Siapa sangka di Jakarta Timur ada satu tempat wisata menarik, namanya Hutan Kota Indraloka yang seolah mengajak kita berpetualang ke zaman Majapahit.
Jakarta sudah erat sekali sama julukan Hutan Beton. Kalau membayangkan Jakarta, pasti gambaran yang muncul adalah gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan besar, atau deretan bar dan kafe modern. Latar suasananya ramai dan sibuk. Orang-orang berlalu lalang membawa urusan yang nggak ada habis-habisnya.
Nyaris tidak ada yang terpikir suasana hijau nan asri ketika membayangkan Jakarta. Kata “asri” sudah seperti antonim bagi “Jakarta”. Memang jarang orang yang tahu bahwa sebetulnya kota ini pun juga punya ruang hijau berupa hutan kota.
Ada puluhan hutan kota di Jakarta. Semuanya bisa jadi opsi buat kamu yang mau rehat sejenak dari ingar-bingar Ibu Kota. Salah satunya adalah Hutan Kota Indraloka di Cipayung, Jakarta Timur. Hutan kota ini belum banyak yang tahu, padahal tempatnya sangat unik!
Hutan Kota Indraloka, hidden gem Jakarta Timur
Saya jarang sekali menggunakan label “hidden gem”. Menurut saya, istilah itu sudah overused. Tapi percayalah, tempat yang satu ini memang layak disebut sebagai hidden gem.
Soalnya, Hutan Kota Indraloka memang tersembunyi secara fisik maupun digital. Secara fisik, tempat ini sebetulnya berada di pinggir jalan yang cukup besar. Jalan Mandor Hasan namanya. Namun daerah Cipayung ini punya terlalu banyak taman, sawah, dan kebun. Jadi keberadaan hutan kota ini, meski sudah ada sejak kira-kira 7 tahun lalu, tidak terlalu mencolok.
Secara digital pun belum begitu banyak tanda-tanda keberadaan tempat ini. Tidak seperti Hutan Kota GBK yang bahkan punya laman Instagram sendiri. Padahal tempat ini begitu cantik dan suasananya menenangkan. Terawat dan untuk masuknya tak dipungut biaya pula. Sungguh sebuah hidden gem, bukan?
Baca halaman selanjutnya: Gerbang ke hutan zaman Majapahit…
Gerbang time travel ke hutan zaman Majapahit
Nah, ini dia keunikan dari Hutan Kota Indraloka. Begitu memasuki gerbangnya, kita seperti terperosok ke dalam lorong waktu dan mendarat pada jaman Majapahit. Soalnya hutan kota ini dipenuhi ornamen ala kerajaan Hindu kuno di Nusantara. Tak ada hutan kota lain di Jakarta yang seperti ini.
Pembatas-pembatas area di hutan kota ini berupa dinding bata dengan hiasan khas arsitektur Hindu seperti barong. Lalu ada juga pohon beringin besar yang di depannya dibangun undakan panggung melingkar dari batu alam putih. Penampilannya bikin kamu berimajinasi bahwa itu adalah semacam padepokan atau tempat bersemedi orang sakti jaman dulu.
Walau begitu, Hutan Kota Indraloka ini nggak terkesan angker. Ya, paling nggak ketika matahari belum terbenam sih, nggak angker ya. Nuansa kuno begini adalah sisa-sisa sentuhan personal dari A.M. Hendropriyono, mantan Kepala BIN pertama.
Pak Hendropriyono dikenal punya minat besar dengan Majapahit. Dia juga yang membangun Kraton Majapahit Jakarta, tak jauh dari lokasi hutan kota ini. Sebelum diambil alih Pemprov DKI, area ini memang properti pribadinya berupa taman nuansa kerajaan kuno dan waterpark. Kini, ornamen-ornamen ikoniknya dipertahankan sebagai bagian dari hutan kota yang dikelola Pemprov DKI.
Dua sisi Hutan Kota Indraloka Jakarta Timur
Penyematan kata “hutan” bukan basa-basi. Ini bukan taman yang cuma punya segelintir pohon! Hutan Kota Indraloka seluas lebih dari satu hektar ini betul-betul rindang. Lengkap dengan pepohonan yang diameternya melebihi satu depa manusia dewasa. Serta suara-suara tonggeret khas hutan tropis.
Ada sebuah jogging track gravel yang mengular di antara pepohonan itu. Jogging track itu juga melintasi sebuah kolam buatan. Jogging di tempat seperti ini pasti bikin paru-parumu lega karena oksigennya fresh banget, baru diproduksi.
Di sisi lain dari rindangnya Hutan Kota Indraloka, ada area yang “gundul” juga. Area itu diisi dengan lapangan bulu tangkis, tempat berkumpul macam amfiteater, serta playground anak-anak yang desainnya sangat ceria dan modern. Meski gundul, namun suasananya masih teduh. Terutama ketika pagi dan sore hari.
Satu-satunya syarat berkunjung ke Hutan Kota Indraloka
Meski tidak dipungut biaya sepeserpun, ada satu syarat yang bagi saya wajib dipenuhi oleh pengunjung Hutan Kota Indraloka. Syarat itu adalah jangan lupa bawa losion anti-nyamuk.
Secara visual, Hutan Kota Indraloka memang terlihat menyejukan. Tapi jangan bayangkan hawa sejuknya sama persis seperti hutan-hutan di gunung. Hutan kota ini hanya terasa lumayan dingin di pagi hari. Ketika matahari mulai terik hingga sore hari, hawanya bakal kembali ke template Jakarta yang panas.
Nah, kawasan rimbun di hawa yang panas, tentu jadi habitat paling nyaman buat nyamuk. Bayangin, kamu duduk-duduk menikmati waktu setelah jogging di Hutan Kota Indraloka. Kalau kamu nggak mengoleskan losion anti nyamuk ke kulitmu yang nggak ketutup baju, bisa-bisa kamu pulang membawa bentol-bentol.
Jadi gimana, Hutan Kota Indraloka cukup unik, ya? Asalkan kamu nggak lupa bawa losion anti nyamuk, hutan kota ini bisa jadi opsi destinasi healing singkatmu. Tempat untuk memulihkan paru-paru dari polusi jalanan Jakarta yang menyesakkan. Dan tempat mengistirahatkan pikiran dari ruwetnya kehidupan ibu kota. Itung-itung, lebih hemat ongkos daripada jauh-jauh ke Bogor, kan?
Penulis: Karina Londy
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Ikan Asin Terbaik untuk Resep Nasi Liwet Sunda.
