Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Ironi Tari Mung Dhe, Kesenian Nganjuk yang Sayangnya Nggak Dikenal Masyarakat Nganjuk

Desy Fitriana oleh Desy Fitriana
18 September 2024
A A
Ironi Tari Mung Dhe, Kesenian Nganjuk yang Sayangnya Nggak Dikenal Masyarakat Nganjuk

Ironi Tari Mung Dhe, Kesenian Nganjuk yang Sayangnya Nggak Dikenal Masyarakat Nganjuk (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Tari mung dhe sebagai tarian tradisional justru dilupakan oleh warga Nganjuk sendiri.

Sebagai anak rantau, saya sering kicep saat ditanya mengenai kesenian daerah saya, Kabupaten Nganjuk. Sebab, pengetahuan saya soal kesenian daerah memang sangat minim. Tiap kali ditanya soal hal tersebut, pasti saya menjawab tari tayub dan jaranan. Jawaban itu menjadi andalan saya dari dulu karena keduanya menjadi kesenian yang terbilang populer di Nganjuk. Kepopuleran tari tayub dan jaranan diperlihatkan melalui berbagai acara di Nganjuk seperti bersih desa (nyadranan), sunatan, perkawinan, ulang tahun, dll.

Akan tetapi akhir pekan ini saya baru tahu bahwa di Nganjuk juga ada satu tari tradisional yang sayangnya kurang populer, yakni tari mung dhe. Bahkan saya mengetahuinya setelah melihat para selebtok mengenakan pakaian adat dan memperagakan tarian tersebut.

Nama tarian mung dhe memang sangat asing di telinga para Gen Z Nganjuk, tak terkecuali saya. Saya berani menulis demikian karena selama sekolah, saya nggak pernah mendapatkan pengetahuan soal tarian ini. Selain itu, waktu SD, saya yang mengikuti ekstra tari pun nggak pernah diajari tarian tersebut. Yang paling sering diajarkan adalah tari jaranan, tari merak, dan tari gamyong. Malah teman saya mengaku bahwa tari mung dhe juga baru dia ketahui saat dia belajar sejarah di bangku kuliah.

Kisah dan makna di balik tari mung dhe Nganjuk

Tari mung dhe sebagai kesenian khas Nganjuk ini berasal dari Desa Garu, Kecamatan Baron. Kesenian ini diciptakan oleh prajurit Diponegoro yang berkisah tentang kepahlawanan di masa penjajahan. Saat itu tarian ini diciptakan sebagai upaya penyamaran untuk mengamati Sekutu di wilayah Nganjuk. Sehingga gerakan yang diciptakan seperti memperagakan latihan perang.

Sebenarnya melalui tarian ini banyak nilai yang bisa dipetik. Misalnya, cinta tanah air, kegigihan, pantang menyerah, dll. Selain itu, poin penting dalam tarian ini, yakni keindahan dalam gerakan, turut diperlihatkan. Berdasarkan jurnal yang saya baca, eksistensi tarian ini tidak stabil dan hampir menjadi sekadar cerita. Jadi wajar jika tarian ini meredup dan nggak dikenal orang Nganjuk sendiri.

Tarian daerah Nganjuk luput dari acara karnaval kemerdekaan

Tari mung dhe yang kurang familier di telinga orang Nganjuk ini pun luput dalam acara karnaval kemerdekaan seperti kemarin. Dalam hal ini saya turut merasa kecewa pada Pemkab Nganjuk. Sebab, sebagai penyelenggara acara tahunan karnaval, selalu nggak ada pengenalan budaya lokal. Dalam hal ini yang saya maksud adalah budaya khas Nganjuk. Padahal acara semacam ini sering kali menarik banyak atensi dari masyarakat.

Selain itu, acara karnaval di Nganjuk menyebalkan karena ikut tren sound horeg. Mungkin hiburan ini diadakan dengan tujuan agar yang mendengar ikut bersemangat. Namun kenyataannya, sound horeg ini malah menjadi sumber polusi suara dan mengganggu warga. Sudah gitu musik yang keras ini turut diputar untuk mengiringi beberapa orang yang menari di belakangnya.

Baca Juga:

Alasan Nganjuk dan Blitar Akan Selalu Ada di Bawah Kediri dan Malang padahal Potensial

Culture Shock Arek Malang Saat Menikah dengan Orang Kertosono Nganjuk

Aduh, bagian ini paling nggak masuk akal bagi saya. Sebab, tarian yang ditampilkan pun bukan tarian tradisional yang melambangkan budaya Indonesia atau berkisah tentang perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan. Tarian yang ditampilkan adalah joget-joget nggak beraturan atau malah gerakan senam. Ya gimana warga Nganjuk bisa mengenal kebudayaannya sendiri kalau yang ditampilkan kayak gini. Mendingan yang ditampilkan tari mung dhe, tari tradisional Nganjuk saja.

Gen Z lebih tahu tarian kekinian ketimbang tarian daerah

Jika kita perhatikan media sosial saat ini, FYP orang menari memang banyak, terutama yang memperlihatkan tarian kekinian. Bahkan tarian kekinian sudah jadi konsumsi publik dana malah menimbulkan kontroversi. Seperti yang saya lihat beberapa hari lalu di beranda Instagram saya. Sempat ada video beberapa anak TK menari dengan gaya kekinian yang tak sesuai usia saat karnaval.

Jujur saja saya menyayangkan hal tersebut. Sebab, generasi bangsa yang digadang-gadang jadi generasi emas malah bertingkah demikian. Saya juga menyayangkan gerakan tari tersebut dilihat oleh banyak orang dewasa dan disambut gelak tawa. Seharusnya orang dewasa bisa menuntun generasi di bawahnya menjadi lebih baik, bukan malah sebaliknya. Minimal jika ada anak kecil yang menari demikian seharusnya dinasihati dan diajari untuk mengenal budaya Indonesia, atau budaya daerahnya sendiri.

Hal tersebut juga terjadi di Nganjuk. Banyak anak muda yang justru nggak familier dengan budaya daerahnya sendiri, salah satunya tari mung dhe Nganjuk ini. Dalam pengenalan budaya, semua masyarakat harus ikut berperan melestarikan budaya. Pemerintah juga harus lebih peka, misalnya menyisipkan pelajaran tari kesenian daerah di sekolah. Atau bisa juga pihak pemkab menampilkan tarian ini dalam berbagai acara yang dilaksanakan di Kabupaten Nganjuk. Harapannya tentu saja agar tari tradisional satu ini makin dikenal.

Saya tahu, eksistensi tari mung dhe Nganjuk mulai memudar. Tapi kita masih bisa menyelamatkannya. Agar generasi muda mendatang tahu bahwa Nganjuk punya tarian tradisional yang keren seperti tari mung dhe ini. Siapa tahu kelak tarian ini bisa menarik wisatawan untuk datang langsung dan menikmati wisata budaya Nganjuk.

Penulis: Desy Fitriana
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Hal-hal yang Lumrah di Nganjuk, tapi Sulit Ditemui di Jogja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 September 2024 oleh

Tags: Kabupaten Nganjuknganjuktari mung dhetari tradisional
Desy Fitriana

Desy Fitriana

Anak kos Ketintang

ArtikelTerkait

Jember Selatan seperti “Anak Tiri” Kabupaten Jember (Unsplash)

Penderitaan Orang Jember Selatan yang seperti Menjadi “Anak Tiri” Kabupaten Jember karena Perbedaan Bahasa dan Budaya

9 Februari 2024
Nasi Becek Nganjuk Overrated: Nggak Istimewa, Mirip Gulai Kambing dan Soto Daging

Nasi Becek Nganjuk Overrated: Nggak Istimewa, Mirip Gulai Kambing dan Soto Daging

8 Februari 2024
Jalan Raya Madiun-Nganjuk, Jalur Tercepat Menuju Magetan dari Mojokerto yang Penuh Bahaya

Jalan Raya Madiun-Nganjuk, Jalur Tercepat Menuju Magetan dari Mojokerto yang Penuh Bahaya

7 Maret 2024
Air Terjun Singokromo, Wisata Air Kebanggan Warga Nganjuk Selatan Mojok.co

Air Terjun Singokromo, Wisata Air Kebanggan Warga Nganjuk Selatan

26 Agustus 2024
Bendungan Semantok Nganjuk, Bendungan yang Mengangkat Derajat Warga Nganjuk Mojok.co kabupaten nganjuk, surabaya

Nganjuk di Mata Orang Surabaya: Warganya Begitu Ramah, tapi Kotanya Tak Bergairah

29 Februari 2024
Sudah Saatnya Mie Gacoan Buka di Nganjuk supaya Warganya Nggak Usah Jauh-jauh ke Kediri Mojok.co

Sudah Saatnya Mie Gacoan Buka di Nganjuk supaya Warganya Nggak Usah Jauh-jauh ke Kediri

23 Januari 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Drama Puskesmas yang Membuat Pasien Curiga dan Trauma (Unsplash)

Pengalaman Saya Melihat Langsung Pasien yang Malah Curiga dan Trauma ketika Berobat ke Puskesmas

14 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.