Isuzu Panther bukan sekadar mobil keluarga biasa. Sebab, bagi banyak orang di Indonesia ia punya reputasi sebagai mobil diesel yang awet, irit, dan disegani. Pun, julukan “raja diesel” bukan muncul begitu saja. Itu hasil kombinasi mesin yang tahan banting, torsi besar pada putaran rendah, struktur bodi yang sederhana tapi kuat, serta ketersediaan suku cadang yang melimpah. Ketika orang butuh mobil untuk dipakai harian, muat banyak penumpang atau barang, dan tidak mau repot perawatan rumit, Panther sering jadi pilihan logis.
Di era mobil modern dengan banyak fitur elektronik, Panther yang terbilang motuba tetap diminati karena menawarkan biaya operasional rendah, mesin diesel yang mudah diperbaiki tukang bengkel di mana-mana, dan sasis yang membuatnya cocok dipakai di jalan tidak rata atau untuk muatan berat. Karena itulah model Panther dari generasi lama sampai versi akhir masih dicari di pasar bekas.
Jantung pacu & performa: spesifikasi mesin inti
Isuzu Panther identik dengan mesin diesel 2.5 liter keluarga 4JA1. Tipe mesin 4JA1 / 4JA1L (diesel direct injection; beberapa versi mendapat turbo pada facelift tertentu) memiliki kapasitas 2.499 cc (2.5 L).
Tenaga maksimalnya berkisar 74–110 PS tergantung tahun dan versi (varian standar lawas di angka 80 PS adalah umum). Serta torsi maksimal umumnya di kisaran ~170–192 Nm pada putaran rendah (sekitar 1.800–2.300 rpm), yang membuatnya kuat di tanjakan dan saat membawa beban.
Mesin ini dirancang untuk torsi, bukan kecepatan puncak sehingga seperti yang saya tulis tadi, cocok untuk penggunaan komersial, keluarga di rute panjang, dan medan yang menuntut tarikan kuat pada rpm rendah.
Sasis & rangka yang kokoh
Salah satu alasan Panther dianggap tahan pakai adalah sasis model tangga (ladder frame/body-on-frame). Konsep sasis ini memisahkan rangka dari bodi sehingga struktur utama menanggung beban dan guncangan, praktis untuk dipakai mengangkut beban atau dipakai di jalan kondisi buruk. Karena sasisnya kuat dan sederhana, perbaikan struktural pun lebih mudah dibandingkan unibody modern.
Isuzu Panther bisa dibilang memiliki rangka dan suspensi relatif konvensional. Suspensi depannya mengadopsi sistem independent dengan torsion bar (pegas batang torsi) ditunjang arm/lower control arm dan peredam kejut. Rancangan ini memberi kestabilan dan ground clearance yang memadai.
Sementara suspensi belakang, umumnya leaf spring (per daun) pada axle rigid, konfigurasi yang umum untuk MPV/Light truck yang perlu daya angkut.
Kombinasi ini membuat Panther terasa “kokoh” dan mampu menahan beban, meski kenyamanan bisa terasa agak kaku saat kosong penumpang atau barang bawaan karena per daun pada bagian belakang.
Isuzu Panther tetap punya kelemahan
Masalah fitur memang tergantung varian dan tahun produksi, fitur Isuzu Panther cenderung biasa saja. AC besar, interior lapang untuk 7–9 penumpang (varian lawas), transmisi manual 5-speed, steering dengan hydraulic assist, rem depan cakram dan belakang tromol, serta kapasitas tangki bahan bakar besar (55 L). Varian facelift/akhir menambahkan beberapa peningkatan kenyamanan dan kosmetik, tapi filosofinya tetap sama: tahan lama dan mudah dirawat.
Meski terkenal kuat, Panther punya beberapa kelemahan bawaan yang sering dikeluhkan pemilik dan mekanik, terutama di bagian kaki-kaki.
Entah kenapa sering aus pada komponen steering dan suspensi, seperti steering box, ball joint, bushing, dan anting/shackle per daun. Jika komponen ini aus, kemudi terasa tidak anteng atau muncul suara/gesekan. Alhasil, sering dibutuhkan perawatan rutin dan penggantian komponen aus menjadi amat penting.
Pun, per daun (leaf spring) dan shackle juga rada aleman, karena desainnya sederhana dan sering bekerja keras membawa beban, per daun bisa cepat kendor atau patah jika sering kelebihan muatan atau melewati jalan sangat buruk tanpa perawatan. Banyak bengkel dan owner melakukan modifikasi (penambahan lembar per, penggantian bushing, atau pemasangan stabilizer) untuk mengatasi kondisi ini.
Kelemahan berikutnya yang cukup mengganggu membawa muatan penuh. Sebab, selain terasa keras, suspensi bisa ambles jika per daun sudah lelah. Ini bukan cacat fatal, tapi karakter desain yang mesti dimaklumi dan di-manage.
Tips singkat buat yang mau beli Isuzu Panther bekas
Nah, berikut sedikit saran jika minat meminang si Panther tua. Pertama kudu periksa kondisi per daun, shackle, dan bushing. Cari ada tanda per patah, suara berdecit, atau mobil miring sebelah atau nggak.
Terus cek steering box dan tie rod, sebab jika ada kelonggaran berlebih biaya gantinya agak lumayan.
Dan jangan lupa pastikan nggak ada korslet/keropos parah pada sasis. Sasis ladder Isuzu Panther memang kuat, tapi korosi ekstrem akan mahal perbaikannya. Oh iya, periksa juga riwayat servis engine (head gasket, injektor, turbo bila ada) agar ending-nya tak ketemu masalah besar.
Ya begitulah Isuzu Panther Tua. Jadi gimana? Minat sama mobil tua satu ini?
Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Isuzu Panther: Mobil Andalan Keluarga yang Kuat dan Tahan Lama
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

















