Jadi Mahasiswa Unissula kayaknya Berat Banget, Kena Banjir, Macet, Banyak Truk Besar, Ngeri!

Jadi Mahasiswa Unissula Kayaknya Berat Banget, Kena Banjir, Macet, Banyak Truk Besar, Ngeri!

Jadi Mahasiswa Unissula Kayaknya Berat Banget, Kena Banjir, Macet, Banyak Truk Besar, Ngeri! (Pixabay.com)

Sebagai orang yang pernah kuliah di Semarang, saya suka main ke berbagai kampus besar di Semarang. Contohnya seperti UNDIP dan UNNES. Sambil mengamati beragam fasilitas kampus lain, saya membayangkan betapa enaknya menjadi mahasiswa di sana. Namun, ada satu kampus besar di Semarang yang saya membayangkan bukan hanya sisi enaknya saja, melainkan sisi nggak enaknya. Nama kampusnya adalah Universitas Islam Sultan Agung, atau biasa disingkat Unissula. Salah satu kampus Islam terbesar di kota lumpia.

Setelah beberapa kali ke Unissula dan mendapatkan cerita dari mahasiswa dan lulusan sana, saya dapat membayangkan betapa beratnya kuliah di sana. Bukan, bukan berat perihal akademik dan fasilitas kampus. Kalau perihal akademik dan fasilitas, kampus tersebut salah satu yang terbaik di Semarang. Berbagai hal inilah yang membuat kuliah di Unissula menjadi berat.

Unissula kerap kena getah banjir Semarang

Banjir dan Semarang memang begitu lekat. Baik banjir karena rob, air hujan, serta kiriman. Dan salah satu kampus yang terkena imbas banjir di Semarang adalah Unissula. Jalan di sekitar kampus tersebut kerap tergenang air. Bahkan airnya pernah sampai masuk ke lokasi kampus, hingga mengganggu kegiatan di kampus.

Hebatnya kampus ini tak tinggal diam. Pihak kampus sering membantu menyelesaikan masalah banjir di sekitar daerahnya, dengan cara mengerahkan pompa diesel untuk menyedot air banjir. Tak jarang juga kampus ini membahas permasalahan banjir ini di forum-forum ilmiah.

Unissula kerap macet!

Bisa dibilang Unissula ini salah satu kampus yang lokasinya paling strategis di Semarang. Di dekat area kampus terdapat sejumlah tempat-tempat penting, seperti  rumah sakit, terminal dan kawasan industri.

Gara-gara dekat dengan aneka tempat penting, di jalanan sekitar kampus tak jarang terjadi kemacetan. Besar harapan saya pemerintah yang bertugas dapat mengurai masalah macet di sekitar kampus. Supaya civitas akademik di sana dapat hadir dalam proses belajar dan mengajar dengan tepat waktu.

Asap kendaraan bermotor

Tingginya arus lalu lintas di jalanan sekitar Unissula membuat polusi tak terelakkan. Sekali pun Semarang adalah salah satu kota yang sukses dengan BRT, tak membuat jumlah kendaraan bermotor langsung menurun drastis. Berdasarkan data BPS, di Kota Semarang setidaknya ada 1,6 juta kendaraan bermotor.

Sebenarnya kampus sendiri telah mengurangi efek dari asap kendaraan di kampus. Mereka melakukan penghijauan di dalam area kampus. Memang kampus ini adalah salah satu perguruan tinggi yang mengusung konsep kampus hijau. Dapat dilihat ketika kita masuk ke sana, ada beberapa area kampus yang rimbun dengan pohon.

Debu jalanan

Asap kendaraan bukan satu-satunya masalah bagi kampus yang letaknya di pinggir jalan utama. Masalah lainnya adalah debu jalanan. Masalah ini pula yang kadang terjadi di jalan dekat Unissula.

Tentu itu bukan ranah kampus untuk menyelesaikan masalahnya. Seharusnya pemerintah setempat bisa berperan aktif menuntaskan masalah tersebut. Supaya jalanan sekitar kampus dapat terlihat cantik dan menarik di mata orang yang kerap melintasinya.

Banyak tronton di daerah Unissula

Lantaran dekat kawasan industri, kerap kali ada tronton yang lalu lalang di jalan depan kampus Unissula. Buat mahasiswa, mungkin hal ini bukan menjadi masalah. Akan tetapi, buat mahasiswi mungkin ini bisa jadi masalah. Apalagi yang baru belajar naik motor atau mobil.

Umumnya orang yang baru belajar naik kendaraan mesti kagok melihat kendaraan yang lebih besar. Misal orang yang belajar naik motor bakal kagok ketika ketemu mobil di jalan. Terlebih ini tronton yang ukurannya jauh lebih besar ketimbang mobil.

Mestinya pihak pemerintah mengatur kapan waktu tronton dapat melintasi jalan tersebut. Misalnya tronton hanya bisa lewat di malam hari saja. Agar mencegah hal-hal yang tak diinginkan.

Kerap melihat kecelakaan

Terus terang saya ini nggak seperti masyarakat Indonesia pada umumnya, uang kalau ada kecelakaan di jalan malah sibuk mengerubungi untuk nontonin. Saya cenderung menghindari untuk nontonin kecelakaan. Sebab saya nggak sanggup ngelihat darah.

Makanya saya nggak bisa membayangkan beratnya jadi mahasiswa Unissula, yang kerap kali melihat kecelakaan di sekitar area luar kampusnya. Saya cukup maklum di sana banyak terjadi kecelakaan. Pasalnya lalu lintas di jalanan dekat kampus mereka sangat padat.

Begitu sekiranya beratnya menjadi mahasiswa Unissula. Kalian kira beratnya karena perkuliahan dsb? Duh, kalau karena mata kuliah mah, semua kampus juga begitu kalik.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Makelar Kos UNNES, Hama yang Harus Segera Dimusnahkan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version