Incantation, found footage terbaru yang bakal bikin Anda takut sampe terkencing-kencing
Di semesta film horor, entah kebetulan atau tidak, found footage masih menjadi salah satu cara terbaik dalam mengemas keseluruhan cerita, apa pun tema horor yang diusung. Sejauh ini, dari mana pun asal filmnya, output yang dihasilkan selalu berhasil membikin para penontonnya deg-degan, ngeri sendiri, nggak jarang sampai terkaget-kaget. Sebut saja REC dan Paranormal Activity yang sempat bikin heboh pada masanya. Di Asia sendiri, ada Noroi (The Cursed) yang masih menjadi perbincangan hingga saat ini. Bahkan di Indonesia, menurut saya, punya found footage terbaik sejauh ini, yakni, Keramat.
FYI, barangkali di antara kalian ada yang belum familier, found footage adalah teknik pembuatan film yang dikemas layaknya film dokumenter dan dibuat seakan-akan seperti kisah nyata—boleh jadi beberapa di antaranya adalah memang kisah nyata.
Adalah Incantation, found footage horor teranyar yang sampai dengan saat ini, di Twitter saja, masih menjadi trending topic karena filmnya sangat-sangat-sangat menarik dan apik. Incantation tayang di Netflix sejak 8 Juli 2022. Jujur saja, awal mula poster Incantation muncul di Netflix, saya sempat merasa sangsi film ini akan menarik dan luput dari sorotan pencinta genre horor. Realitasnya, setelah saya menonton filmnya secara utuh, dugaan saya keliru. Bahkan, nyaris benar pun tidak.
Incantation, tidak bisa tidak, layak disejajarkan dengan found footage terbaik lainnya. Lantas, apa yang membuat Incantation sangat menarik sebagai film horor, layak untuk ditonton, sekaligus sangat relate dengan kebanyakan para penonton?
Pertama, di Indonesia, film bergenre horor sudah menjadi komoditas yang laris-manis sejak lama. Apalagi jika kengeriannya meledak-ledak. Secara sederhana, Incantation menceritakan tentang kutukan, karma, dan/atau mantra jahat, yang harus diterima oleh Li Ronan (tokoh pemeran utama), karena melanggar pantangan saat berkunjung ke suatu desa. Konyolnya, hal ini dilakukan hanya untuk kebutuhan konten semata. Sesuatu yang cukup relate dengan cerita horor sekaligus kebanyakan orang yang kebelet viral dan haus akan konten, bukan?
Kedua, Li Ronan dan teman-temannya adalah representasi dari sekelompok orang yang, hanya karena penasaran, segala pantangan di lingkungan setempat yang baru saja dikunjungi, diterabas begitu saja tanpa pikir panjang akan konsekuensi yang diterima. Parahnya, norma setempat juga diabaikan. Secara tidak disadari, hal ini yang membikin karakter Ronan berpotensi nirsimpati dari para penonton. Sederhananya, sih, “Lah, dia sendiri yang awalnya membikin perkara. Jelas aja harus dia juga yang menyelesaikan.”
Kendati demikian, alur cerita Incantation terbilang sederhana. Dalam beberapa adegan, Incantation memang terkesan sedikit njlimet karena alur maju-mundurnya. Namun, film ini masih dapat dicerna karena inti cerita yang mudah dipahami. Saran saya, jika kalian berkomitmen menonton film ini dan penasaran akan sensasi horornya, nggak boleh lengah. Bengong sedikit saja, akan ada banyak hal-hal kecil yang terlewati.
Hal yang patut diacungi jempol dari Incantation adalah, minim suara yang mengganggu. Pada umumnya, salah satu jurus yang wajib dimiliki oleh banyak film horor ialah suara bising yang membikin penontonnya kaget. Sialnya, di waktu bersamaan, penonton malah kaget dengan bising efek suaranya. Bukan adegannya. Hal ini tidak akan kalian temukan pada Incantation. Adegan horor dan sensasi ngeri-ngeri sedap yang dirasakan, murni karena adegan dan pengambilan gambar yang di luar dugaan. Sebetulnya sederhana, tapi ngena. Relate dengan kejadian mistis sehari-hari.
Dengan durasi sekitar 1 jam 51 menit, alur cerita Incantation terbilang cukup padat. Nggak bertele-tele. Setiap adegan demi adegan, akan membawa petunjuk kepada adegan lainnya. Boleh jadi, hal ini bisa menjadi sesuatu yang positif atau keunggulan tersendiri pada film Incantation. Namun, di sisi lain, alur ceritanya secara perlahan malah mudah ditebak karena petunjuk satu dan lainnya saling bermunculan. Padahal, suka atau tidak, film horor akan membikin penontonnya larut dalam sensasi ngeri, kalau ceritanya sedikit sulit ditebak atau mengandung paling tidak plot twist.
Mau bagaimana pun, segala ritual, adegan, termasuk incantation (mantra) yang diciptakan oleh Kevin Ko, sang sutradara, cukup epik, menarik, dan membikin bulu kuduk bergidik, sih. Dalam hal ini, Kevin Ko berhasil mengadaptasi kisah nyata menjadi sangat dekat dengan penonton. Betul-betul perpaduan antara found footage, alur cerita, dan adegan ngeri-ngeri sedap yang mumpuni.
Sumber gambar: Akun Instagram @incantationfilm
Penulis: Seto Wicaksono
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 3 Rekomendasi Film Horor Fantasi yang Bikin Kepala Cenut-cenut