Honda Jazz Masih Tetap yang Terbaik meskipun Hatchback Seri Baru Bermunculan

Mobil bekas Honda Jazz bakal diburu. (Unsplash.com)

Mobil bekas Honda Jazz bakal diburu. (Unsplash.com)

Honda Jazz memang sudah disuntik mati oleh PT HPM di Indonesia sejak tahun 2021 lalu. Namun, mobil hatchback satu ini seolah memiliki banyak nyawa. Meski sudah tidak ada lagi diproduksi, Honda Jazz bekas tetap banyak peminatnya di saat mobil hatchback baru mulai bermunculan. Jangankan mobil hatchback dari pabrikan lain, hatchback dari merek Honda sendiri, yang digadang-gadang sebagai pengganti Honda Jazz yaitu Honda City hatchback tidak mampu bersaing dari segi penjualannya.

Jika melihat data GAIKINDO, angka penjualan Honda City hatchback tahun 2022 sebesar 5.874 unit. Bandingkan dengan penjualan Honda Jazz sebelum disuntik mati pada 2019 dengan angka penjualan mencapai 12.168 unit. Jauh sekali, Bouzzz.

Angka penjualan Jazz memang menurun di tahun 202. Tapi saya kira bukan karena konsumen kecewa dengan mobilnya, tapi lebih ke urusan psikologis. Kita sudah terlanjur mendengar Jazz generasi keempat tidak akan masuk pasar Indonesia, sehingga orang yang mau membeli Jazz pastinya berpikir ulang. Apakah sebaiknya membeli mobil yang akan disuntik mati atau penggantinya yang baru?

Namun, saat Jazz baru benar-benar tidak lagi dijual dan mobil hatchback generasi baru mengaspal di jalan Indonesia. Banyak orang malah berburu Honda Jazz bekas di pasaran. Ada beberapa alasan yang membuat Jazz menarik untuk dibeli selain modelnya yang sporty dan cocok untuk segala kalangan.

Fun to drive

Perpaduan handling lincah, performa mesin oke dan suspensi yang nyaman tapi tidak membuat limbung membuat siapa saja akan jatuh cinta pada Jazz sejak kali pertama ngegas. Saya pernah mengendarai Jazz GK5, memang suspensinya agak keras kalau di kendari sendirian, tapi handlingnya bagus.

Bahkan, menurut saya handling Jazz generasi ketiga lebih bagus ketimbang Honda Brio baru. Pesaing Honda GK5 sebenarnya adalah Yaris model Ikan Lele (Facelift). Sayangnya hatchback satu ini terasa gemelodak ketika dikendarai dan radius putarnya payahnya minta ampun. Bagi saya, tentu saja, mengendarai Jazz lebih enak dari sisi mana pun.

Honda Jazz adalah tipe mobil yang mudah dikendalikan bahkan oleh pemula. Ini tidak hanya berlaku untuk GK5 ya, tapi untuk yang lebih tua seperti GD3 (genrasi pertama) dan GE8 (generasi kedua). Intinya, semua generasi Honda Jazz membuat pengalaman mengemudi kita nyaman dan menyenangkan. Poin plusnya lagi, Jazz sudah dilengkapi tilt dan telescopic steering. Jadi setirnya pun bisa diatur sesuai kenyamanan pengemudi. Bagi ciwi-ciwi ini fitur penting, ygy. Tubuh perempuan yang mungil nggak hanya butuh mengatur posisi setir, posisi tempat duduk yang bisa digeser dan ditinggikan juga penting, dan Jazz menenuhi semua kriteria tersebut.

Dengan kapasitas mesin 1.497 cc, 4 silinder, Honda Jazz mampu mengeluarkan tenaga sekitar 118.3 hp dan torsi maksimum 145 Nm pada putaran 4600 rpm. Boleh dibilang tenaga mesinnya cukup powerful, tapi konsumsi bensinnya irit. Sependek ingatan saya, Jazz adalah pelopor mesin tranmisi CVT yang sangat berpengaruh pada efisiensi bahan bakar. Pernah tuh, ada yang battle Jazz generasi ketiga (GK5) dengan Sirion baru. Hasilnya, konsumsi bensinnya masih tetap irit Honda Jazz. Sepertinya irit adalah nama lain dari Honda.

Baca halaman selanjutnya

Mobil sejuta umat kaum drag race…

Honda Jazz mobil sejuta umat kaum drag race

Semasa masih kuliah, saya suka nonton kompetisi slalom dan drag race. Kalau saya amati, mobil yang digunakan kebanyakan adalah Jazz. Hal ini sebenarnya bisa kita jadikan salah satu bukti kalau Honda Jazz punya power yang lebih bagus dari kompetitornya. Sebab, prinsip mobil drag race itu kan mesin powerful dan body ringan. Kalau orang-orang di drag race (baca: cukup paham mesin) memilih mobil ini, artinya memang paling bagus dibandingkan pesaingnya.

Selain itu, berdasarkan pengalaman teman- teman saya yang menggunakan Honda Jazz, mobil ini tidak rewel. Asal Anda melakukan perawatan dengan baik, mobil ini bisa bertahan lama dan awet sampai Anda jadi tua. Mungkin perlu beberapa perbaikan atau ganti spare part, tapi tidak sampai menguras isi kantong.

Model menarik, kabin luas

Desain mobil memang tergantung selera. Namun, saya rasa, Honda Jazz tampilannya lebih bagus dibandingkan kebanyakan mobil hatchback lain, bahkan yang baru sekalipun. Salah satu alasan mobil ini disuntik mati di Indonesia adalah karena Jazz generasi keempat (Honda Fit) bentuknya lebih gemuk dan dirasa tidak akan disukai orang Indonesia. PT HPM beranggapan jika city hatchback akan lebih cocok dengan selera warga Indonesia. Nyatanya, bentuk city hatchback yang agak panjang justru tidak membuat orang berbondong-bondong membelinya.

Honda Jazz memang memiliki desain yang cukup sporty dan mudah dimodifikasi. Nggak perlu memiliki bakat desain hanya untuk membuat Jazz di garasimu ganteng. Mobil ini akan tetap keren meskipun yang modif nggak punya jiwa seni. Sebab, bentuknya memang sudah bagus dari pabriknya. Nggak hanya itu, meskipun dimensi mobil ini terlihat agak kecil, tapi mobil ini memiliki kabin yang sangat luas (baca: paling luas di kelasnya). Ini Jazz, Boz, bukan Pajero yang kelihatan besar di luar, tapi ruang kabinnya malah sempit.

Honda Jazz, the true King of Hatchback

Orang Indonesia itu kan jiwa kekeluargaannya tinggi. Kalau ada mobil yang desainnya bagus dan muat banyak akan cenderung disukai. Saya kira, perpaduan antara tampilan keren, mesin powerful, fun to drive, irit bahan bakar, fitur sudah modern, ruang kabin yang lebar dan harganya yang stabil di pasaran menjadikan Honda Jazz layak disebut sebagai King of Hatchback.

Ini bukan omong kosong, ygy, teman saya yang punya jasa rental mobil berbagai merek mengatakan jika Honda Jazz adalah salah satu mobil yang sering keluar/dipesan. Meskipun di rental tersebut ada Suzuki Baleno yang lebih baru tahunnya.

Dengan budget yang terbatas, misalnya kita hanya memiliki dana tak sampai Rp200 juta, membeli Honda Jazz bekas memang tampaknya lebih menarik bagi banyak orang. Jelas lebih menarik ketimbang memboyong Brio baru yang overpriced itu.

Akhir kata, saya sebenarnya juga masih penasaran lho, kok bisa-bisanya mobil yang sangat fenomenal di masanya ini malah disuntik mati oleh PT HPM? Apa memang pabrikan sering bikin blunder dengan menembak kaki sendiri? Tiada yang tahu.

Penulis: Tiara Uci
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Honda Jazz Harus Dibangkitkan dari Kematian. Ini Mobil Bekas dengan Greget Berbeda

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version