Iconnet Nggak Lebih Baik dari Provider Internet Lainnya, Buktinya Saya Tetap Kecewa

Iconnet Nggak Lebih Baik dari Provider Internet Lainnya, Buktinya Saya Tetap Kecewa

Iconnet Nggak Lebih Baik dari Provider Internet Lainnya, Buktinya Saya Tetap Kecewa (unsplash.com)

Beberapa waktu lalu, saya membaca tulisan di Terminal Mojok yang membahas tentang Iconnet. Tulisan yang dari judulnya saja itu sudah membuat saya kurang relate, pada akhirnya memang berhasil membuat saya merasa bahwa saya adalah satu dari entah berapa pelanggan Iconnet yang sangat kurang beruntung.

Saya berlangganan Iconnet sejak bulan November tahun 2022. Awal langganan semuanya tentu aman dan lancar-lancar saja. Kebutuhan saya dan orang-orang di rumah akan akses internet tanpa hambatan sangat terpenuhi.

Kami bisa bebas drakoran, main gim daring, nge-YouTube, TikTok-an, dan sederet aktivitas lainnya yang membutuhkan akses internet. Meski mengambil paket paling murah (10 Mbps dengan biaya Rp200-an ribu per bulan), rasanya sudah sangat mantap.

Sayangnya, baru sekitar sebulan berlangganan, gangguan yang sangat tidak saya harapkan itu malah terjadi. Jaringan internet terputus, ada lampu indikator warna merah menyala (Link Loss).

Coba melaporkan gangguan Iconnet

Pada waktu itu, laporan gangguan masih bisa dilakukan via WA. Sebagaimana yang sudah bisa ditebak, laporan saya itu lantas direspons dengan chat template. Rasanya, saya seperti sedang berbalas chat dengan robot.

Sehari berlalu, gangguan tidak kunjung berubah. Saya tahu yang namanya gangguan internet pasti akan terjadi. Namun, saya tidak menyangka datangnya akan secepat itu dan berlangsungnya akan selama itu.

Setiap kali saya mencoba mencari tahu sudah sejauh mana perbaikannya, saya hanya diminta sabar menunggu. Jangan ditanya bagaimana kesal dan gelisahnya saya pada saat itu. Saya tidak suka disuruh menunggu tanpa kepastian, tetapi memang cuma itu yang harus saya lakukan.

Saya sudah lupa seberapa sering saya menengok ke mesin router WiFi milik Iconnet di rumah saya. Sialnya, lampu merah menyala itu masih terus berkedip. Baru pada hari ketiga, kesabaran saya berbuah hasil. Tidak ada lagi tanda seru di samping lambang WiFi di hape saya. Artinya, jaringan internet sudah kembali lancar. Alhamdulillah.

Baca halaman selanjutnya: Gangguan hilang, jaringan lancar…

Gangguan hilang, jaringan lancar

Setelahnya, semuanya terasa membaik kembali. Rasanya saya seperti orang yang baru saja balikan setelah bertengkar hebat lantas putus dengan pacar.

Berbulan-bulan berikutnya, saya akui dan saya rasakan, akses jaringan internet dari Iconnet sangat memuaskan. Jikapun ada gangguan, tidak pernah lagi berlangsung lama.

Saking puasnya, saya selalu merekomendasikan Iconnet kepada siapa saja yang membutuhkan saran pilihan provider untuk berlangganan WiFi. Betapa tidak, dengan harga yang terbilang terjangkau, pelanggan sudah bisa menikmati jaringan internet yang mulus dan lancar. Saya yang cuma ambil paket 10 Mbps saja sudah sebegitu puasnya, lho.

Tapi…

Rasa puas saya terhadap layanan Iconnet ternyata kembali harus terganti dengan kekesalan. Kurang lebih sudah 3 bulan, gangguan internet makin sering terjadi. Bulan lalu, dalam sebulan bahkan bisa sampai 4 kali gangguan. Ada yang cepat teratasi, ada juga yang berlangsung selama 3 hari.

Bulan ini pun sama saja, gangguan jaringan masih sering terjadi. Saking seringnya gangguan, saya sampai sudah hafal respons chat customer service yang saya hubungi melalui DM instagram.

Ketika teknisi untuk pertama kalinya—sejak saya berlangganan—datang ke rumah dan memindahkan kabel dari satu tiang listrik ke tiang listrik lainnya, saya sempat menaruh harapan besar agar gangguan tidak lagi terjadi. Kalaupun terjadi, setidaknya tidak sesering bulan kemarin.

Gangguannya awet, Iconnet sama aja kayak yang lain

Sayangnya, harapan tinggal harapan. Sejak tanggal 15 bulan ini, saya hampir tiap hari bolak-balik kirim chat laporan pengaduan gangguan. Ketika tulisan ini saya buat pun, saya sedang menguras energi menghadapi gangguan jaringan yang sudah berlangsung selama hampir 24 jam. Tidak usah dibayangkan bagaimana kesal dan kecewanya saya.

Saking kecewanya, di kepala saya sudah tebersit rencana untuk berhenti berlangganan saja. Ya, masa saya harus membayar hanya untuk sesering itu dibuat kecewa? Rasanya kok tidak adil, ya?

Tadinya saya sempat berpikir mungkin daerah saya saja yang bermasalah. Namun, setelah mencari tahu di media sosial bahkan membaca ulasan aplikasi MyIcon+ di Google, ternyata saya tidak sendirian. Ada entah berapa banyak pelanggan yang sama kecewanya dengan saya.

Maka kepada kalian para pelanggan lama Iconnet yang sejauh ini merasa puas-puas saja, bersyukurlah! Sementara saya, biarlah mencoba berdamai dengan rasa kecewa kepada Iconnet dan rasa iri kepada kalian, huhuhu.

Rekomendasi providernya dong, qaqah~

Penulis: Utamy Ningsih
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Iconnet, Solusi Terbaik bagi Kalian yang Muak dengan IndiHome, tapi Nggak Punya Banyak Pilihan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version