Sebagai mahasiswa yang sebentar lagi akan wisuda, hari-hari saya isi dengan melihat info loker yang bertebaran di internet. Ini bukan hobi, tentu saja, tapi sebuah keniscayaan hidup. Dan dari buanyak persyaratan loker yang saya lihat, ada satu jenis persyaratan yang bikin hati saya mak clekit, yaitu “lulusan universitas ternama”.
Tiap baca persyaratan seperti itu, rasa kecewa dan jengkel pun bercampur aduk menjadi satu dalam cawan kepedihan. Saya adalah salah satu mahasiswa yang nama kampusnya nggak terkenal-terkenal amat. Tentu saja saya korban kebijakan primitif nan diskriminatif ini.
Selain mangkel, tentu saja saya heran dengan info loker yang punya persyaratan lulusan universitas ternama ini. Lha kalau memang cuman mau lulusan kampus tersebut, ngapain dibagikan ke portal berita loker, Bos? Biar yang lain menyesali pilihan kampusnya gitu?
Persyaratan loker kayak gini, menurut saya, harus dihapuskan. Sudah tidak zaman beginian, mah.
Daftar Isi
Banyak mahasiswa yang berlindung di balik nama besar universitas
Berdasarakan pengamatan, ada beberapa kawan saya yang diterima di salah satu universitas negeri terkemuka. Di antara mereka, bukannya fokus untuk membenahi diri, malah banyak yang membagikan sebuah postingan afirmasi bahwa universitasnya adalah yang terbaik. Kemudian, dia hanya terbelenggu pada berbagai capaian yang ditorehkan oleh universitas kebanggaannya itu.
Apa salah mengagungkan nama baik almamater? Oh, tentu tidak! Masalahnya, masak ya orang-orang kayak gitu lebih diutamakan dalam loker hanya karena almamaternya kebetulan mentereng?
Jika membaca buku Prof. Rhenald Kasali yang berjudul Strawberry Generation, orang yang enggan berbenah karena diterima di institusi mentereng itu adalah manusia dengan fixed mindset. Kalian jelas nggak akan mau punya karyawan atau rekan kerja dengan mindset begini.
Syarat loker primitif nan diskriminatif
Syarat loker wajib lulusan universitas ternama ini bikin banyak orang gugur bahkan sebelum bertanding. Baiklah, bagi HR, ini tentu mempermudah kerja mereka. tapi, masak ya mau mengabaikan talenta yang kebetulan tumbuh di universitas tanpa nama?
Sekarang udah nggak zamannya menganggap lulusan univ A pasti lebih jago ketimbang lulusan univ D. Zaman tanpa batas ini, bikin mahasiswa bisa saling mengejar kemampuan masing-masing, meski universitasnya kalah mentereng.
Sudah selayaknya semua fresh graduate punya peluang yang sama. Apalagi jika pekerjaan tersebut nggak butuh skill spesifik yang memang ditawarkan universitas tertentu. Kalau posisi tersebut common, ya ngapain syarat loker kudu lulusan universitas ternama?
Kecuali, ada law firm yang hanya mau menerima lulusan Harvard, kayak yang ada di serial Suits. Nah, itu beda cerita.
Growth mindset jauh lebih penting
Ketimbang fokus lulusan universitas ternama, mending perusahaan fokus aja cari fresh graduate dengan growth mindset. Di era yang amat volatile ini, orang dengan kemampuan adaptasi yang tinggi adalah yang paling dicari. Dan kemampuan adaptif ini, jelas dimiliki orang dengan growth mindset.
Lulusan universitas ternama, belum tentu punya growth mindset. Sebaliknya, lulusan kampus biasa aja bisa jadi malah punya mindset seperti ini, karena mereka belajar. Well, ya gara-gara persyaratan loker busuk seperti inilah yang bikin mahasiswa kampus biasa jadi harus cari skill yang menarik.
Selama perusahaan tidak mencari karyawan dengan skillset tertentu, rasanya persyaratan ini jadi tidak perlu. Kalau merasa perlu sih, ya jangan menyebar info loker di portal loker juga. Sebab ya, bikin orang yang takdirnya kuliah di kampus biasa aja jadi merasa tak berguna.
Ngapain sih loker dengan skill umum kudu nyari dari lulusan universitas ternama, kayak, aneh???
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 7 Situs Lowongan Kerja Terpercaya untuk Pejuang Cuan