Serial anak-anak asal Malaysia, Upin dan Ipin, merupakan salah satu tontonan yang populer di Indonesia. Jadwal tayang duo kembar botak ini memang cukup sering di salah satu stasiun televisi. Tidak heran kalau serial ini kerap dijadikan alternatif oleh mereka yang tidak punya tontonan menarik di siang hari. Itu mengapa penggemar Upin Ipin tidak hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa.
Saya adalah salah satu orang dewasa yang senang menonton Upin Ipin. Itu mengapa saya jadi terbiasa mendengar percakapan dalam bahasa Melayu. Iya, walau tayang di televisi Indonesia, serial Upin dan Ipin tidak melakukan penyulihan suara alias dubbing.
Bahasa Melayu yang digunakan Upin Ipin memang tidak jauh berbeda dengan bahasa Indonesia. Sepanjang menonton saya tidak kesulitan memahami konteks percakapan para tokohnya. Namun, tetap saja ada beberapa istilah yang sulit saya pahami, mungkin penonton Indonesia lainnya juga merasakan hal yang sama.
Biasanya istilah ini terdiri atas kata-kata yang jarang digunakan dalam bahasa Indonesia. Bisa juga istilah terdiri dari kata-kata yang punya arti berbeda dalam bahasa Indonesia dan bahasa Melayu. Misalnya, kereta dalam bahasa Indonesia adalah kereta api, sementara dalam bahasa Melayu berarti mobil.
Nah, di bawah ini saya akan membahas beberapa istilah dalam serial Upin Ipin yang sulit dipahami. Semoga, daftar ini membantu penggemar Upin Ipin sekalian ketika menonton duo kembar itu ya.
Daftar Isi
- #1 Istilah “bertuah punya budak” yang kerap dipakai Kak Ros ke Upin Ipin
- #2 “Tau tak pe” untuk mempertegas jawaban
- #3 “Sibuk je” untuk mengingatkan Upin Ipin supaya tidak mengganggu
- #4 “Pandai lah kau” terdengar positif, tapi sebenarnya untuk menunjukkan kekesalan
- #5 “Tak kesah” untuk mengungkapkan penolakan
- #6 “Senang je” yang punya dua makna di serial Upin dan Ipin
- #7 “Ape die” istilah yang jarang dipakai anak-anak Tadika Mesra
#1 Istilah “bertuah punya budak” yang kerap dipakai Kak Ros ke Upin Ipin
“Bertuah punya budak” sering banget diucapkan oleh Kak Ros ketika kesal dengan kedua adiknya. Contohnya, ketika Upin dan Ipin pulang main dengan badan dan pakaian sangat kotor. Kak Ros dengan kesal biasanya akan berteriak, “bertuah punya budak!” dan menyuruh kedua adiknya segera mandi.
Secara harfiah “bertuah punya budak” berarti “anak yang beruntung”. Sekilas terdengar positif ya, tapi kalau melihat konteksnya istilah itu berarti “astaga!” atau “ya ampun!” Ekspresi kaget melihat anak kecil telah berbuat kesalahan. Ekspresi ini mungkin dipilih Kak Ros karena kurang etis kalau menegur dengan “nakal ya kamu!”
#2 “Tau tak pe” untuk mempertegas jawaban
Kak Ros seringkali mengucapkan ini ketika berbicara dengan Upin dan Ipin. Artinya kurang lebih seperti “tuh kamu tahu”. Saya beri sedikit contohnya ya, misal dalam sebuah percakapan Kak Ros marah-marah sebab Upin dan Ipin nggak cuci tangan sebelum makan. Di tengah amarah itu, Kak Ros coba menanyakan apa akibat dari nggak cuci tangan sebelum makan. Ternyata Upin dan Ipin dapat menjawabnya dengan tepat, lantas Kak Ros menjawab “tau tak pe” dan menyuruh mereka segera cuci tangan. Paham kan?
Baca halaman selanjutnya: “Sibuk je” untuk mengingatkan…
#3 “Sibuk je” untuk mengingatkan Upin Ipin supaya tidak mengganggu
“Sibuk je” kurang lebih berarti “ganggu deh” atau “mau tau aja”. Ini digunakan ketika seseorang merasa terganggu atas kehadiran atau pertanyaan orang lain. Misal nih, Kak Ros lagi sibuk mengerjakan tugasnya yang banyak dan susah, tiba-tiba Upin dan Ipin iseng bertanya kepada kakaknya lagi apa. Nah, karena Kak Ros sedang ingin fokus dan nggak pengen diganggu, ia mengusir kedua adiknya dengan bilang “sibuk je.” Dengan begitu, dia nggak akan diganggu sama adik-adiknya.
“Pandai lah kau” memiliki arti kurang lebih seperti “pinter ya”. Istilah ini sekilas terdengar positif, tapi sebetulnya bermakna negatif karena sering digunakan untuk memarahi atau mengekspresikan kekesalan terhadap orang lain. Biar jelas saya coba kasih contohnya di bawah.
Upin dan Ipin sedang bermain dengan kain perca di rumah Abang Saleh. Lalu, Abang Saleh melihat ulah kedua bocah tersebut dan marah-marah sebab kain itu masih bisa dipakai. Duo kembar itu membela diri dengan mengatakan kalau mereka cuma main sedikit saja. Namun, pengusaha muda itu tau mereka hanya cari-cari alasan dan akhirnya menjawab “pandai lah kau.” Maksudnya, pandai banget dua anak itu cari-cari alasan untuk membela diri.
#5 “Tak kesah” untuk mengungkapkan penolakan
“Tak kesah” bisa berarti “nggak usah” atau “nggak perlu.” Istilah ini mirip-mirip dengan “tak payah” dan “tak pe”. Biasanya, ini digunakan untuk menolak tawaran dari orang lain. Contoh, Upin kasihan melihat Mail membawa barang berat sendirian dan ia berniat untuk menolongnya. Tapi, Mail menolak karena ia masih kuat dan lagipula sebentar lagi dia sampai. Nah, Mail menolak tawaran Upin ini dengan mengatakan “tak kesah.”
#6 “Senang je” yang punya dua makna di serial Upin dan Ipin
Kalau saya perhatikan, istilah ini sering muncul dalam takarir serial Upin dan Ipin. “Senang je” dapat memiliki 2 makna, yaitu “mudah sih ini” dan bisa juga “tenang saja.” Pokoknya tergantung konteks. Tapi, seringnya sih frasa ini diartikan sebagai makna yang pertama.
Contoh penggunaannya, misal Ehsan minta dibuatkan mainan pesawat kertas oleh Mail. Karena bikinnya sangat mudah, maka Mail meresponnya dengan mengatakan “senang je.” Tapi, respon Mail di saat yang sama juga mengindikasikan supaya Ehsan nggak usah khawatir karena bikin pesawat kertas itu gampang.
#7 “Ape die” istilah yang jarang dipakai anak-anak Tadika Mesra
Istilah terakhir ada “ape die” yang berarti “ada apa” dalam Bahasa Indonesia. Istilah ini memang agak jarang terdengar di kalangan anak-anak Tadika Mesra. Kalaupun ada, seingat saya yang pernah menggunakannya hanya Fizi. Kak Ros lah yang pernah beberapa kali mengucapkan ini. Salah satu contohnya pada episode tentang merawat tanaman. Tepatnya ketika Kak Ros dipanggil dan menjawab “ape die”.
Di atas 7 istilah dalam serial Upin dan Ipin yang sering bikin bingung penonton Indonesia. Itu saya kumpulkan berdasarkan pengamatan ketika menonton beberapa episode Upin dan Ipin selama beberapa minggu. Saya berharap artikel ini bisa menghibur sekaligus membantu para penonton kartun negeri jiran ini.
Penulis: Bella Yuninda Putri
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.