Beberapa saat setelah mendaftarkan diri sebagai calon presiden, Pak Jokowi memberi iming-iming, eh, maksudnya berkampanye tentang beberapa program yang mampu mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Nama program tersebut adalah Kartu Prakerja. Kartu Prakerja bertujuan untuk memberi bekal keahlian untuk angkatan kerja biar lebih mudah cari kerja. Tampak seperti program mahaasyik untuk kita yang hobi rebahan, eh, maksudnya pengangguran.
Seingat saya dulu kartu ini hanya ditujukan untuk orang-orang yang belum bekerja. Namun, setelah Indonesia terkena wabah COVID-19, Kartu Prakerja bisa diterima oleh yang belum bekerja, yang sudah bekerja, atau siapa pun yang terkena dampak dari wabah ini. Saya jadi tahu soal ini karena suatu pagi adik saya tiba-tiba bertanya.
“Mbak, Kartu Prakerja ki opo?”,
Karena malas menjelaskan dan takut salah jadi saya cuma menjawab, “Coba o golek ning internet.”
Selang beberapa waktu dia bilang ke saya, “Kowe meh daftar gak, Mbak? Aku pengen daftar ik.” (Dia bilang begitu karena sekarang sedang kerja serabutan saja.)
Mulanya saya tidak tertarik, sebab sudah tanda tangan kontrak dengan tempat kerja saat ini. Pikir saya, program itu khusus untuk yang belum bekerja.
Selang beberapa waktu, karena kepo, saya pun buka web resminya. Baca FAQ dan yaaa, saya jadi sedikit tertarik. Sebab di FAQ disebutkan beberapa hal, semisal apakah pendaftar saat ini harus sedang menganggur? Ternyata tidak. Orang yang sudah bekerja, karyawan, dan korban PHK juga boleh mendaftar program Kartu Prakerja.
Nah, alasan lain kenapa saya menjadi sedikit berminat, sebab saya termasuk karyawan yang juga terkena dampat COVID-19. Sudah hampir setengah bulan saya diliburkan dan entah kapan akan kembali bekerja. Perihal gaji pun belum ada informasi lebih lanjut, sebab beberapa anggaran dana (katanya) dipotong untuk membantu penanganan COVID-19 ini.
Oke, setelah membaca FAQ saya langsung buka web dan membuat akun. Gampang kok, cuma ngetik email sama password, lalu verifikasi akun. Dan taraaa, sudah bisa untuk login~
Terus saya iseng lagi baca FAQ yang lainnya. “Apakah lulusan universitas unggulan dan sudah bekerja bisa dapat manfaat Kartu Prakerja?” Jawabannya: bisa! Karena pekerja baik itu lulusan universitas unggulan ataupun tidak, sama-sama butuh peningkatan kompetensi kerja dan keahlian. Namun, prioritas tetap diberikan pada pengangguran muda yang belum pernah bekerja.
Alasan ini pula yang mendukung dan saya jadikan pertimbangan untuk lanjut daftar Kartu Prakerja. Semenjak lulus kuliah saya belum pernah mengikuti pelatihan apa-apa. Beberapa teman saya sudah pernah mengikuti pelatihan dari disnaker, jadi paling tidak mereka sudah punya modal.
Karena kontrak saya hanya berlaku sampai Desember 2020, saya membayangkan apakah perlu saya ikut pelatihan biar punya modal dan ningkatin kompetensi diri juga kayak yang lain? Ah, yowis lah daftar ae~ Kebetulan, hari ini hari terakhir pedaftaran Kartu Prakerja gelombang pertama. Begitu batin saya.
Karena saya adalah tipe labil, saya kembali ragu dan memutuskan tanya teman-teman saya yang sudah bekerja maupun menganggur. Beberapa yang menganggur bilang sudah mendaftar program ini, beberapa tidak mendaftar karena takut prosesnya ribet. Ada pula temen saya yang bilang pengen dapat fee-nya tapi nggak mau proses ribetnya. Duh! Padahal Kartu Prakerja nggak cuma tentang uang tok. (Ya walaupun uang adalah jalan ninja kita semua.) Kartu Prakerja adalah program bantuan biaya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kerja. Jadi, bukan untuk menggaji pengangguran.
Hal-hal itu justru membuat saya semakin dilema.
Me: Lha masak temenku yang sudah nganggur berbulan-bulan nggak daftar, aku yang baru nganggur setengah bulan sudah kemrungsung?
Also me: Kan yang nganggur dan kena imbas COVID-19 banyak.
Also also me: Eh, tapi aku kan juga kena dampak wabah ini.
Close web, open web, close web, gitu terus. Lha gimana je, di satu sisi memang memerlukan, di satu sisi juga kepikiran orang lain, di satu sisi nggak mau egois, di sisi lain peningkatan keterampilan juga termasuk self-love.
Tadi saya sudah masuk tahap verifikasi KTP, saya menutup tab browser karena hati kecil saya bilang, “Ngalah aja deh, maybe gelombang selanjutnya. Masih punya sedikit tabungan juga.”
Pikir saya, akan ada yang lebih membutuhkan dalam waktu dekat, ada yang menjadikan Kartu Prakerja untuk mengangkat perekonomian keluarganya, ada yang tetap harus membayar listrik dan cicilan kendaraan di tengah semrawutnya akibat wabah corona. Akan ada orang yang mungkin lebih membutuhkan.
Kalau benar Kemenko Perekonomian akan mengadakan 30 gelombang Kartu Prakerja, ya mungkin saya akan mendaftar gelombang kelima. Mungkin.
Sumber gambar: Wikimedia Commons
BACA JUGA Mbak Cania Citta, Sekolah Saya Bukan Unggulan tapi Banyak yang Lolos SNMPTN kok dan tulisan Rinawati lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.