Saya seringkali jengkel ketika berkenalan dengan orang-orang baru, khususnya berkenalan bersama mereka yang berdomisili di luar Jawa Barat. Sebab, ketika saya memperkenalkan diri sebagai orang Garut, lantas yang terbesit dalam pikiran mereka adalah Vina Garut.
Terakhir kali saya berkenalan dengan seseorang lalu orang tersebut mengatakan “Ooh Vina Garut ya? hehe” itu terjadi di kota Semarang, Jawa Timur, saat saya mengikuti kegiatan Ketemu Buku Semarang 2019 yang dibikin oleh 3G Production. Di situ, saya langsung berkontemplasi: kenapa sih ah Teh Vina bikin video gituan, jadi kesellll.
Namun, walaupun kota Garut sudah tercoreng karena video skandal Teh Vina, saya pribadi tetap mencintai dan kerap merindukan kota yang berpenduduk sekitar 2,547 juta jiwa ini. Yhaa kalo kata orang Garut mah kota kami ini kota kecil, tetapi kota ini penuh arti dan punya sejuta cerita, uwuwu~
Maka dari itu, izinkan saya untuk sedikit memberikan informasi tentang kota Garut agar kalian itu tahunya nggak cuma Vina Garut doang. Berikut hal-hal yang menurut saya penting untuk kamu ketahui tentang kota Garut.
Candi Cangkuang
Candi Cangkuang merupakan satu-satunya candi yang masih utuh di provinsi Jawa Barat. Saya ulang, satu-satunya candi yang masih utuh di provinsi Jawa Barat. Candi ini terdapat di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Candi Cangkuang terletak bersebelahan dengan makam Embah Dalem Arief Muhammad, sebuah makam kuno pemuka agama Islam yang dipercaya sebagai leluhur penduduk Desa Cangkuang.
Apa yang lebih istimewa bagi saya pribadi terhadap Candi Cangkuang ini? Ya, candi ini berada di kecamatan tempat saya tinggal. Jadi, kalo mau tiap hari ke sana, mudah saja. Terlebih, Candi Cangkuang juga bagi teman-teman saya sudah semacam punya magnet tersendiri untuk pengen selalu mampir. Yhaa sekadar buat ngopi dan nongkrong di sore hari sambil menikmati suasana situ Cangkuang mah cocoklah.
Candi Cangkuang saya rekomendasikan nih buat teman-teman yang lagi ada kegiatan di kota Garut. Barangkali lagi mampir ke rumah teman, punya cemewew orang Garut, bolehlah sesekali kamu mampir ke kecamatan saya ini dan menikmati keindahan Candi Cangkuang. Pokoknya terbaaiik!
Gunung Guntur, Cikuray dan Papandayan
Bagi para hiking lovers, saya kira, kota Garut seharusnya menjadi salah satu kota yang perlu kamu agendakan untuk muncak setiap tahunnya. Sebab, kota kami ini memang secara topografi berada pada ketinggian 717 mdpl sehingga dikelilingi banyak gunung.
Saya sarankan, cobalah untuk mendaki ke Gunung Guntur lebih dulu. Sebab, gunung berapi yang memiliki ketinggian 2.249 mdpl itu sering kami sebut sebagai “Semeru mini” karena trek berpasir dan kerikilnya itu layaknya Gunung Semeru. Bagi saya pribadi yang nggak terlalu doyan mendaki, dengan ketinggian segitu ditambah ngeliat treknya praktis lutut langsung lemes. Mungkin bagi kamu yang sudah terbiasa bakal santuy aja.
Di Gunung Guntur sendiri kamu bakal mendapati spot sunrise terbaik, itu pun kalo lagi beruntung wqwq. Salah satu pemandangan yang disukai para pendaki di Gunung Guntur adalah warna langit saat matahari terbit. Dan luar biasanya, Gunung Guntur memiliki empat puncak. Silakan kamu naik terus sampai baterai kamu habis karena terus-menerus minta difotoin setiap saat. Ya karena saking indahnya, kamu nggak mau melewatkan sedikit pun pemandangan yang ada.
Next, mendakilah ke gunung tertinggi nomor 4 di Jawa Barat yaitu Gunung Cikuray. Namun, di gunung yang satu ini kamu nggak bakalan nemu air sepanjang perjalanan menuju puncak. Sebab, Gunung Cikuray termasuk sebagai gunung yang nggak aktif dan bentuknya menyerupai kerucut raksasa. Jadi, pastikan kamu bawa air yang banyak sebelum mempersiapkan diri untuk naik. Kalo nggak bawa air yang banyak tentu dong kamu bakal kehausan dan takutnya nggak bisa masak Indomie, lur!
Terakhir, Gunung Papandayan. Nah, kalo ke Gunung Papandayan ini istilahnya bukan mendaki, tetapi kunjungan. Astaghfirulloh. Ya karena Gunung Papandayan lebih cocok disebut sebagai tempat wisata gitulah. Namun, walaupun begitu, di Gunung Papandayan kamu bakal disuguhi kawah belerang, hutan mati yang memukau, terus milky way, egila milky way wqwq, padang Edelweis dan kolam air panas. Gunung ini cocok untuk pendaki pemula yang ingin belajar mendaki gunung.
Dodol
Nah, sekarang kita masuk ke masalah hakaneun yang identik dengan kota Garut yaitu dodol Garut. Sebenarnya, sebelum Teh Vina viral, setiap berkenalan dengan orang-orang baru saya justru lebih suka ketika kota saya ini dikenal karena dodol Garutnya.
“Kenalin, saya Ridwan, dari Garut”.
“Ooh dodol Garut, ya?”
Sumpah! Langsung tersenyum lebar. Namun, ketika si Teteh eta viral jadi langsung maleessss kenalan sama orang baru, jol nateh sok ngaku-ngaku orang Bandung weh tung-tung namah. Sudahlah. Lupakan.
Baik, bagi kamu yang akan berkunjung ke Garut jangan lupa menyisihkan sebagian uang kamu untuk membeli dodol sebagai oleh-oleh. Karena ada beragam jenis dodol di Garut yang sungguh lezat dan niscaya kamu bakal kecanduan untuk pengen beli lagi dan lagi.
Di Garut, kamu bisa menikmati dodol wijen, dodol nangka, dodol durian, nanas, aaah buanyyak, Bos. Pendapat saya, kelebihan dodol Garut rasanya khas dan beda dari dodol-dodol sejenis lainnya di Indonesia.
Domba
Nggak lengkap kalo ngomongin kota Garut tanpa domba Garut. Alasannya sederhana sih, coba di provinsi Jawa Barat, kota mana yang dombanya suka dijadikan komoditas unggulan serta menjadi kebanggan Nasional ((Nasional))? Tentu saja Kabupaten Garut, luur!!
Bagi kalian yang masih awam mengenaidciri-ciri Ovies aries ini. Eh naon eta Ovies aries? Atuh supaya lebih keren aja, kan istilah latin Domba Garut itu Ovies aries xixixi. Saya akan ngasih sedikit ciri-ciri domba Garut.
Pertama, domba Garut itu memiliki badan yang besar, kuat dan lebar. Kedua, daun telinga relatif kecil dan kokoh. Ketiga, ekor berbentuk segitiga terbalik dengan timbunan lemak pada pangkal ekor dan mengecil pada bagian bawah. Terakhir, berat badan domba jantan sekitar 60-80 kg, kalo betina 30-40 kg. Ini hasil riset saya ngobrol sama pemilik domba di kampung.
Salah satu keunggulan dari domba Garut sendiri adalah sifatnya yang temperamental. Diganggu sedikit, langsung marah. Apalagi kalo sudah diadu, mungkin domba kota lain di pur sama domba Garut mah. Hati-hati saja.
Jaket kulit Garut
Produk yang suka diincar oleh wisatawan di Garut adalah jaket kulit. Produk jaket kulit kota kami memang sudah memiliki nama. Banyak penggemar jaket yang bilang kalo produk jaket asli orang Garut itu berkualitas baik.
Saya jadi ingat ketika main ke Kabupaten Sumenep, Madura. Seorang tukang sate selalu ingin ngobrol dengan saya terkait jaket kulit Garut yang memang harganya masih reasonable itu.
Bagi teman-teman yang ingin membeli langsung jaket kulit asli Garut, ada satu wilayah khusus di kota saya yang sudah jadi pusat utama jaket kulit yaitu di Sukaregang. Untuk memasuki wilayah tersebut nggak jauh kok di pusat kota Garut, cuma 3 km. Tanyain aja nanti sama orang-orang Garut sana.
Nah, untuk harga jaket kulit beragam. Dari sampai 600 ribu sampai 1,5 juta juga ada. Tergantung model, bahan dan finishing dari jaket tersebut. Oh iya, selain jaket kulit, aksesoris yang berbahan kulit lainnya di kota saya banyak, tas, dompet, ikat pinggang dan seterusnya.
Ceweknya cantik-cantiik~
Secara geografis, kota Garut berdekatan dengan kota Bandung. Jadi wajar jika saja cewek Garut tak kalah cantik layaknya cewek-cewek Bandung. Apalagi kalo kamu main-main ke pedalaman kampung di kota kami, beuuh kamu bakal menemukan bidadari tak bersayap
Saking ayunya cewek-cewek Garut, teman saya saja yang sudah merantau kemana-mana pernah bilang, “Pokokna urang mah cinta produk lokal” dia memiliki salah satu cita-cita dalam hidupnya kalo punya istri ya sesama orang Garut.
Barangkali, itulah beberapa hal yang harus kamu tahu tentang kota Garut. Dan sebenarnya banyak sekali keindahan di kota Garut, karena kota kami memiliki julukan sebagai Swiss van Java, yang tentu Negeri Swiss sendiri dikenal sebagai tempat wisata alam di Negeri Eropa.
Karena saya takut takabur terus-menerus ngomongin keindahan kota Garut, jadi dicukupkan sekian saja. Mudah-mudahan sehabis membaca ini, kamu nggak bilang lagi Vina Garut mulu, karena kalo bilang begitu wae, asli mending gelut aja sama aing, hah?
BACA JUGA Teori Soal Kenapa Orang Sunda Tidak Menikah dengan Orang Jawa.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
—