklitihklitih Jogjaktp jogja
Ahmad Arief Widodo

Ahmad Arief Widodo

Stand like a hero and die bravely.

ArtikelTerkait

3 Manfaat Papan Reklame di Jogja Selain sebagai Media Promosi

3 Manfaat Papan Reklame di Jogja Selain sebagai Media Promosi

30 Agustus 2022
Hidup di Bogor Itu Nggak Seindah yang Ada di Bayanganmu, Udah Panas, Macet, Chaos! jakarta

Bogor, Kota yang Nanggung karena Sulit Dijangkau Transportasi Umum, Harus Mampir Jakarta Dulu!

16 November 2025
Semarang Nggak Cocok Jadi Tempat Pensiun, Kota Ini Semakin Sibuk dan Sesak Menyerupai Jakarta Mojok.co

Semarang Nggak Cocok Jadi Tempat Pensiun, Kota Ini Semakin Sibuk dan Sesak Menyerupai Jakarta

13 Februari 2024
Tinggal di Bangunjiwo Bantul Nggak Seburuk Itu, Ini 4 Alasan Bangunjiwo Justru Menjadi Desa Ternyaman di Jogja

Tinggal di Bangunjiwo Bantul Nggak Seburuk Itu, Ini 4 Alasan Bangunjiwo Justru Menjadi Desa Ternyaman di Jogja

18 April 2025
Saya Justru Menyesal Tidak Jadi Kuliah di Jogja pariwisata jogja caleg jogja

Surat Terbuka untuk Caleg Jogja: Berani Nggak Bahas Isu UMR, Pertanahan, dan Sampah?

29 Juli 2023
Jalan Amarta Ranjau Darat Seturan Musuh para Ojol di Jogja

Jalan Amarta, Ranjau Darat Seturan Musuh para Ojol di Jogja

13 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.