Hi-Tech Mall Surabaya Masih Aja Hidup Segan Mati Tak Mau

Hi-Tech Mall Surabaya Masih Aja Hidup Segan Mati Tak Mau Mojok.co

Hi-Tech Mall Surabaya Masih Aja Hidup Segan Mati Tak Mau (unsplash.com)

Belanja di Surabaya itu mudah. Banyak pusat perbelanjaan atau mal yang siap memenuhi kebutuhan kalian. Bahkan, tidak sedikit mal yang punya spesifikasi khusus, mal yang menjual barang-barang elektronik misal. Di Surabaya banyak mal seperti itu, salah satu yang jadi andalan saya adalah Hi-Tech Mall atau yang kini juga dikenal THR IT Mall.  

Itu mengapa, ketika butuh membeli laptop baru beberapa waktu lalu, tanpa pikir panjang saya langsung ke Hitech Mall. Sebab, 6 tahun sebelumnya, saya juga beli laptop di Hitech Mall ini. Apalagi, jaraknya yang mending kalau diukur dari tempat tinggal saya di Kabupaten Gresik.

Sebenarnya, sudah lama beredar di media online dan media sosial soal kondisi Hi-Tech Mall Surabaya ini. Berbagai sumber menggambarkannya bak hidup segan mati tak mau. Bahkan, kondisinya pernah dibahas salah satu penulis Terminal Mojok dengan judul Pengalaman Saya Mengunjungi THR IT Mall Surabaya: Nuansanya Suram dan Hampir Kena Tipu

Akan tetapi, saya tetap saja kaget ketika pertama kali masuk Hi-Tech Mall setelah sekian lama. Tak disangka perubahannya sedrastis ini. Kondisinya berbeda 180 derajat dengan tahun lalu. Sumpah, rasanya canggung banget rasanya mau sebut bangunan ini sebagai mal. 

Hanya satu lantai mal yang beroperasi di Hi-Tech Mall Surabaya

Ketika masuk kawasan Hi-Tech Mall Surabaya, ayah saya sudah lebih dulu bergumam. Menanyakan apakah lokasi yang dituju sudah benar. Sebab, pusat perbelanjaan elektronik itu terlihat sangat sepi. Padahal, dilihat dari bangunannya Hi-Tech Mall nggak kecil-kecil amat dan cukup megah. 

Pertanyaan ayah saya semakin menghantui ketika memasuki parkiran. Bagaimana tidak, sangat sedikit kendaraan terparkir di sana. Jumlahnya mungkin tidak sampai 30 kendaraan. Padahal, waktu menunjukan pukul 11 siang saat kami mampir. Keraguan kami sedikit memudar ketika penjaga karcis parkir menanyakan niat kami parkir apakah untuk membeli laptop. Oh, berarti mal ini masih menjual alat-alat elektronik. 

Sisa keraguan kami menjadi kenyataan ketika masuk ke dalam gedung mal. Tangganya kumuh dan liftnya mati. Dan, kagetnya lagi, hanya satu lantai yang beroperasi. Ketika kami masuk ke lantai 2, ruangannya sudah kosong melompong. Lebih seramnya lagi, semua sales langsung berteriak menawarkan produknya ketika ada pembeli. 

Sebagai satu-satunya pembeli, jujur saja pengalaman itu memang agak seram. Terlebih ketika menyusur tenan demi tenan. Hi-Tech Mall Surabaya benar-benar jadi implementasi mall yang hidup segan, tapi mati pun tak mau.

Bangunan yang ngeri-ngeri sedap

Selain tangga yang terlihat nggak terawat, seluruh sudut bangunan ini benar-benar kumuh. Tumpukan debu terlihat samar-samar sejauh saya melayangkan pandangan. Kalau dilihat pakai color grading atau preset kamera, bangunan lantai ini udah kayak pakai base cokelat. Beuh, beneran ini mah. Lebih mirip pasar yang lagi direnovasi.

Yang bikin saya dan ayah saya bingung, mal ini benar-benar terlihat normal beroperasi kalau dari luar. Palang di depan pun masih tertempel berdiri gagah. Hi-Tech Mall. Gitu deh. 

Setelah mencari di Google, nggak ada tanda-tanda pasti yang menyebutkan mal ini tutup. Kecuali, ya memang, ternyata ada sih beberapa artikel yang mengatakan penjualan Hi-Tech Mall turun drastis beberapa waktu belakangan.

Begitu banyak perubahan terjadi selama 6 tahun terakhir. Sebenarnya pemerintah setempat sudah menyadari kondisi mal ini dan merencanakan revitalisasi. Semoga saja segera terealisasi supaya Hi-Tech Mall Surabaya tidak beneran gulung tikar. 

Penulis: Chusnul Awalia Rahmah
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Kerja di Mal Itu Enak, Adem, Banyak Jajan, kecuali Bayar Parkirnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version