Akhir November 2019, saya dan keluarga bergegas ke Kayu Agung untuk melangsungkan acara pernikahan. Kami transit dulu di Bandara Mahmud Badaruddin Palembang. Lalu, kami dijemput ke Kayu Agung. Dalam perjalanan dari Palembang ke Kayu Agung, saya melihat ada warung dengan plang besar bertuliskan “Tahu Sumedang”. Wah, saya baru tahu ternyata ada juga ya warung kuliner tersebut di sini. Saya kira hanya ada Jawa Barat saja.
Ayah saya yang juga melihat warung itu lalu berkata “Lebih enak yang di Sumedang tahunya,” katanya. “Iya, betul.” Lalu, mengapa saya bisa tahu kalo rasa tahu Sumedang di sini tuh nggak selezat yang ada di Sumedang?
Mundur satu tahun sebelumnya. Nah, pertengahan 2018, paman saya datang ke rumah. Saat siang, ayah menyuruh saya memesan makan siang lewat aplikasi online. Saya lalu melihat-lihat makanan, lalu menemukan ada Tahu Sumedang. Lalu, saya menawarkannya kepada paman saya itu.
“Ini ada tahu Sumedang, mau?”, tanya saya
“Nggak, yang lain aja.”, jawabnya
“Lebih enak yang di Sumedangnya”, lanjutnya
“Kalo di sini rasanya nggak seenak di sana.”
“Beda ya rasanya?” Tanya saya.
Saya lalu penasaran bedanya rasa antara tahu Sumedang yang dibuat di Bandung dengan yang dibuat di Sumedang. Saya lalu browsing untuk mencari tahu. Ternyata, tahu Sumedang itu lezat karena menggunakan air tanah dari Gunung Tampomas. Air tanah dari Gunung Tampomas punya kandungan kalsium yang tinggi, sehingga sangat cocok untuk membuat tahu yang kenyal dan gurih.
Di Bandung yang merupakan kota tempat saya tinggal, memang cukup banyak pedagang kuliner tersebut. Khususnya, yang mangkal di pasar-pasar. Tapi, rasanya nggak selezat yang diproduksi di Sumedang. Pantas saja, kenapa paman saya itu menolak saat saya menawarkan tahu Sumedang kepadanya. Sebagai orang Asli Sumedang, paman saya ini pastinya sudah mengenal sekali seperti apa cita rasa yang sesungguhnya.
Jadi, dari titik ini, saya menyimpulkan kalo mau rasa tahu Sumedang yang 100% original, sebaiknya beli di Sumedang. Begitu pun, kalo kamu mau beli tahu mentahannya, sebaiknya beli juga di tempat ini. Kalo beli di luar Sumedang, pastinya menggunakan air tanah yang bukan dari Gunung Tampomas. Sudah tentu rasanya akan berbeda dibandingkan dengan yang asli.
Kembali ke tahun 2019. Nah, si supir menawarkan bagaimana kalo mau mampir di warung itu dulu. “Oh Bapak kampung halamannya dari Sumedang, mampir dulu atuh?”, tanyanya. Si supir ini mengucapkan kata “atuh” dengan logat Jawa, karena ia memang merupakan orang Jawa. Lalu, ayah saya menjelaskan kalo rasanya yang asli tuh cuma ada di Sumedang. Ayah saya juga menjelaskan kalo air yang digunakan di daerah lain berbeda dengan air tanah Gunung Tampomas, jadi rasa tahunya akan berbeda.
Nah, sekarang ini, resep membuat Tahu Sumedang begitu berseliweran di internet. Jadi kita sebenarnya bisa membuatnya sendiri. Tapi, sebaik-baiknya kita membuat kuliner ini, tetap saja nggak akan segurih yang diproduksi di tempat aslinya. Kan nggak menggunakan air tanah dari Gunung Tampomas.
Kalo kamu mau makan tahu Sumedang yang diproduksi di tempat lain, ya nggak apa-apa sih. Tapi, tanggung sih, soalnya rasanya nggak 100 persen original.
Sumber Gambar: Pixabay