Hal Sepele yang Dilakukan Penjual Mie Ayam tapi Bikin Kesel Setengah Mati

Saya Kecewa dengan Mie Ayam yang  Dijual di Warung Bakso dan Mie Ayam  Mojok.co

Saya Kecewa dengan Mie Ayam yang  Dijual di Warung Bakso dan Mie Ayam  (unsplash.com)

Kalau mie ayam membuat sebuah partai, pastilah dia partai besar dengan massa fanatik yang siap turun ke jalan tanpa dibayar. Basisnya solid, militannya banyak, dan suaranya nyaris tak tergoyahkan. Bahkan kalau lembaga survei turun tangan pun, nama Partai Mie Ayam hampir pasti nangkring di posisi puncak. Kalau bukan juara satu, ya minimal masuk tiga besar.

Mie-nya yang kenyal dipadu dengan minyak ayam, potongan ayam kecap, rebusan caisim dan kepyuran daun bawang, membuat olahan mie yang satu ini susah untuk ditolak. Suatu kenikmatan yang tidak bisa digantikan oleh sushi ataupun steak.

Sayangnya, kebahagiaan menikmati seporsi kuliner ini sebelum mati itu sering dirusak oleh hal-hal sepele yang dilakukan penjual. Iya, sepele banget sebenarnya. Tapi, entah kenapa terasa mengganggu hingga membuat kita pengen bilang, “Bang, plis deh…”

Bungkus mie ayam pakai kresek

Sungguh tak habis pikir dengan kelakuan abang-abang penjual yang menggunakan kantong kresek untuk membungkus mie ayam. Ini literally mie-nya dimasukin langsung ke kantong kresek, ygy. Bukan diwadahin plastik bening dulu baru dimasukkan ke kantong kresek.

Kalau kamu belum pernah nemu pedagang yang seperti ini, kamu beruntung. Kamu tidak perlu tenggelam dalam rasa pengen nangis karena melihat perlakuan si abang penjual kepada mie.

Ini kalau Juicy Luicy sampai ketemu abang mie ayam yang bungkus pakai kantong kresek, bisa-bisa lirik lagu “Sialan” diubah jadi begini:

Dari seribu wadah di dunia
Mengapa
Kau gunakan si kresek hitam

Mie sudah matang, tapi abangnya malah ngobrol

Bayangkan situasinya begini. Kamu mau bungkus mie ayam. Posisi kamu ada di dekat panci si penjual. Kamu melihat bagaimana si abang memproses pesanan kamu, termasuk ketika mie-nya dicemplungin ke dalam panci.

Nah, ketika dalam keyakinanmu mienya sudah matang, si abang malah sibuk dengan urusan lain. Entah mencatat pesanan pembeli yang baru datang, bergosip dengan partnernya, berhitung dan cari-cari uang kembalian, dsb. Pokoknya, tiba-tiba banget dia jadi sibuk ketika mie kita sudah saatnya diangkat. Ya Tuhan, nggak sekalian ditinggal umroh aja itu Bang mienya? Huhuhu… Kesel banget.

Masalahnya gini, loh. Mie itu kan sensitif. Kelamaan dikitttt aja di air panas, dia bisa jadi terlalu lembek. Makan mie ayam yang benyek itu jelas mengurangi kenikmatan.

Mengambil lagi yang sudah tercecer

Saking riweuhnya melayani pelanggan, mungkin karena antrean sedang mengular atau karena tangannya sudah kebanyakan shift tanpa jeda, penjual mie ayam sering kali terburu-buru saat menyiapkan pesanan. Akibatnya, ada saja potongan ayam yang tidak mendarat mulus di mangkok, mie dan potekan cesim yang jatuh ke sela panci, atau daun bawang yang nyasar ke meja. Wajar, namanya juga lagi kejar target.

Masalahnya, ada tipe penjual mie ayam yang terlalu efisien. Akhirnya, segala yang tercecer dia punguti lagi. Potongan ayam dimasukkan kembali ke wadah, cesim dan mie diambilin dari pinggiran panci, serta daun bawang diseka lalu dikumpulkan ke wadah. Semua dilakukan dengan wajah datar, seolah-olah itu bagian dari SOP dapur.

Ta-tapi kan, pelanggan yang kebetulan melihat jadi geli. Kalau dipungut untuk dibuang lalu area dibersihkan sih bagus dan terpuji. Lha ini? Dipungut, dimasukkan lagi ke porsi pelanggan berikutnya. Ya ampun, Bang~

Meskipun demikian, benar pepatah bilang: Cinta itu buta. Mau penjualnya polah kaya apa, dasarnya suka ya suka aja. Mau dibungkus pakai kresek kek, abangnya masak mienya kematengan kek, daun bawang yang dipake hasil seka sana-sini kek, begitu aroma kuah ayam dan minyak bawang sampai ke hidung, semua kekesalan lenyap. Karena ya, siapa pula orang yang bisa benar-benar marah pada semangkuk mie ayam?

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Betapa Sulitnya Bagi Saya untuk Menormalisasi Sarapan Mie Ayam ala Warga Jakarta, Bukannya Bertenaga Malah Jadi Kliyengan!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version