Kecamatan Ijen atau Sempol? Daerah di Kabupaten Bondowoso yang Krisis Identitas

Kecamatan Ijen atau Sempol? Daerah di Kabupaten Bondowoso yang Krisis Identitas Terminal

Kecamatan Ijen atau Sempol? Daerah di Kabupaten Bondowoso yang Krisis Identitas (unsplash.com)

Di Bondowoso ada satu kecamatan yang memiliki 2 nama sekaligus yakni Ijen dan Sempol, bikin bingung. 

Kabupaten Bondowoso memang punya pesonanya sendiri. Daerah yang berada di timur Pulau Jawa itu, punya berbagai objek wisata menarik, kuliner yang menggoda lidah, hingga wisata budaya yang sangat sayang untuk dilewatkan. Namun, di balik segala keunggulan itu, ada satu hal yang membuat saya bingung ketika berkunjung ke sana, khususnya ketika berwisata ke Kawah Ijen. 

Kawah Ijen adalah sebuah danau yang terletak di Puncak Gunung Ijen. Kawah ini begitu terkenal salah satunya karena fenomena eternal blue fire atau api biru abadi. Fenomena ini hanya bisa ditemui di dua tempat di seluruh dunia, yakni di Gunung Dallol, Ethiopia dan Gunung Ijen, Indonesia. Tidak heran kalau banyak wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara antusias mengunjungi tempat wisata ini. Saya salah satunya. 

Hanya saja, saya sering dibuat bingung ketika sampai di salah satu kecamatan yang berada di kaki Gunung Ijen dan Gunung Raung. Kecamatan yang merupakan pintu masuk utama kawasan wisata Ijen dari Bondowoso itu punya dua nama berbeda. Daerah ini terkenal dengan nama Kecamatan Sempol, begitu pula yang tercatat di Google Maps. Namun, secara administratif daerah ini tercatat sebagai Kecamatan Ijen.  

“Aku juga bingung mas, orang-orang lebih sering bilang Sempol,” ujar Cak Dadang pendatang dari Bima yang sudah hampir tiga tahun menetap di sini karena pekerjaan.

Berubah nama dari Kecamatan Sempol menjadi Kecamatan Ijen demi branding yang lebih kuat 

Penasaran, saya mencoba menyelami sejarah Kecamatan Sempol. Berbagai sumber menyebut, daerah ini memang bernama Kecamatan Sempol setidaknya hingga akhir 2016. Perubahan nama dilakukan pemerintah kabupaten demi memperkuat branding wisata Kawah Ijen. Hal ini merespon sengketa klaim sepihak yang dilakukan oleh kabupaten tetangga yaitu Banyuwangi terhadap kepemilikan wisata alam Kawah Ijen termasuk tapal batas kedua wilayah. Oleh sebab itu Kabupaten Bondowoso melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2016 merubah nama Kecamatan Sempol menjadi Kecamatan Ijen. Meski sudah berubah nama sejak 2016, beberapa papan nama di kantor instansi pemerintahan di Kecamatan Sempol belum berganti nama.

Contohnya papan nama di kantor Polisi Sektor (Polsek) Sempol dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sempol belum berganti nama setidaknya sampai dengan tulisan ini dirilis. Sementara itu, papan nama di Puskesmas malah ada dua nama di depan gedung Puskesmas bertuliskan Kecamatan Sempol. Sedangkan, di plang pintu masuk Puskesmas bertuliskan Kecamatan Ijen. Sontak hal ini membuat siapa saja kebingungan, termasuk saya.

Rupa-rupanya, belum bergantinya nama di beberapa kantor instansi pemerintah ini diduga karena perubahan nama Kecamatan Ijen secara legalitas belum disahkan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Dampaknya identitas warga seperti KTP, KK, dan surat-surat lainnya belum diperbarui menjadi beralamatkan Kecamatan Ijen masih Kecamatan Sempol.

Perubahan nama yang setengah hati

Perubahan nama Kecamatan Sempol menjadi Kecamatan Ijen yang masih setengah hati jangan sampai justru menjadi bumerang bagi Pemerintah Kabupaten Bondowoso. Pasalnya, potensi wilayah ini cukup besar, nggak hanya wisata alamnya saja, melainkan pertanian, perkebunan, dan energi panas bumi di kaki Gunung Ijen dan Gunung Raung.

Legalitas nama wilayah yang masih diragukan, menyebabkan kebimbangan untuk investor mengembangkan bisnisnya di wilayah ini. Dampaknya masyarakat juga yang akan dirugikan. Padahal awalnya perubahan nama bertujuan untuk makin mengenalkan Ijen sebagai milik Bondowoso.

Jadi, sudah seharusnya Pemerintah Bondowoso mempertegas dan membranding sepenuhnya bahwa wilayah ini adalah Kecamatan Ijen bukan lagi dalam bayang-bayang nama Kecamatan Sempol.

Buktinya saya sendiri sebagai wisatawan yang hampir tiap bulan ke Bondowoso saja masih dibuat bingung jika ditanya, apalagi orang awam yang baru pertama kali mengunjungi tempat ini. Biar nggak ada kesan bahwa satu wilayah punya dua nama.

Penulis: Dodik Suprayogi
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Alasan Orang Bondowoso seperti Saya Malas Berwisata ke Kawah Ijen

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version