Akhir pekan lalu sekaligus menjadi akhir pekan di bulan Agustus, Liverpool mendatangi Turf Moor, kandang dari Burnley pada pekan ke empat Liga Premier Inggris.
Liverpool datang dengan penuh percaya diri, ditambah pada tiga laga sebelumnya Liverpool menjadi satu-satunya tim yang meraih kemenangan penuh di gelaran Liga Inggris. Setelah pesaing terberat mereka, Man City bermain imbang pada pekan ke dua melawan Tottenham Hotspurs—yang lagi-lagi kemenangan City di depan mata digagalkan oleh VAR (Video Assistant Referee).
Dilansir dari Live Score, data statistik Liverpool selama pertandingan memang cukup menjanjikan. Dengan 6 shots on goal berbanding 2 dengan Burnley dan penguasaan bola sebanyak 63%, Liverpool dapat mengatasi tekanan dari tim tuan rumah dengan baik. Seperti bukan suatu kendala bagi Liverpool bermain di kandang lawan.
Tak heran jika Liverpool unggul pada babak pertama dengan skor 0-2, dengan masing-masing gol dicetak oleh Wood (bunuh diri), dan Sadio Mane yang sebelumnya mendapat asist dari Firmino. Dalam kondisi sedang unggul, Liverpool tidak menurunkan tensi serangan pada babak kedua, hasilnya pada menit 80’ Firmino berhasil mencatatkan namanya pada papan skor sekaligus menambah keunggulan bagi Liverpool.
Pada menit ke 85’, Klopp melakukan pergantian dua pemain sekaligus. Sadio Mane digantikan oleh Divock Origi, sedangkan Roberto Firmino digantikan oleh Xerdan Shaqiri. Kejadian unik pun terjadi, sewaktu Mane terlihat sangat marah saat menuju kursi pemain. Setelahnya, diketahui bahwa ternyata Mane merasa kesal dengan keegoisan Mo Salah selama pertandingan berlangsung.
Sebagaimana diketahui, selama pertandingan memang terlihat bahwa Mo Salah jarang mengoper bola kepada Mane yang saat di depan gawang seringkali minim pengawalan dari barisan pertahanan Burnley. Alih-alih mengoper pada Mane, dalam beberapa peluang Salah justru lebih memilih melakukan aksi individu yang diakhiri dengan tembakan atau blok dari bek lawan.
Bagi saya sebagai penonton sepak bola yang awam, apa yang dilakukan Salah tentu tidak salah selama menciptakan peluang, terlebih jika menguntukan atau berakhir dengan terciptanya peluang baru seperti sepakan sudut. Namun, tentu tidak demikian dengan Mane yang merasa peluang terciptanya gol tambahan akan lebih besar jika Salah mengoper bola tersebut pada Mane.
Usai pertandingan, Mane terlihat tidak ingin diwawancara dan memakai earphone, juga langsung bergegas meninggalkan bangku pemain. Namun, sepertinya beberapa pemain Liverpool tidak menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang serius. Bahkan ketika memasuki lorong stadion, Firmino yang berjalan diantara Salah dan Mane pun memperlihatkan senyum candaan—tanda menggoda kedua pemain tersebut.
Begitu pula dengan James Milner pada akun Instagramnya yang menganggap gestur yang ditunjukkan oleh Mane hanyalah sebuah candaan. Seperti ingin meladeni guyon yang disampaikan oleh rekan setimnya, Mane pun membalas melalui kolom komentar pada foto yang diposting tersebut.
(Reaksi Mane atas postingan James Milner. Sumber: akun Instagram James Milner)
Maksud saya sih, beberapa pemainnya saja santuy dalam menanggapi hal tersebut, tidak dibuat baper, apalagi saling mengompori satu sama lain yang berpotensi memicu pertikaian lebih jauh. Jadi, sebagai salah satu fans Liverpool sepertinya tidak ada yang perlu saya khawatirkan, jika mereka pun masih menanggapi dengan tidak berlebihan.
Kalau pun hanya konflik sesaat apalagi pada saat—satu atau dua—pertandingan rasanya wajar saja. Apalagi setiap pemain memiliki kontribusi juga egonya masing-masing dalam mencetak gol, ingin memberi kemenangan bagi tim, terlebih Mane dan Salah ada di barisan paling depan bersama dengan Firmino yang diberi tugas mengobrak-abrik pertahanan lawan sekaligus mencetak banyak gol.
Mengutip dari laman Pandit Football, menurut legenda Liverpool, Steve Nicol, menganggap respon Mane pada pertandingan melawan Burnley sebagai hal yang positif. Sebab, mereka memiliki tekad dan kemauan untuk menang. Kapten Liverpool Jordan Henderson pun mengatakan Sadio Mane dan Mo Salah baik-baik saja, mereka sudah kembali bercanda saat memasuki ruang ganti pemain. Masih mengutip dari laman yang sama, bahkan Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, menegaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari skuatnya.
Sebagai seorang Kopite, saya pun tidak khawatir akan perseteruan kecil tersebut. Dari beberapa pernyataan pemain bahkan Manajer pun seakan memberi jaminan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan khususnya komunikasi antar pemain. Yang perlu dicemaskan adalah justru apakah musim ini akhirnya Liverpool mendapatkan gelar juara Liga Premier Inggris yang mereka nantikan selama lebih dari 20 tahun lamanya, atau hanya akan mendapat ejekan “next year is our year” lagi pada akhir musim. (*)
BACA JUGA Kesetiaan Fan Klub Sepak Bola Semenjana yang Bisa Bikin Pasangannya Tetap Nempel atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.