Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Humor Seksis Adalah Lelucon Paling Dangkal

Pratita Saraswati oleh Pratita Saraswati
27 Januari 2023
A A
Humor Seksis Adalah Lelucon Paling Dangkal

Humor Seksis Adalah Lelucon Paling Dangkal (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap orang suka dengan lelucon konyol yang mengundang tawa. Celetukan humor yang menggelitik perut terkadang bisa membuat kita tertawa sampai terpingkal-pingkal bahkan mengeluarkan air mata. Tak jarang juga kita sekedar tertawa ala kadarnya, atau hanya tersenyum tipis. Persamaan dari semua itu adalah kita terhibur. Letak perbedaan ada pada selera. Baik selera yang mendengarkan atau selera yang melontarkan humor.

Lalu bagaimana dengan humor seksis? Berbagai sumber menuliskan humor seksis didefinisikan sebagai humor yang mengandung unsur penghinaan, karena adanya rangkaian kata yang bermaksud merendahkan, mengobjektifikasi, memberikan stereotip, dan memperdaya seseorang berdasarkan gendernya. Pasti kita pernah mendengarnya dari lingkungan sekitar. Entah sebagai orang yang dijadikan objek candaan, entah hanya mendengar, atau bahkan kita tidak sengaja ikut menjadi pelaku humor seksis.

Merasa lucu padahal tidak bermutu

Alih-alih ingin terlihat asyik dan lucu, mereka yang gemar melontarkan humor seksis justru terlihat kurang terpelajar. Humor seksis ini biasanya cukup banyak terdengar di dunia kerja. Bisa antar rekan kerja, oleh atasan, atau bahkan yang bikin mati kutu adalah saat dilontarkan oleh klien.

Sebagai contoh ada cerita di mana saya harus rekonsiliasi di kantor klien dan merasa sangat tidak nyaman mendengar lelucon tak berkelas ini. Seorang karyawan perempuan berkata, “Pak, e-mail-nya belum masuk di saya.” Lalu dijawab sama si bapak-bapak itu, “Masa sih belum masuk? Bantu masukkin, dong”. Dalam ruangan itu memang ada beberapa orang baik laki-laki maupun perempuan. Semakin terasa tidak nyaman ketika dibumbui beberapa tawa dan seruan dari karyawan laki-laki lainnya. “Ciyee..”, “Wah, mancing, nih, kamu…”. Pertanyaannya, di mana letak lucunya obrolan dangkal itu?

Pernah juga ada seorang karyawan laki-laki dengan tingkat jabatan manajer, yang artinya cukup tinggi dan seharusnya terpelajar. Saat sedang berdiskusi mengenai kendala pekerjaan di lahan milik orang, si bapak manajer ini membuat lelucon soal status pemilik lahan itu, yaitu status janda. Dalam candaan bodohnya dia melontarkan ide bahwa yang seharusnya berangkat menemui pemilik lahan itu adalah anak buahnya yang laki-laki masih muda, masih gagah, biar lancar urusan di lahan itu. Menyerngit alis ini mendengar ide tak berdasar itu. Tidak pahamkah hati nurani bapak manajer, bahwa janda itu bukan status untuk direndahkan dan dihina seperti itu. Belum lagi humor-humor seksis lainnya di dunia kerja yang cukup sering membuat secangkir kopi panas di tangan ini ingin melayang. Rupanya tidak semua karyawan kantoran bahkan yang menduduki posisi manajer itu terpelajar dalam hal bercanda.

“Yaelah, kan cuma bercanda!”

Bisa dipastikan bahwa mereka yang suka melontarkan humor model begini tidak memikirkan perasaan orang-orang yang dia jadikan objek candaan. Khususnya posisi perempuan. Respon yang ditunjukkan kaum perempuan pun menjadi serba salah. Ketika si perempuan diam, dianggap sah-sah saja dijadikan objek lelucon. Ketika si perempuan tersenyum getir, dianggap suka dengan leluconnya. Ketika si perempuan membalas dengan pernyataan atau pertanyaan yang menunjukkan dia tak nyaman dengan candaan ini malah dijawab, “Yaelah, kan cuma bercanda!”

Kalimat pembelaan dengan dalih bercanda lebih spontan terucap oleh pelaku humor seksis dibandingkan kalimat meminta maaf. Seperti sudah menjadi templat bahwa lelucon ini wajar untuk dinormalisasi, bahwa humor seksis itu sah diucapkan kepada perempuan.

Sudah saatnya “cuma bercanda” tidak dijadikan tumbal untuk membela diri. Jika mengetahui dirinya salah ya minta maaflah, walaupun mungkin di awal belum tulus, masih terlihat gengsi, tapi setidaknya sudah minta maaf. Itu lebih baik daripada mencari pembelaan diri dengan kalimat, “Yaelah, kan cuma bercanda!”

Baca Juga:

Indra Keenam Orang Batak Hingga Relasi Gender dan Tanggung Jawab Sosial

Penderitaan Saya sebagai Perempuan dengan Nama Adit

Jangan mewariskan humor seksis ke generasi mendatang

Kalau diingat-ingat memang humor seksis sudah muncul dari dulu bahkan pada tontonan anak-anak. Waktu itu masih zaman menonton di televisi. Orang tua dan anak-anak yang menonton saat itu pasti tidak aware mengenai adanya humor seksis, humor yang mengajarkan berperilaku kurang sopan, dan menyebabkan anak yang menonton kala itu, “Oh seperti ini dianggap lucu ya”. Beberapa di antara mereka pun tumbuh menjadi orang yang gemar humor seksis.

Sebagai contoh di antaranya kartun Crayon Shinchan, Dexter’s Laboratory, Powerpuff Girls, Scooby Doo, dan banyak kartun lain yang tak disangka ternyata ada humor seksis secara tersirat. Lantas apakah kita rela kalau generasi mendatang kembali membiarkan humor seksis sebagai humor yang normal? Tentu tidak rela, karena ini pembodohan generasi ke arah yang salah.

Berikanlah tontonan yang lebih bermanfaat. Tontonan yang mengajarkan adab dan akhlak, mengajarkan perilaku sosial yang baik, atau tontonan yang menambah wawasan. Biarkan generasi ke depan tumbuh dengan pemahaman bahwa guyonan itu untuk mencairkan suasana, untuk mengakrabkan diri dengan teman, atau untuk menghibur. Bukan mengobjektifikasi pihak lain untuk direndahkan bahkan sampai merasa dilecehkan.

Ajak berhenti, jangan ditoleransi

Mengajak pelaku humor seksis untuk berhenti itu memang tantangan. Bahkan saya sendiri belum bisa lantang dalam menentang. Terkadang karena takut menyinggung padahal kitanya sudah tersinggung, terkadang karena tidak enak dengan orang-orang sekitarnya, terkadang juga karena malas meladeni orang yang sukanya guyonan saru.

Akan tetapi tidak ada salahnya mulai mencoba menghentikan pelan-pelan. Bisa dengan pura-pura tidak dengar, bermuka kecut tanpa tawa sama sekali, bertanya apa maksud perkataan pelaku, lalu pelan-pelan mulai speak-up. Mudah-mudahan mereka mulai tumbuh awareness mengenai adanya pelecehan verbal. Karena ini bukan lagi soal baperan atau mudah tersinggung, ini adalah tentang pahamnya seorang manusia tentang menempatkan diri dan tau batas bercanda.

Bukankah semua perkataan nantinya akan dipertanggungjawabkan?

Penulis: Pratita Saraswati
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Keanuagl Nggak Lucu? Humor Emang Ribet, Ini Penjelasan Nggak Lucunya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Januari 2023 oleh

Tags: awarenessgenderhumor seksis
Pratita Saraswati

Pratita Saraswati

Lulusan Teknik Industri. Penyeduh kopi susu. Ibu dari anak-anakku dan istri dari suamiku.

ArtikelTerkait

Indra Keenam Orang Batak Hingga Relasi Gender dan Tanggung Jawab Sosial

Indra Keenam Orang Batak Hingga Relasi Gender dan Tanggung Jawab Sosial

12 November 2023
Istilah 'Ibu Dilarang Sakit' Menunjukkan Betapa Saktinya Ibu Rumah Tangga terminal mojok.co

Istilah ‘Ibu Dilarang Sakit’ Menunjukkan Betapa Saktinya Ibu Rumah Tangga

27 Februari 2021
Memiliki Istri Gamer dan Stigma yang Menyertai

Memiliki Istri Gamer dan Stigma yang Menyertai

30 Oktober 2019
panduan memahami toxic masculinity feminin maskulin ketimpangan gender mojok.co

Panduan Memahami Toxic Masculinity, Waham yang Merugikan Laki-laki dan Perempuan

6 September 2020
Kegiatan Tidak Berguna: Nyuruh Orang Berhenti Merokok atau Mempertanyakan Alasan Merokok terminal mojok.co

Memangnya Kenapa Kalau Rokokku Rokok ‘Jablay’?

31 Juli 2019
Jadi Perempuan Sulit? Maaf, Jadi Pria Juga Ada Kalanya Sulit, Nona terminal mojok.co

Dear Cewek, Dimasakin sama Cowok Itu B Aja sih

18 Juli 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Hidup di Bogor Itu Nggak Seindah yang Ada di Bayanganmu, Udah Panas, Macet, Chaos! jakarta

Bogor, Kota yang Nanggung karena Sulit Dijangkau Transportasi Umum, Harus Mampir Jakarta Dulu!

16 November 2025
Jebakan Utang untuk Healing: Bersenang-senang Dahulu, Sengsara Kemudian

Jangan Kasih Utang ke Orang, Traktir Makan Aja: Udah Dapet Pahala, Silaturahmi Tetap Terjaga!

14 November 2025
3 Makanan Ekstrem Blora yang Nggak Cocok di Lidah Banyak Orang, tapi Menarik untuk Dicoba Mojok.co

3 Kuliner Ekstrem Blora yang Mungkin Nggak Cocok di Lidah Banyak Orang, tapi Menarik untuk Dicoba

12 November 2025
Jalan Monginsidi, Jalan Braganya Salatiga: Ikonik dan Nggak Kalah Cantik

Jalan Monginsidi, Jalan Braganya Salatiga: Ikonik dan Nggak Kalah Cantik

12 November 2025
Diejek Karena Kuliah di UIN, Dianggap Aneh dan Paling Suci (Unsplash)

Diejek Karena Kuliah di UIN: Dianggap Harus Selalu Suci dan Paling Agamis Padahal Hanya Mau Kuliah, Bukan Mendaftar Jadi Bidadari

15 November 2025
4 Kelebihan Produk Superindo yang Tidak Dikatakan Orang-orang

4 Kelebihan Produk Superindo yang Tidak Dikatakan Orang-orang

12 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=xlSfd228tDI

DARI MOJOK

  • Menolak Kerja di Dubai yang Bergaji Puluhan Juta demi Temani Ibu yang Sedang Sakit dan Bertahan dengan Gaji UMR Jogja
  • Kala Puskesmas Hadir di Gang-Gang Sempit, Anak Muda dan Lansia Jogja Tak Punya Alasan Untuk Sakit
  • Driver Ojol di Malang Pertama Kali Dapat Pesanan Bersihin Makam dan Nyekar di Pusara Orang Kristen, Doa Pakai Al-Fatihah
  • Komikus Era 80-an Akui Sulitnya Membuat Karya di Masa Kini, bahkan Harus Mengamati Lewat Drakor untuk Kembangkan Cerita Anak
  • Lari Sambil Nikmati Kopi dan Pastry, Fitbar Hadirkan Shake Out Run Pertama di Indonesia
  • JILF 2025 Angkat Isu Sastra dan Kemanusiaan

Summer Sale Banner
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.