Honda MegaPro hadir setelah menerima tongkat estafet dari Honda GL series yang sudah lebih dulu mengaspal di jalanan. Sebagai pengganti, MegaPro sudah jelas mendapat kebaruan dari sisi desain dan kapasitas mesin. Tenaga mesinnya jadi gede untuk ukuran motor setelah masa Reformasi. Yups, Honda MegaPro dikenalkan tahun 1999 setelah menggantikan GL Pro yang kudu pensiun di tahun sebelumnya.
Meski dilabeli sebagai pengganti, sepertinya Honda melupakan akan suatu hal. Dan suatu hal tersebut adalah kesalahan Honda yang hanya berfokus pada model dan output mesin hingga mengabaikan sisi lain. Yang akhirnya menimbulkan banyak masalah sampai motor ini akhirnya nggak diproduksi lagi.
Daftar Isi
Generasi Honda MegaPro dari waktu ke waktu
Generasi pertama Honda MegaPro seperti yang sudah saya bilang sebelumnya telah dikenalkan tahun 1999. Dan generasi ini dikenal sebagai MegaPro Hiu. Julukan itu muncul sebab bodi belakangnya mirip tampang Hiu. Rada wagu memang.
Berbekal mesin 160 cc SOHC tanpa electric starter bikin motor ini lumayan menyebalkan. Salah teknik nyelah starter saja, siap-siap kaki memar. Kaki kanan saya salah satu korbannya.
Berselang tiga tahun kemudian, MegaPro Hiu secara desain masih sama, plek ketiplek. Lampu depan membulat, tangki gede 8 liter, bodi belakang tetap kayak hiu, mesin masih 160 cc serta memakai ban 18 inci depan belakang. Tapi, di seri ini mendapat kebaruan di sistem starter-nya. Jika dulu masih mengandalkan engkolan untuk menghidupkan mesin, di tahun ini sudah lebih mudah. Tinggal pencet tombol kuning di stang sisi kanan, mesin seketika menyala.
Generasi MegaPro Hiu bertahan cukup lama dengan memberi gimmick visual berupa stiker bodi baru. Hingga akhirnya motor ini purna tugas dan digantikan sang MegaPro 160 Advance atau biasa dikenal sebagai MegaPro Primus tahun 2006.
Di seri ini, desain MegaPro cukup berubah drastis terutama di bagian bodi belakang. Ciri khas ikan hiu-nya sudah hilang dan diganti “buntut” lebih sporty yang agak meruncing. Oh iya, julukan MegaPro Primus semata-mata karena dulu bintang iklannya adalah Primus Yustisio. Itu saja.
Desainnya memang lebih sporty karena memakai velg palang. Tapi, secara keseluruhan baik mesin, fitur dan tetek bengek lainnya masih sama dengan MegaPro Hiu. Bisa dibilang, Honda hanya mengganti “baju” tanpa melakukan perbaikan dari masalah-masalah di seri sebelumnya.
Baca halaman selanjutnya: Primus dijegal V-ixion…
Primus dijegal V-ixion
Namun begitu, Primus mampu bertahan sampai 2010 walaupun agak terjegal karena Yamaha merilis V-ixion pada 2007. Pada 2010-lah akhirnya Honda melakukan penyegaran dengan memperkenalkan Honda New MegaPro.
Seri ini visualnya benar-benar baru. Bisa dilihat bodi luarnya dengan model lampu depan kayak barong. Model tangki membengkak jadi 12.3 liter. Pun, ukuran bodi dan lampu belakangnya lebih menyipit, sangat berbeda jauh dari seri yang lalu serta ukuran ban yang dipakai mengecil jadi 17 inci depan belakang. Katanya desain ini sih dari India, diambil Honda CB Unicorn Dazzler. Katanya lho ya.
Tapi sayangnya, mesin jadi mungil kapasitasnya, 150 cc mana belum pakai radiator lagi. Makin nambah gregetan lagi karena ini motor belum pakai injeksi, masih pakai karburator model vakum. Padahal Vixion udah injeksi sejak 2007. Baru pada 2014, Honda lebih sadar dan merilis New MegaPro dengan teknologi injeksi saja dan melakukan perubahan minor dari Honda New MegaPro Karburator.
Penyakit turunan yang ada di Honda MegaPro
Jika melihat lamanya usia motor ini, harusnya, harusnya lho ya, pihak pabrikan bisa lebih ada improvement saat menelurkan produk selanjutnya. Namun, hal itu seakan nggak terjadi di MegaPro. Malahan, yang ada penyakit menurunnya selalu ada. Tak berlebih jika saya menyebut Honda MegaPro sebagai produk gagal dengan penyakit turunan. Sebab, faktanya memang banyak problem yang dirasakan para pemiliknya termasuk saya sendiri.
Saya bisa bilang, dari generasi awal penyakit lumrah ditemukan. Mulai dari bagian rantai kamprat lebih cepat kendor. Terus ada masalah frame atau rangka belakang mencong yang bikin spakbor belakang dan roda nggak simetris juga lumrah ditemui.
Oh iya, tak ketinggalan bagian bodi. Dari MegaPro Hiu yang awal-awal dulu sampai generasi Primus juga sering banget mengalami tangki bahan bakar keropos.
Belum lagi soal desain pengunci gear belakang yang cuman memakai snap ring. Pada banyak kasus, para pengguna MegaPro sampai hampir celaka gara-gara gir belakang mau lepas. Padahal lumrahnya, motor lain memakai dudukan model nap gir. Bukan pakai bushing terus dikunci snap ring kayak punya Honda MegaPro Hiu sampai Primus.
Kalah saing sama kompetitor
Meski di generasi MegaPro Primus, Honda menyematkan desain yang lebih sporty. Namun, Yamaha yang memunculkan V-ixion di tahun 2007, tepat setahun setelah Primus ditelurkan. Hal ini seakan jadi pil pahit yang kudu diterima oleh Honda. Sebab Yamaha V-ixion lebih unggul dari semua sisi. Apalagi jika melihat penggunaan rangka deltabox-nya.
Terlebih jika melihat banyaknya “minus” di dalam MegaPro, memilih V-ixion tentu saja hal yang waras. Sudah memakai teknologi injeksi, irit. Sudah gitu, nggak ada masalah tangki keropos, rangka belakang miring kayak yang ditemukan di Honda MegaPro.
Alhasil, Vixion menguasai pasar dan menggeser Honda MegaPro kala itu. Walaupun baru pada 2010 dan 2014, Honda lebih sadar dan merilis New MegaPro dengan perubahan desain dan yang tahun 2014 menyematkan teknologi injeksi. Tapi, langkah ini agaknya sebuah keterlambatan. Pesaingnya sudah jadi idaman apalagi desainnya disukai banyak kalangan tak terbatas anak muda saja.
Selangkah demi selangkah, tahun berganti tahun akhirnya Honda MegaPro akhirnya terkubur juga. Terkubur bersama “penyakit” yang sejak dulu dibawa.
Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Honda, Jaga Kualitas Motormu, Jangan Biarkan para Loyalismu Berpaling!