Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah ini menurut saya agak ironis. Kabupaten ini punya slogan Sukoharjo Makmur, tapi banyak warganya yang “kabur”. Alias, merantau keluar dari Sukoharjo, daerah yang memanggil dirinya sendiri “makmur”.
Seperti yang kita tahu bahwa sebagian besar penduduk asli Sukoharjo merantau di luar daerah, bahkan luar negeri. Terlebih untuk penduduk Nguter, yang memang terkenal sering merantau dari Nguter ke kota-kota besar.
Tentu ini menimbulkan pertanyaan. Apakah Sukoharjo kekurangan lapangan kerja, kesejahteraannya rendah, atau jangan-jangan tidak makmur sesuai klaimnya?
Pergi meninggalkan Kota Makmur
Sebagian besar penduduk desa ini memilih untuk merantau di Jakarta, Tasikmalaya, Kalimantan, Sulawesi, Surabaya, Bandung, Malang dan beberapa kota lain. Saya sendiri dan keluarga besar memilih untuk merantau di kota Purwokerto dan ada beberapa saudara yang merantau di Bogor, Bandung, Malang, Cirebon.
Tapi tak hanya penduduk Nguter yang merantau. Banyak juga penduduk daerah lain yang terkenal jadi perantau.
Faktor pendorong penduduk Sukoharjo Jawa Tengah merantau adalah (apalagi kalau bukan) keinginan untuk hidup lebih baik. Sukoharjo, bisa dibilang, agak sulit memberi hal itu semua. Sebab, Sukoharjo terkenal sebagai lumbung Jawa Tengah karena sawahnya yang begitu banyak. Otomatis, industri sulit berkembang di daerah tersebut. Wajar, tak mungkin mengorbankan sawah demi industri. Urusan pangan tak bisa sepele.
Memang, ada pabrik besar macam Sritex yang berdiri di Sukoharjo. Tapi selain itu, praktis tak ada pabrik besar lainnya. Lapangan kerja tak banyak, sedangkan jadi petani juga tak semua orang bisa, maka tak ada cara lain selain merantau.
Pun UMR Sukoharjo tak sebesar daerah yang dituju oleh perantau macam Tangerang, Bekasi, Karawang. Jadi ya, makin besar alasan penduduk Sukoharjo Jawa Tengah untuk merantau.
Sukoharjo Makmur itu Solo Baru doang, lainnya nggak
Sukoharjo Jawa Tengah memang dekat dengan Solo. Sebagai kota satelit, sebenarnya mudah saja agar tak merantau jauh. Masalahnya adalah, Solo sendiri juga tak begitu seksi untuk pekerja. Solo tak besar-besar amat, industri juga tak seseksi Jakarta dan kota satelitnya. Yang lebih lucu lagi, Solo justru kemewahannya disaingi Solo Baru, yang notabene masih masuk Sukoharjo.
Btw, kalau lihat Solo Baru, mungkin kita bisa lihat Sukoharjo Makmur itu nyata. Tapi kalau lihat daerah lain kayak Bulu, Nguter, ya jauh.
Sukoharjo Makmur, nyatanya, masih jauh dari kenyataan. Sukoharjo Jawa Tengah masih jauh dari slogan yang ia punya. Penduduknya pada kabur, mencari tanah yang lebih “subur”. Ironis, tanah gembur yang bikin padinya tersenyum, nyatanya tetap tak bisa menggulung wajah murung para penduduknya.
Penulis: Indraswari Pikatan
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Sukoharjo, Kabupaten Indah yang Terasa Nanggung