Beberapa bulan yang lalu, game atau lebih tepatnya judi online Higgs Domino sedang naik daun di Indonesia. Tak terkecuali di lingkungan saya.
Bila dihitung-hitung, dari sepuluh teman saya, hanya dua yang tidak benar-benar kecanduan pada Higgs Domino. Dengan kata lain, semua teman saya bermain game ini. Jangan tanya saya bermain atau tidak, karena jawabannya tentu iya. Meskipun saya termasuk ke dalam kelompok yang tidak benar-benar kecanduan. Maksud saya, Saya tidak pernah keluar atau mendapatkan uang dari game satu ini. Ini bukanlah pencitraan atau apalah yang dapat dikatakan agar menjaga nama baik saya. Siapalah saya yang sok-sokan menjaga nama baik.
Sungguh saya tidak masalah dengan fenomena ini. Namun yang jadi masalah, sebagai pengguna Shopee yang mengaktifkan SPaylater, saya kerap dijadikan pelarian terakhir oleh teman-teman saya yang kalah dan kehabisan uang ketika bermain game Higgs Domino ini.
Kita semua tahu, Shopee merupakan aplikasi jual beli online yang serupa dengan kantong doraemon. Semua ada di sana, termasuk chip Higgs Domino. Chip merupakan nilai yang dipertaruhkan di dalam game ini.
Jadi, ketika teman saya kehabisan chip, dan tidak punya uang lagi untuk membelinya. Mereka menghubungi saya untuk meminta tolong dibelikan chip di Shopee lewat metode pembayaran SPayLater. Dan karena saya terlahir sebagai seseorang yang tidak enakan, akhirnya saya mengiyakan permintaan teman saya itu. Alhasil setiap bulan SPayLater saya mencapai batas limit. Seperti bulan ini, tagihan di SPayLater saya mencapai sejuta tiga ratus dua puluh sembilan ribu rupiah. Dan itu semua tidak lain tidak bukan karena kekalahan teman-teman saya saat bermain Higgs slot domino.
Sebenarnya, saya tidak dengan cepat mengabulkan permintaan mereka untuk berutang di Shopee. Dalam banyak kesempatan, saya kerap menasehati mereka untuk tidak lagi kecanduan game ini. Atau setidaknya berhenti bermain game ini untuk berjudi. Perjudian dalam game ini memiliki persentase kekalahan yang cenderung lebih besar ketimbang kemenangan, sebab lawan yang dihadapi dalam game ini adalah komputer dengan sistem yang sudah diatur sedemikian rupa untuk memenangkan tuannya.
Salah satu nasihat lain yang kerap saya katakan adalah, “Hoy kamun tau ndo, Oma muat lagu Judi tu pas diok dang kalah. Jadi berhentilah.” Artinya, “Kalian tahu tidak, waktu Rhoma Irama nyiptain lagu ‘Judi’, itu sesudah beliau kalah berjudi. Jadi berhentilah.” Namun, mereka tetap kekeh dan terus memaksa saya. Apa dikata, menasehati orang yang gila judi, hampir mirip-mirip seperti menasihati orang yang sedang jatuh cinta: tak mengubah apa-apa.
Dilema!
Satu sisi, saya tidak enak untuk menolak permintaan teman saya yang cenderung memaksa dan merengek seperti balita yang kehabisan susu, atau seperti budak cinta yang ditinggal tanpa aba-aba saat lagi sayang-sayangnya. Di sisi lain, bila terus-terusan saya ikuti kemauan mereka, saya akan terus mendengar keluhan mereka setiap mendekati awal bulan, sebab bingung, tak tahu bagaimana cara membayar tagihan SPayLater saya.
Hal itu juga yang membuat saya sedih. Dan sungguh saya bersedih bukan atas masalah yang sedang menimpa teman-teman saya. Pada dasarnya itu adalah atas ulah mereka sendiri. Lebih jauh dari itu, saya sedih dan kasihan terhadap kuping saya. Rasanya, kuping saya cukup menderita karena setiap hari mendengar berita-berita yang menyedihkan yang sedang dialami oleh dunia hari ini. Dan kini, ditambah lagi penderitaan itu dengan mendengarkan keluhan-keluhan yang selalu sama yang keluar dari mulut teman-teman saya setiap mendekati awal bulan.
BACA JUGA 5 Alasan Sebaiknya Kita Nggak Daftar dan Pakai Shopee Paylater dan tulisan Khoirul Kalam lainnya.
