Beberapa hari ini, media sosial Indonesia diramaikan oleh status perubahan jenis kelamin Aprilia Manganang yang sebelumnya berjenis kelamin perempuan, menjadi berjenis kelamin laki-laki. Singkatnya, Aprilia Manganang ini mengalami apa yang disebut dunia kedokteran dengan istilah Hipospadia, Suatu kondisi medis ketika letak lubang kencing berada di bawah, bukan di ujung.
Seperti biasanya, banyak sekali netizen yang tidak bisa mengontrol jarinya, memaki-maki Aprilia Manganang dengan berbagai macam kalimat yang sangat tidak pantas. Sebagai orang yang beberapa kali gym bareng dengannya dari zaman saya masih aktif sebagai atlet cabang olahraga karate, saya akan memberikan dukungan pada Aprilia Manganang. Biar bagaimanapun, beliau ini banyak sekali jasanya pada Indonesia dibandingkan netizen yang bisanya bacot doang!
Kenapa saya membela Aprilia Manganang? Sebagai sesama atlet, saya tahu persis bagaimana rasanya diragukan oleh khalayak ramai. Apalagi skripsi saya juga membahas mengenai hal tersebut.
Sejak memulai karier profesionalnya pada 2011, status jenis kelamin Aprilia Manganang kerap kali dipertanyakan, baik oleh atlet, tim kepelatihan lawan, maupun oleh netizen. Dituding sebagai perempuan yang memakai steroid pun rasanya sudah terlalu sering.
Saya bahkan pernah mengunggah foto di gym bersamanya sekitar dua tahun lalu dan salah satu teman SMA saya berkata, “Itu beneran perempuan, Wis? Nggak salah?”
Di laman Instagram pribadinya pun banyak sekali yang menanyakan perihal jenis kelaminnya jauh sebelum pernyataan resminya kemarin. Dan dengan santai dia berkata, “Saya mah malaikat kak.”
Lagi pula, bertahun-tahun sebelumnya Aprilia Manganang ini sering menjalankan tes medis untuk memeriksakan jenis kelaminnya. Apalagi, Aprilia Manganang ini adalah prajurit TNI dengan pangkat Sersan Dua. Sudah pasti saat tes masuk, diperiksa segala sesuatunya dong.
Baru pada kemarin, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Andika Perkasa mengakui kesalahan bahwa pada perekrutannya pada 2016, ada tes yang tidak lengkap. Saat masih berstatus sebagai atlet voli Indonesia pun, pihak Federasi Bola Voli Internasional dan Komite Olimpiade Internasional saja tidak ambil pusing dan memutuskan bahwa dia berjenis kelamin perempuan. Dia nggak pernah menolak tes medis sama sekali dari awal.
Sekarang, secara resmi status jenis kelamin Aprilia Manganang adalah laki-laki sehingga netizen harusnya tidak usah berdebat panjang apalagi sampai nyinyir. Lihatlah segudang prestasinya yang mengharumkan nama bangsa dari cabang olahraga voli. Selain itu, dia juga mengabdikan dirinya sebagai prajurit. Kalian yang nyinyir, punya prestasi apa?
Saya lihat, dari dulu yang nyinyirin Aprilia Manganang ini memang nggak punya prestasi apa-apa. Bahkan ketemu langsung aja nggak pernah. Sekitar 3 bulan lalu, saya masih gym bareng dia di Jalan Cikaso Selatan Kota Bandung. Saya akui, dia adalah sosok yang baik dan sopan, meskipun menyandang status atlet voli putri terbaik Indonesia. Dia kerap kali memberikan tips olahraga dan diet yang baik dan benar pada saya.
Banyak sekali fansnya yang juga mengatakan hal serupa. Aprilia bahkan nggak pernah menolak untuk diajak foto oleh para penggemarnya. Saya sering menyaksikannya di gym. Bahkan sering kali dia ke gym dengan membawa oleh-oleh. Beberapa member gym kadang dikasih sepatu, jersey, ataupun peralatan olahraga lainnya. Mungkin kalau saya minta ya bakal dikasih juga, tapi saya cukup memintanya untuk foto bareng aja deh.
Sebagai penutup, Aprilia Manganang sebenarnya selama 28 tahun hidup, terus menerus dipertanyakan jenis kelaminnya, terutama saat mulai dikenal dunia atas prestasinya di cabang olahraga voli. Tapi, dia dapat terus maju dan memberikan prestasi terbaiknya bagi Indonesia di dunia voli dari segala hinaan orang-orang tersebut.
Untuk Aprilia Manganang, nggak usah musingin netizen yang bisanya bacot, masih ada netizen kayak kami yang akan mendukungmu. Ayo kita gym bareng dan foto bareng lagi lain hari!
Sumber gambar: YouTube Fakta Voli dan dokumen pribadi penulis
BACA JUGA 3 Pemain Badminton Terbaik Dunia yang Tidak Meledak-ledak, Namun Memiliki Prestasi Meledak dan tulisan Raden Muhammad Wisnu lainnya.