Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Inilah Rasanya Berdiri di Bus Sepanjang Madiun-Surabaya

Imron Amrulloh oleh Imron Amrulloh
28 September 2020
A A
Percayalah, Pergi Jauh Tanpa Izin Orang Tua Adalah Ide yang Sangat Buruk
Share on FacebookShare on Twitter

Beragam kelas disediakan oleh berbagai perusahaan otobus. Mulai dari bumel yang tanpa dilengkapi AC, ATB (AC Tarif Biasa), patas (cepat terbatas), eksekutif class, super eksekutif, suites class, sampai sleeper yang bisa tidur sambil selonjoran. Bicara soal kelas-kelas yang ada pada bus. Pernah nggak sih kalian naik bus dengan “ngadek” class? Iya, berdiri di bus maksudnya. Saya pernah, dekat sih cuma dari Surabaya sampai Madiun. Bekal yang cukup lah buat daftar tentara kerajaan Inggris.

Kembali lagi soal pengalaman saya berdiri di bus dari Surabaya sampai Madiun. Jika tak salah ingat, saat itu merupakan long weekend sehingga ada libur panjang. Saya yang sudah dua bulan belum pulang dari perantauan memutuskan pulang pada momen itu. Saya pikir nggak akan terlalu ramai, ya mirip-mirip seperti akhir pekan pada umumnya. Ternyata saya salah, saat itu Terminal Purabaya, Surabaya sangat ramai penumpang.

Saya sampai Terminal kira-kira pukul delapan malam. Bisa tebak saya dapat bus pukul berapa? Benar, pukul dua dini hari alias jam loro isuk, itu pun terpaksa berdiri di bus. Apa boleh buat, rasa kangen dengan orang tua sudah tak tertahan lagi. Saya harus pulang malam itu juga. Saya masih ingat betul bus yang saya naiki adalah PO MIRA. Bus Mira adalah saingannya Sugeng Rahayu yang jalannya juga akan mosak-masik.

Saya adalah penumpang terakhir yang bisa masuk saat itu. Sudah pasti keadaan di dalam bus berimpitan. Sebab, Bus Mira melayani kelas AC tarif biasa, jadi selagi ada ruang untuk penumpang ya dimasukkanlah penumpang tersebut. Nggak peduli berapa orang yang berdiri.

Bus keluar dari terminal dengan ngegas. Beruntungnya begitu keluar dari terminal, bus memutuskan untuk lewat jalan tol sebab semua penumpang tujuannya jauh dan penuh. Ini merupakan hal mewah untuk bus ATB, sebab pada hari-hari biasa buas ATB akan lewat jalur protokol terus menerus. Bus yang ugal-ugalan membuat saya dan penumpang berdiri lainnya seperti oleng. Dalam kondisi seperti ini, seperti ada hal magis yang menyatukan antara satu penumpang dan penumpang lainnya.

Semula para penumpang di bus berdiri sendiri-sendiri. Namun, lama kelamaan kekuatan magis tersebut menyatukan kami. Kami yang berdiri di bus saling bersandar punggung. Saya juga bingung, kenapa timbul rasa itu. Anehnya hampir seluruh penumpang yang berdiri di bus secara otomatis melakukannya. Ya, walaupun nggak mengurangi rasa gemetar di kaki, tapi cukup membantu agar tubuh nggak terlalu oleng karena manuver bus.

Dalam perjalanan saya sempat tertidur dengan keadaan berdiri saking capeknya. Tak lama kemudian bus berhenti, saya menengok ke arah depan. Ternyata kami ada di gerbang tol. Bus keluar dari tol sekitar Ngawi, tak lama ada beberapa penumpang duduk yang turun dari bus, praktis kursi mereka menjadi rebutan. Saya nggak kebagian. Begitu terus sampai beberapa kali bus berhenti.

Hingga pada suatu momen, saya bisa membaca gerak-gerik penumpang yang hendak turun dari bus. Penumpang tersebut mulai merapikan pakaian dan mengambil berbagai barang. Benar saja, tak lama penumpang tersebut memberi isyarat ke kondektur bus, dan bus pun berhenti. 

Baca Juga:

Bandara Juanda, Bandara Internasional yang Bikin Kecewa: Transportasi Susah, Ruang Tunggu Kurang Nyaman

Senjakala Layanan Kereta Api Kelas Bisnis di Indonesia Semakin Terlihat Jelas, Tinggal Menunggu Musnah

Praktis, kursinya menjadi kosong. Itu artinya saya harus berkompetisi dengan penumpang lain agar bisa duduk di bangku tersebut. Berbekal pengamatan yang saya lakukan sejak orang tersebut bersiap-siap, kali ini dengan cekatan langsung saya duduki kursi tersebut. Hanya sepersekian detik setelah si penumpang beranjak. Saya berhasil mendapatkan kursi tersebut walaupun disambut ekspresi sinis orang-orang yang masih berdiri.

Pertarungan tidak hanya terjadi di medan perang, tapi di setiap bus-bus penyedia “ngadek” class. Kelelahan yang dirasakan bakal terbayar lunas setelah kita melepas rindu di tempat tujuan. Kadang, memperjuangkan jarak memang butuh pengorbanan dan keahlian untuk bertahan.

BACA JUGA Menebak Asal-usul Istilah ‘Udan Kethek’ untuk Menyebut Fenomena Hujan Saat Panas dan tulisan Imron Amrulloh lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2020 oleh

Tags: Transportasitraveling
Imron Amrulloh

Imron Amrulloh

Seorang pengangguran baru yang sedang mencoba dan terus mencoba.

ArtikelTerkait

KA Pandanwangi, Penyelamat Mahasiswa Banyuwangi yang Kuliah di Jember

KA Pandanwangi, Penyelamat Mahasiswa Banyuwangi yang Kuliah di Jember

23 Juli 2023
stasiun citayam kereta api penataran blitar mojok

Seandainya Kereta Api Punya Fasilitas Bagasi Ekstra seperti Pesawat

28 Desember 2020
Saya Lahir di Kampung PSK dan Menyadari Tatanan Masyarakat yang Unik mojok.co/terminal

Saya Lahir di Kampung PSK dan Menyadari Tatanan Masyarakat yang Unik

13 Maret 2021
Karawang Kota Pendatang Butuh Transportasi Publik yang Mumpuni Mojok.co

Karawang, Kota Pendatang yang Butuh Transportasi Publik Mumpuni

17 Januari 2024
Cara Membedakan Hotel Esek-esek dan Hotel Beneran biar Nggak Salah Masuk mojok.co/terminal

Cara Membedakan Hotel Esek-esek dan Hotel Beneran biar Nggak Salah Masuk

8 Maret 2021
Bogor Tanpa Angkot bagai Sejoli yang Dipaksa Berpisah. Tapi, Tak Selamanya Perpisahan Itu Buruk, Bukan?

Bogor Tanpa Angkot bagai Sejoli yang Dipaksa Berpisah. Tapi, Tak Selamanya Perpisahan Itu Buruk, Bukan?

20 Desember 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.