Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Inter: Harapan Gelar Eropa dan Lembaran Kalender Baru

Mochammad Ricky Novarismansyah oleh Mochammad Ricky Novarismansyah
18 Agustus 2020
A A
Inter Harapan Gelar Eropa dan Lembaran Kalender Baru MOJOK

Inter Harapan Gelar Eropa dan Lembaran Kalender Baru MOJOK

Share on FacebookShare on Twitter

Telah satu dekade berselang semenjak Inter memenangi gelaran Eropa. Skuat yang kala itu dilatih Jose Mourinho berhasil mengalahkan Bayern Munchen dengan skor 2-0 di laga final Liga Champions. Lewat kemenangan itu, Inter menahbiskan diri sebagai satu-satunya klub Italia yang mampu meraih treble winners (masih satu-satunya). Lalu, apa yang terjadi setelahnya?

Bisa dibilang Inter hancur-hancuran setelah masa jaya itu. Gelar yang dapat diraih selama periode satu dekade setelah treble hanya Coppa Italia dan Piala Dunia Antarklub. Di luar gelar tersebut, nihil selama kurang lebih sembilan tahun. Tim-tim rival macam AC Milan, Lazio, dan Napoli bahkan jauh lebih baik karena berhasil memenangi kompetisi lokal.

Jadi, wajar saja kalau Inter sering diejek sebagai tim kalender 2010. Bersama kapten yang dikenal sebagai pemain paling rapi, Javier Zanetti, di 2010 bahkan mampu menandingi Barcelona yang saat itu adalah juara bertahan dengan skuat emasnya. Sekarang, bahkan memilih klub ini di game macam PES atau FIFA saja banyak orang tak mau. Lalu, sebenarnya kesalahan apa yang mengakibatkan kehancuran Inter?

Salah satu penyebabnya adalah pergantian pelatih yang tidak tepat. Sehabis masa bakti the Special One, terhitung ada lima pelatih yang bahkan tidak melatih lebih dari tujuh bulan.

Selain itu, Inter gagal regenerasi pemain. Inter gagal mencari sosok pengganti Maicon, Zanetti, Dejan Stankovic, juga Ivan Cordoba.

Masalah pemain juga diperparah dengan transfer yang tidak berlangsung baik. Contoh paling jelas adalah melepas Philippe Coutinho hanya dengan mahar 13 juta euro ke Liverpool. Atau mendatangkan pemain-pemain tua macam Diego Forlan dan Nemanja Vidic yang justru lebih banyak berakhir di bangku cadangan. Bisa dikatakan bahwa pasar transfer Inter lebih banyak diisi kegagalan dibandingkan keberhasilan.

Dalam masa-masa penderitaan, hal-hal yang dapat dibanggakan Interisti hanya treble dan “bukan alumni Serie B”. Karena itu pula Interisti dikenal sebagai fans yang lebih banyak glorifikasi sejarah.

Titik baliknya setelah diambil alih Suning Group. Mengambil alih saham mayoritas dari Erick Thohir, Internazionale berhasil dibangun menjadi klub yang lebih bisa bersaing, setidaknya di 4 besar.

Baca Juga:

Manchester United dan Final Cap Taek: Sampai Kapan Terpuruk dan Menjadi Pecundang?

One Stop Football, Acara Sepak Bola di Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

Tepatnya musim 2018/2019, Inter kembali ke pentas Eropa. Sayangnya Inter tidak mampu lolos dari babak grup. Hal yang sama juga terjadi pada tahun ini di musim 2019/2020. Inter harus terlempar ke ajang Liga Europa. Perbedaannya adalah, kali ini mereka berhasil menuju final.

Musim 2019/2020 memang bisa dikatakan sebagai musim terbaik semenjak treble. Di liga, Inter menjadi tim dengan pertahanan terbaik dan hanya berjarak satu poin dari Juventus sebagai juara. Cerita berbeda bisa saja tersaji apabila Inter mampu meraih poin di saat rivalnya tersebut terseok-seok. Nahas, ketika Juventus sedang sial, tim ini juga sering meraih hasil serupa. Inkonsistensi memang menjadi musuh utama.

Di Liga Europa sendiri, Inter akan menghadapi Sevilla yang dikenal sebagai spesialis Liga Europa. Dari lima partai final (termasuk ketika kompetisi masih bernama UEFA Cup), Sevilla terhitung memenangi kelimanya dan tercatat sebagai pemilik gelar Liga Europa terbanyak.

Hal ini tentu akan menjadi tantangan bagi Inter yang dilatih Antonio Conte. Namun, Lukaku dkk tentunya akan memberikan bukan hanya 100%, tetapi 200%, bahkan 300% untuk memberikan gelar pada fans yang sudah haus.

Gelar di liga Europa juga pastinya dapat menjadi lembaran kalender baru bagi Interisti yang hingga saat ini mungkin masih terjebak di dalam kenangan manis 2010. Ampun, bahkan saya merasa masih ada beberapa interisti yang menyimpan baik-baik kalender 2010 dengan bulatan di tanggal 22 Mei atau memasang gambar Javier Zanetti yang tengah mengangkat trofi Liga Champions sebagai wallpaper handphone-nya.

Sekalipun Liga Eropa dianggap lebih rendah dibandingkan Liga Champions, tetapi prestise dengan embel-embel Eropa tentu tidak dapat dimungkiri. Selain itu, juara Liga Eropa juga nantinya memiliki kesempatan untuk menghadapi juara Liga Champions dalam gelaran Piala Super Eropa. Bukan hal baru jika juara Liga Eropa mampu mengalahkan juara Liga Champions yang selalu lebih diunggulkan.

Sebagai bonus, menjuarai liga Europa juga pastinya mampu menginjak-injak harga diri Juventus. Maklum, sekalipun sukses di kompetisi lokal, Juve selalu gagal di ajang Eropa. Bahkan kedatangan Cristiano Ronaldo masih belum mampu mengubah nasib Juve di Eropa.

BACA JUGA Rapid Test Sebagai Syarat Kembali ke Rantau: Pemerintah yang Minta, Rakyat yang Bayar atau tulisan lainnya dari Mochammad Ricky Novarismansyah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Agustus 2020 oleh

Tags: interInternazionaleliga europaserie A
Mochammad Ricky Novarismansyah

Mochammad Ricky Novarismansyah

Pengen punya topi merah kayak Holden Caulfield

ArtikelTerkait

Paulo Dybala Adalah Pemain Terbaik Juventus, Bukan Cristiano Ronaldo MOJOK.CO

Paulo Dybala Adalah Pemain Terbaik Juventus, Bukan Cristiano Ronaldo

21 Juli 2020
pemain underrated program olahraga fans klub sepak bola youtube net soccer eropa sepak bola indonesia pemain muda mojok

Membandingkan 5 Kanal YouTube Liga Top di Eropa, Mana yang Paling Menarik?

16 Desember 2020
Napoli Hanya Butuh Konsistensi

Napoli Hanya Butuh Konsistensi

15 Oktober 2022
AS Roma, Inkonsistensi, dan Rencana Transfer Torreira_ Wawancara dengan Member Indo Roma MOJOK.CO

AS Roma, Inkonsistensi, dan Rencana Transfer Torreira: Wawancara dengan Member Indoroma

18 Agustus 2020
milanisti

Seni Menitikkan Air Mata ala Milanisti

15 Agustus 2019
Menghitung Penghasilan Kojiro Hyuga di Juventus

Juventus, Klenik Kutukan Gol Muntari, dan Identitas Pecundang yang Perlu Diterima

8 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

Putuk Lesung Pasuruan Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Malang

30 Desember 2025
Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional Mojok.co

Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional

30 Desember 2025
Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis Mojok.co

Pantai Watukarung, Primadona Wisata Pacitan yang Aksesnya Bikin Wisatawan Nangis

29 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.