Hal-hal Menjengkelkan yang Ada di Jalan Tunjungan Surabaya

Hal-hal Menjengkelkan yang Ada di Jalan Tunjungan Surabaya

Hal-hal Menjengkelkan yang Ada di Jalan Tunjungan Surabaya (Pemkot Surabaya via Wikimedia Commons)

Sebagai salah satu ikon di Surabaya, Jalan Tunjungan digadang-gadang mampu bersaing dengan Malioboro di Jogja atau Kayutangan di Malang. Lebih dari itu, kawasan ini juga bisa dibilang sebagai destinasi wisata paket lengkap. Bagaimana tidak, mulai dari pusat perbelanjaan, kuliner, sampai sisi historisnya menarik untuk ditelusuri.

Akan tetapi, di balik pesona Jalan Tunjungan, tetap ada beberapa hal menjengkelkan yang akan kalian alami ketika berkunjung ke sini. Bukan karena tempatnya yang ramai pengunjung, tapi soal fasilitas dan berbagai hal yang mengganggu kenyamanan. Bukan tidak mungkin, hal-hal berikut membuat kalian kapok untuk mampir ke sini.

#1 Jalan Tunjungan Surabaya minim tempat sampah

Belum lama ini, saya mampir ke Jalan Tunjungan dengan niat untuk jalan-jalan. Kebetulan saya datang ketika malam minggu, ketika daerah ini sedang ramai-ramainya. Seperti biasa, di mana ada keramaian, pasti di situ ada sampah. Dan benar saja, saya bisa dengan mudah menemukan sampah berserakan di berbagai sudut.

Dalam hal ini, ada dua pihak yang layak untuk dicaci maki dan disalahkan. Pertama, mereka yang membuang sampah sembarangan. Sumpah, tolong banget kalian sesekali otaknya dipakai. Kedua, Pemkot Surabaya yang nggak menyediakan tempat sampah dalam jumlah banyak dan petugas kebersihan.

Pemkot Surabaya harusnya sudah tahu kalau Jalan Tunjungan, terutama ketika weekend, pengunjungnya pasti membludak. Gitu, lho, bisa-bisanya nggak antisipasi masalah kebersihan. Bayangkan, sampah-sampah tadi ditumpuk begitu saja di sekitar trotoar. Sudahlah baunya busuk, sampahnya berair pula. Kan nggilani banget, ya?

#2 Parkir liar di pinggir jalan bikin jalanan makin ruwet

Sebelum bahas parkiran, saya mau disclaimer dulu kalau saya belum paham status parkiran yang di Jalan Tunjungan Surabaya. Pemkot bilang kalau ada parkiran resmi di sekitar area ini, tapi waktu saya cari nggak ketemu, kecuali yang ada di basement gedung Siola. Saya coba tanya ke kawan-kawan yang lain juga nggak ada yang ngerti.

Mayoritas pengunjung parkirnya di pinggir jalan. Jadi, saya anggap ini parkiran liar, toh tukang parkirnya juga nggak berseragam dan nggak ngasih karcis.

Masalah utama dari keberadaan parkir liar macam ini adalah mengganggu aktivitas pengendara. Itulah sebabnya Jalan Tunjungan Surabaya selalu macet, sebab sisi kanan-kiri jalan dibuat parkiran. Selain itu, parkiran kayak gini juga mengurangi estetika. Jadi, kelihatan makin ruwet. Lha, gimana, ratusan motor sampai puluhan mobil bisa seenaknya parkir di pinggir jalan.

Baca halaman selanjutnya: Petugas Satpol PP dan Dishub yang cuma nongkrong…

#3 Satpol PP dan Dishub yang cuma nongkrong

Masih berhubungan dengan parkir liar, sebenarnya di sekitar Jalan Tunjungan Surabaya banyak ditemui petugas Satpol PP dan Dishub. Akan tetapi, mereka nggak ngapa-ngapain di situ, paling cuma main hp sambil sesekali ngobrol sama orang sekitar. Sudah gitu, tok. Padahal, jelas-jelas di depan mereka banyak parkir liar dan orang buang sampah sembarangan yang mengganggu ketertiban umum. Tapi, malah nggak ada tindakan sama sekali. Aneh.

#4 Terlalu banyak pengamen di Jalan Tunjungan Surabaya

Pengamen di Jalan Tunjungan itu banyak. Ada yang niat banget sampai bawa alat musik dan pengeras suara sendiri, ada juga yang keliling cuma modal gitar atau kentrung. Dalam banyak waktu, sebenarnya keberadaan mereka ini menghibur dan bisa membuat suasana Jalan Tunjungan Surabaya makin syahdu dengan nyanyiannya.

Akan tetapi, keberadaan pengamen yang kelewat banyak ini lama-lama juga mengganggu kenyamanan pengunjung, lho. Bayangkan saja, pengamen satu pergi, nggak lama kemudian datang pengamen yang lain. Gitu terus. Situasi ini jelas bikin risih dan dilema. Mau ngasih, tapi kok datang terus. Mau nggak ngasih, tapi kok kasihan juga.

#5 Toiletnya susah dicari!

Hal menjengkelkan terakhir dari Jalan Tunjungan Surabaya adalah toiletnya yang susah dijangkau. Masalah susahnya toilet ini pernah dibahas oleh Mbak Bella di Terminal Mojok. Memang benar Jalan Tunjungan cuma punya satu toilet, yakni di dalam Pasar Tunjungan dan itu juga berbayar. Ini tahun 2024, lho. Kok bisa-bisanya masih ada toilet berbayar?

Sudah gitu toilet di tempat ini juga nggak bisa dibilang bersih. Tipikal toilet umum yang pokok ada dan bisa dipakai aja gitu. Memang, sih, ada alternatif lain seperti numpang di Indomaret atau cafe-cafe sekitar, tapi mosok Pemkot Surabaya nggak mau menyediakan toilet umum yang layak? Perkara toilet aja harus numpang tempat lain, ngisin-ngisini!

Saya kira itu saja beberapa hal menjengkelkan yang ada di Jalan Tunjungan Surabaya. Semoga berbagai masalah yang mengganggu kenyamanan ini bisa segera ditangani oleh pemkot. Eman-eman, lho. Jalan Tunjungan ini punya potensi yang menjanjikan sebagai destinasi wisata di Kota Pahlawan, tapi ya harus diurus dengan serius.

Penulis: Dito Yudhitira Iksandy
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jalan Tunjungan, Ikon Kota Surabaya yang Semakin Tidak Ramah Wisatawan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version