Daftar Isi
#3 Terlalu banyak karakter
Hal lainnya yang bikin saya kecewa setelah menonton serial ini adalah karakternya cukup banyak. Sebenarnya wajar sih kalau saat menonton sebuah serial kita mengikuti banyak karakter dengan kisah perjalanan mereka masing-masing. Sayangnya, dalam Duty After School fokus saya buyar karena karakter yang diperlihatkan (((terlalu))) banyak.
Sejujurnya saya nggak terlalu yakin siapa karakter utama dalam serial ini yang harus saya simak dari episode pertama. Rasanya nggak ada karakter utama antagonis atau semacamnya. Penonton harus mengikuti kisah tiap karakter dan itu cukup melelahkan buat saya.
#4 Timing komedi yang tidak pas
Hal lain yang kurang menyenangkan dari serial Duty After School adalah adegan komedi yang kurang pas. Di situasi genting tapi masih mencoba melucu, rasanya kok kurang bisa diterima, ya. Ada satu karakter yang ngebanyol dalam satu drama itu hal yang wajar, dan kebetulan dalam serial ini sosok tersebut ada tapi kadang tingkahnya di luar nalar. Dalam kondisi hidup dan mati, masih sempat-sempatnya dia melucu. Saya yang menonton merasa itu terlalu maksa dan berlebihan.
#5 Penampilan rapi kala dunia sedang kacau
Bukannya julid, tapi inilah yang terlihat secara gamblang dari kacamata saya selama nonton serial ini. Jika diperhatikan dengan saksama, penampilan karakternya masih terlalu rapi, terutama rambutnya yang lurus masih tertata dengan sangat baik. Padahal situasinya lagi kacau, lho, berhadapan dengan invasi alien.
Terlepas dari ketidaknyaman dan kekecewaan yang saya rasakan, saya memahami bahwa serial Duty After School ini memang menargetkan pasar anak muda remaja berusia 17-20 tahunan. Tentu sebagai penonton saya berharap ada peningkatan penyajian cerita. Meski begitu, ada juga sisi lain yang patut diapresiasi dari serial ini, salah satunya efek CGI yang bagus banget untuk sebuah serial.
Serial Duty After School dibagi menjadi dua bagian dan bagian pertama sudah selesai. Semoga di bagian kedua nanti ada peningkatan, ya.
Penulis: Nabial Chiekal Gibra
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 10 Serial Netflix Paling Buruk yang Pernah Ada.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.