10 Istilah Makan dalam Bahasa Sunda, Mulai dari yang Paling Halus sampai yang Biasa Digunakan untuk Binatang. Jangan Salah Pakai!

10 Istilah Makan dalam Bahasa Sunda, Mulai dari yang Paling Halus sampai yang Biasa Digunakan untuk Binatang. Jangan Salah Pakai!

10 Istilah Makan dalam Bahasa Sunda, Mulai dari yang Paling Halus sampai yang Biasa Digunakan untuk Binatang. Jangan Salah Pakai! (unsplash.com)

Setiap daerah mempunyai istilah masing-masing dalam mengatakan sesuatu. Tak terkecuali dengan bahasa Sunda, bahasa daerah yang sering dipakai oleh masyarakat Indonesia setelah bahasa Jawa. Ada banyak istilah dalam bahasa Sunda, terutama untuk mengatakan “makan”.

Sama seperti di daerah lainnya, bahasa Sunda juga mempunyai tingkatan bahasa mulai dari yang halus hingga kasar. Kata makan juga memiliki banyak istilah dalam bahasa Sunda. Ada tingkatannya dan berbeda pula penempatannya tergantung lawan bicara kita.

Bagi kalian yang ingin atau sedang belajar bahasa Sunda, simak beberapa istilah makan berikut ini agar tidak salah pakai dalam percakapan sehari-hari.

#1 Tuang

Tuang berarti makan dalam bahasa Sunda yang lemas atau halus untuk orang lain. Istilah tuang ini dapat digunakan kepada lawan bicara yang lebih tua atau yang belum kita kenal.

#2 Emam

Kata emam juga merupakan ucapan yang halus, namun sering digunakan jika lawan bicaranya adalah anak-anak atau yang lebih muda dari kita. Contoh kalimatnya: Dédé badé emam? (Adek mau makan?).

#3 Neda

Istilah makan selanjutnya dalam bahasa Sunda adalah neda. Istilah ini digunakan untuk diri sendiri dan memiliki tingkatan halus. Biasanya neda digunakan untuk memberikan informasi kepada orang lain. Contoh: Abdi badè neda heula sateuacan sakola (Saya mau makan dulu sebelum sekolah).

#4 Dahar

Dahar juga digunakan untuk diri sendiri namun masuk ke dalam bahasa Sunda loma atau yang umum dipakai. Dalam bahasa Indonesia, loma berarti akrab. Istilah dahar bisa kita gunakan di tongkrongan. Contohnya: Hayu urang dahar heula, indung urang geus masak loba (Ayo kita makan dulu, ibu saya sudah masak banyak).

#5 Barang hakan

Selanjutnya ada istilah makan dalam bahasa Sunda yang biasanya digunakan untuk mengekspresikan kekesalan kepada lawan bicara. Barang hakan mempunyai arti makan yang terlampau banyak dan cenderung rakus. Contoh kalimatnya: Ari manèh barang hakan waé! (Kamu itu, ya, kerjaannya makan mulu).

#6 Daang

Daang merupakan istilah makan dalam bahasa Sunda yang tergolong bahasa loma untuk yang seumuran. Hindari menyebut kata ini kepada yang lebih tua atau tidak terlalu dikenal. Istilah ini dapat digunakan ketika bertanya kepada teman, seperti, “Daang jeung naon, euy, manèh?” (Makan sama apa, nih, kamu?).

#7 Lelebok/lebok

Selanjutnya ada lelebok yang termasuk ke dalam istilah Sunda yang kasar. Istilah makan yang kasar ini biasanya digunakan pada teman tongkrongan sekaligus dalam keadaan marah. Lelebok dapat kita pakai saat kesal kepada teman. Contoh kalimatnya: Lebok, tah, ku sia! (Makan, tuh, sama kamu!).

#8 Jajablog

Jajablog menjadi istilah makan dalam bahasa Sunda yang juga termasuk kasar. Kata ini bisa dipakai saat sedang melakukan aktivitas makan-makan bersama teman atau saudara di suatu tempat. Jajablog mempunyai arti mengunyah.

#9 Lolodok

Lolodok masuk ke dalam bahasa kasar. Istilah makan dalam bahasa Sunda ini digunakan untuk hewan terutama unggas seperti angsa, bebek, sampai éntog. Ingat, jangan gunakan istilah ini kepada manusia, ya.

#10 Nyatu

Hampir sama seperti lolodok, istilah nyatu juga digunakan kepada hewan namun dalam artian yang lebih luas. Biasanya nyatu digunakan untuk ayam. Jangan sekali-kali pakai istilah nyatu kepada orang lain karena kamu akan dianggap tidak sopan.

Itulah beberapa istilah makan yang ada di dalam bahasa Sunda. Pastikan kamu tahu cara menempatkan istilah-istilah tersebut saat berkomunikasi dengan orang lain. Jangan sampai salah menempatkan istilah jika tidak mau malu sendiri.

Penulis: Erfransdo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 15 Istilah Bahasa Sunda yang Sering Digunakan Sehari-hari.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version