Investasi makin banyak saja peminatnya. Banyaknya peminat investasi juga diimbangi dengan platform investasi yang belakangan ini marak muncul. Bukan hanya platform lokal saja, platform asing pun juga turut hadir meramaikan.
Dari banyaknya platform yang muncul, iklan mengenai platform investasi juga sudah pasti semakin banyak. Penyedia platform berlomba-lomba untuk mendapatkan pengguna, khususnya pengguna milenial. Maka dari itu, platform investasi banyak yang melakukan iklan pada media digital.
Iklan platform yang paling saya ingat adalah iklan tokoh fiksi bernama Budi Setiawan, yang mengaku dapat menghasilkan USD1000 dalam sehari. Siapa sih, yang tidak tergoda dengan penghasilan sebesar itu dalam sehari? Platform investasi tersebut seolah-olah menyediakan jalan pintas untuk membuat setiap orang bisa menjadi kaya mendadak. Padahal nyatanya jauh dari itu. Belakangan komentator sepak bola idola anak-anak juga pernah mempromosikan aplikasi tersebut. Padahal platform tersebut dan sejenisnya itu cukup berbahaya. Selain karena model investasinya sendiri yang berbahaya, juga belum pasti legalitasnya.
Oke, mari tinggalkan platform investasi tidak jelas, dan mari bahas platform yang legal digunakan, juga dengan model investasi yang lebih aman.
Belakangan juga ada platform yang memiliki spesialisasi dalam reksadana. Iklan platform tersebut juga bolak-balik menemui saya ketika ingin menonton YouTube. Iklannya pun tidak jauh beda dengan platform lainnya, hanya menunjukan kemudahan berinvestasi pada platform investasi tersebut. Bintang iklannya, yang seorang podcaster berkata “Investasi itu mudah.”
Padahal yang mudah itu adalah menggunakan platform investasi, sedangkan kegiatan investasinya sendiri butuh ilmu, yang mungkin cukup lama juga untuk dipelajari. Bahkan reksadana yang katanya mudah dan cocok untuk milenial itu nyatanya tidak sesederhana yang dipikirkan, kok.
Begini, pada awal memulai investasi reksadana, investor akan mendapatkan pilihan untuk menaruh uang pada Reksadana Pasar Uang, Reksadana Pendapatan Tetap, atau Reksadana Saham. Dari sini saja, sudah ada tantangan tersendiri untuk mengetahui lebih dalam jenis-jenis reksadana tersebut. Selain perbedaannya, tentu resikonya juga harus dipahami dengan betul.
Oke, anggaplah investor sudah mengetahui jenis-jenis reksadana. Maka, selanjutnya ada tahapan memilih manajer investasi. Lah, apa itu manajer investasi, bagaimana cara memilih manajer investasi, apa yang terjadi kalau manajer investasinya bubar? Nah, ini membutuhkan waktu tersendiri lagi untuk mengetahuinya. Gimana, tidak sesederhana itu, kan?
Ini baru reksadana, belum lagi instrumen investasi lainnya yang jauh lebih rumit. Sebut saja investasi jual beli saham. Perihal seperti melihat tren pasar, saham apa yang memiliki prospek bagus, edukasi jangan menggunakan uang panas, dan detail lainnya tidak diajarkan oleh penyedia platform.
Masih ada investor pemula yang terjebak hanya mengikuti kata orang, juga kata influencer, tanpa pengetahuan tentang saham. Tentu saja ini berbahaya, mengingat uang yang dikeluarkan adalah uang investor itu sendiri, jika rugi tidak ada yang bisa dimintai pertanggungjawaban. Jangan sampai yang awalnya ingin berinvestasi, malah menjadi berspekulasi seperti para petaruh.
Maka dari itu, setidaknya penyedia platform juga sebaiknya memberikan iklan edukasi tentang investasi itu sendiri. Bukan hanya beriklan tentang mudahnya menggunakan platform investasi.
Sebagai penyedia platform, sudah sewajarnya jangan membiarkan para penggunanya melakukan investasi dengan cara yang keliru. Jangan, mentang-mentang udah menggunakan platform tersebut, terus malah dibiarkan begitu saja, edukasi dikit lah.
Beberapa platform investasi juga sudah ada sebenarnya yang memberikan edukasi terkait kegitan investasi itu sendiri. Seperti platform reksadana yang saya singgung sebelumnya, ternyata platform tersebut pernah menggunakan Raditya Dika untuk mengedukasi. Raditya Dika dalam video-nya bukan cuma menjabarkan kemudahan menggunakan platform tersebut, tapi juga mengedukasi tentang kegiatan investasi reksadana itu sendiri.
Toh, jika nantinya orang pada mengerti akan investasi dengan cara yang benar—dalam instrumen apapun—berbagai platform investasi juga yang akan diuntungkan. Orang pada paham bedanya investasi beneran, dengan investasi bodong. Selebgram yang selama ini mempromosikan investasi abal-abal, juga bisa segera bertobat.
Pada akhirnya, investasi dengan instrumen apa pun, ya tidak mudah-mudah banget. Bahkan emas—banyak yang menyebut emas adalah barang investasi, banyak juga yang berbeda pendapat—yang memiliki mitos investasi paling mudah pun, perlu strategi khusus. Seperti mencari waktu untuk membeli, menentukan waktu untuk menjual, juga masalah penyimpanan. Maka dari itu, video tentang pembelajaran dari platform investasi sebaiknya diperbanyak, iklan tentang mudahnya menggunakan platform sudah cukup, lah.
BACA JUGA 5 Hal yang Harus Diingat Saat Terjun ke Dunia Saham dan tulisan Muhammad Ikhsan Firdaus lainnya.