HMJ UIN Walisongo Semarang tak punya struktur yang bagus
Saya tidak menyebut semua, tapi mayoritas dari pengurus HMJ UIN Walisongo Semarang adalah mahasiswa dengan otak kosong yang nggak paham cara berorganisasi. Selain hanya ingin caper saja ke mahasiswa baru. Kebanyakan dari mereka ketika ditanya soal kurikulum dan sistem kampus, paling juga plonga-plongo.
Mau tahu program rutinan dan andalan yang sering diadakan oleh HMJ? Makrab (Malam Keakraban). Njir ini program benar-benar nggak jelas. Dalihnya biar bisa mengenal satu sama lain, padahal ini hanya kedok untuk mencari bibit-bibit mahasiswi baru untuk dighosting. Apakah saya termasuk pelakunya? Tentu saja tidak !
Secara keorganisasian, HMJ UIN Walisongo Semarang punya struktur yang prematur. Dia tak memiliki pengontrol atau penasihat secara formal dari struktur yang dapat dijadikan rujukan oleh pengurus. Di Ormawa lain, biasanya memiliki majelis penasihat atau pertimbangan berisi senior-senior bengis yang memantau setiap rumusan program kerja. Jadi ada sistem controlling yang diterima pengurus. Saat demisioner, ada sistem musyawarah yang berisi laporan pertanggunjawaban kinerja selama satu periode.
Sementara HMJ tidak memiliki itu, sehingga setelah dilantik, mayoritas pengurusnya bubar dan lupa ingatan. Kumpul ketika ada Mahasiswa baru saja. Laporan pertanggungjawabannya pun hanya ketika ada kegiatan dan dilakukan secara prosedural di hadapan fakultas. Aneh betul organisasi ini. Padahal dapat dana langsung dari kampus. Harusnya bisa mengembangkan sayapnya. Masak kalah sama organisasi yang gak dapat dana dari kampus.
Ruang gerak sempit, mending bubar
Organisasi ini juga punya ruang gerak yang sempit. Di atasnya ada Badan Eksekutif yang daya jelajahnya lebih luas ke mahasiswa. Menjurus ke program peminatan dan keterampilan, ada banyak Ormawa lain yang lebih punya kapasitas seperti lembaga pers mahasiswa, kelompok studi ekonomi Islam, Komunitas Bisnis, Komunitas Seni, dan lain sebagainya. Ormawa-ormawa itu lebih patut untuk mengakomodir para mahasiswa.
HMJ UIN Walisongo Semarang ini seperti sosok yang tanpa hobi di antara teman-temannya yang punya hobi dan keterampilan mumpuni. Sehingga seperti nggak berguna ketika berada di tongkrongan.
Sebenarnya bisa saja HMJ ini lebih bertaji. Kuncinya mau berkolaborasi dengan Ormawa Fakultas untuk proyek atau program konkret di bidang tertentu. Tapi ya itu, kebanyakan pengurus HMJ diisi oleh mahasiswa otak kosong yang nggak mau membuka diri. Inginnya eksklusif bikin program sendiri. Yaelah dikira gampang ngajuin proposal ke lembaga-lembaga bergengsi? Nggak usah jauh-jauh deh, bikin surat sama proposal saja saya yakin nggak pada paham. Ujung-ujungnya, proposalnya seperti makalah. Mau ngajuin program atau tugas kuliah sih?
Jadi, bagi kalian mahasiswa baru yang nggak lolos HMJ, sudah nggak usah kecewa. Organisasi ini gak penting-penting amat. Sebaiknya bergabung ke organisasi lain yang lebih jelas, bukan hanya mejeng sana-sini, sok-sokan galak dan cool di hadapan mahasiswa baru saat PBAK. Padahal tidak tahu apa-apa. Apakah saya juga seperti itu? Entahlah, saya lupa!
Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA UIN Walisongo Semarang: Universitas Terbaik di Jawa Tengah Dilihat dari Letak dan Cabang Kampusnya