Happy Tree Friends, Serial Animasi yang Bikin Trauma

Happy Tree Friends, Serial Animasi yang Bikin Trauma

Happy Tree Friends, Serial Animasi yang Bikin Trauma (pixabay.com)

Happy Tree Friends itu nggak ada happy-happy-nya sama sekali. Jangan terkecoh!

Serial animasi atau kartun biasanya untuk bagi anak-anak. Cerita ringan, karakter lucu, ilustrasi berwarna-warni, dan musik yang ceria menjadi ciri khasnya. Sehingga anak-anak pun dapat terhibur dan senang ketika menonton. Namun apa jadinya, jika ada animasi dengan ciri-ciri tersebut justru sangat tidak direkomendasikan untuk anak-anak?

Jika ada animasi yang tidak boleh ditonton anak-anak, Happy Tree Friends pasti terpikir di kepala kalian. Tidak seperti namanya, barangkali kesan setelah menonton animasi ini bukanlah happy, tapi creepy. Bagaimana tidak, bagi beberapa orang, serial animasi ini bisa bikin jadi susah makan, bahkan mungkin juga jadi trauma. Bisa dibilang, Happy Tree Friends adalah Final Destination versi kartun.

Atau, malah jauh lebih ngeri ketimbang Final Destination

Happy Tree Friends adalah serial animasi dewasa bertema dark comedy yang dibuat oleh Aubrey Ankrum, Ronde Montijo, dan Ken Navarro. Di situs resmi Mondo Media (rumah produksi dan distributor animasi tersebut) terdapat peringatan bahwa serial ini memang bukanlah tontonan anak-anak. Walaupun demikian, tak menutup kemungkinan jika serial animasi ini pernah disaksikan berbagai kalangan, termasuk anak-anak. Beberapa teman saya mengatakan pernah menontonnya ketika masih anak-anak. 

Karakternya memang lucu, musiknya ceria, ilustrasinya pun warna-warni, namun isinya hanya tentang pembunuhan. Dari awal hingga akhir film, suguhan adegan sadis seperti kepala terputus, usus yang terurai, otak yang hancur, mata yang keluar dari tempatnya, dan adegan sangat sadis penuh darah lainnya tak pernah absen. Ya, dengan suguhan demikian memang sudah sewajarnya anak-anak tidak boleh nonton. Tetapi, karena hal tersebut pula, animasi ini begitu populer, terutama bagi mereka yang menyukai film dengan adegan kekerasan dan penuh darah.

Ceritanya sendiri biasanya berlatar rumah karakternya. Ada pula yang berlatar tempat di taman, kota, dan alam sekitar seperti pantai atau hutan. Total karakter yang ada dalam animasi tersebut sebanyak 22, dengan ciri khasnya masing-masing. Namun, semua karakter punya kesamaan, di mana kematian yang muncul dalam animasi tersebut seringkali disebabkan oleh kelakuan karakternya yang bodo amat, ceroboh, kurang bijaksana, atau memang bodoh saja. Karakternya sendiri diambil dari hewan hutan dengan pengenaan sifat-sifat manusia. Hewan yang dijadikan karakter misalnya kelinci, landak, tupai, dan rusa. Walaupun karakternya terinspirasi dari hewan, hal tersebut tidak membuat kekerasan dalam film ini jadi terasa kurang sadis.

Happy Tree Friends pertama kali dirilis pada 1999 di jaringan internet, dan dengan segera mengalami kesuksesan dan berhasil mendatangkan penonton sebanyak 15 juta setiap bulannya. Kemudian pada 2006, serial animasi ini mengudara di jaringan televisi Amerika, G4 TV. Oleh karena adegannya yang sadis, animasi ini hanya ditayangkan pada jam tengah malam.

Menariknya animasi ini juga pernah tayang pada saluran televisi Indonesia yaitu Global TV pada 2002-2005, yang juga ditayangkan pada jam malam. Sekarang animasi ini dapat dengan mudah disaksikan di kanal YouTube Mondo Media, atau dengan mengunjungi situs resminya.

Di kanal YouTube Mondo Media, terdapat 79 episode Happy Tree Friends dengan durasi rata-rata kurang dari lima menit. Ada juga video kompilasi yang durasinya mencapai 20 menit. Adapun episode paling populer dari serial animasi ini berjudul Eyes Cold Lemonade yang telah ditonton lebih dari 86 juta kali. Kamu bisa langsung aja cuss ke sini jika mau nonton. Tapi, sebaiknya nggak usah cari penyakit. Mending mencintai orang yang tak bisa kau miliki saja, beneran.

Intinya, episode Eyes Cold Lemonade adalah pengejawantahan quote “When life gives you lemons, make lemonade” dengan cara yang amat sadis.

Serial animasi Happy Tree Friends memang bukan untuk anak-anak. Karakternya yang lucu, warna warni, dan musik ceria berbanding terbalik dengan isinya yang penuh dengan sadisme. Tapi, hal tersebut pula yang membuat serial animasi ini menarik. Saya yakin tidak semua orang dewasa sekalipun dapat tahan menonton serial animasi tersebut. Tetapi, bagi orang-orang yang ingin menikmati sajian gore dan bosan dengan film yang itu-itu saja, serial ini amat sangat saya rekomendasikan.

Tapi, lagi-lagi, risiko tanggung sendiri.

Penulis: Ma’mun Nawawi Alfahri
Editor: Rizky Prasetya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version