ADVERTISEMENT
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Guitar Destruction, Aksi Panggung Brutal Penuh Pesan

Dhimas Raditya Lustiono oleh Dhimas Raditya Lustiono
26 Maret 2021
A A
rekomendasi gear untuk gitaris guitar destruction konser gitaris rock punk mojok

guitar destruction konser gitaris rock punk mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Musisi rock ‘n roll, punk, metal dan beberapa aliran cadas lainnya kerap melakukan aksi panggung yang nyeleneh seperti merusak ampli, melempar gitar, hingga aksi merusak gitar alias guitar destruction. Beberapa musisi yang diketahui pernah membanting gitarnya adalah Jimmy Hendrix, Pete Townshend, Nirvana, Green Day, dan lain-lain. Di Indonesia ada pula pengikutnya seperti Saint Loco dan Koil.

Serupa dengan hal tersebut, pada 1967 silam, Jimmy Hendrix rupanya pernah melakukan aksi nyeleneh di atas panggung, di mana gitaris kidal tersebut membakar gitarnya dengan bantuan cairan yang flammable. Meski aksi tersebut terbilang keren, namun Jimmy Hendrix harus menerima konsekuensinya, di mana setelah aksi tersebut tangannya mengalami luka bakar yang mengharuskan dirinya bersilaturahmi dengan petugas medis yang ada di rumah sakit.

Aksi nyeleneh seperti guitar destruction tentu saja menuai banyak pro dan kontra dari para fans, mengingat gitar yang dipakai oleh para musisi bukanlah barang murah.

Melihat aksi guitar destruction tersebut, tentu saja membuat saya selaku pencinta gitar merasa sedih, apalagi saya menganut prinsip Dewa Budjana: gitarku, hidupku, kekasihku. Sehingga ketika saya melihat para musisi membanting gitarnya, saya hanya bisa membatin, “Opo ora eman gitare?”

Padahal, di luar sana masih banyak anak muda yang harus menahan hasrat njajan, mengurangi uang rokok hingga menjebol celengannya demi membeli sebuah gitar sayur dengan kualitas kayu yang humble.

Bayangkan saja, Charles Mingus seorang musisi jazz pernah membanting bass miliknya seharga 25 juta rupiah. Kalau saja bass tersebut dilelang dan uangnya dibelikan mi ayam, sepertinya cukup untuk membantu bencana kelaparan di Somalia.

Lantas apa motif perusakan instrumen yang dilakukan oleh para musisi? Berikut ini adalah alasan beberapa musisi melakukan guitar destruction di panggung.

Untuk mendapatkan gambar yang keren

Pencitraan rupanya telah ada dari zaman TV hitam putih. Guitar destruction merupakan salah satu aksi yang dianggap keren jika ditangkap dengan jepretan kamera.

Hal ini rupanya pernah dilakukan oleh personel The Who, Pete Townshend di mana aksi membanting gitar telah menjadikannya masuk dalam berita yang berjudul “50 Momen yang Mengubah Rock n Roll” di majalah Rolling Stone.

Selain itu, cover album band punk asal Inggris, The Clash yang bertajuk London Calling, berhasil menjadi salah satu cover album fenomenal berkat aksi Paul Simonon yang sedang membanting gitarnya.

Menambah kehebohan

Rasa euforia saat berada di panggung terkadang membuat sang musisi lepas kontrol, apalagi jika dirinya masih terpengaruh minuman beralkohol, dan tidak menyadari bahwa instrumen yang dirusak bukanlah instrumen dengan harga murah.

Sebenarnya masih banyak aksi panggung yang dapat menimbulkan efek heboh daripada melakukan guitar destruction, seperti memutar gitar 360 derajat atau memetik gitar dengan gigi. 

Ungkapan ekspresi kekecewaan

Disa Johnson, selaku pemerhati musik pernah mengatakan, bahwa tindakan merusak alat musik di atas panggung merupakan bentuk ungkapan kekecewaan para musisi yang menganggap bahwa kemampuan bermusiknya banyak disalahgunakan secara komersial oleh industri musik.

Aksi merusak gitar bisa jadi merupakan salah satu ungkapan sakit hati para musisi terhadap industri musik. Apalagi masalah klasik di industri musik seperti masalah hak kekayaan intelektual alias pembajakan adalah masalah yang hampir terjadi di seluruh negara.

Ungkapan kekesalan dengan guitar destruction mungkin mirip dengan kekesalan petani cabai yang membuang cabainya ketika para petani merasa sakit hati dengan kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada petani. Atau aksi petani sawi yang merusak tanaman sayurannya ketika harga sayuran turun drastis sehingga membuat petani sayur mengalami kerugian.

Aksi merusak gitar rupanya tidak serta merta menunjukkan kehebohan ataupun ekspresi musisi yang lekat dengan paham anti kemapanan. Bisa jadi aksi tersebut merupakan wujud kekesalan dirinya terhadap pemerintah ataupun mafia industri musik yang telah merugikan musisi secara komersil.

BACA JUGA ‘Hot Chord’, Pahlawan Gitaris Pemula pada Masanya atau tulisan Dhimas Raditya Lustiono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Maret 2021 oleh

Tags: aksi panggungguitar destructionkonser
Dhimas Raditya Lustiono

Dhimas Raditya Lustiono

Perawat di Ruang Gawat Darurat

ArtikelTerkait

Fans KPop Disuruh Bersyukur Terus dengan Fasilitas Bare Minimum Konser Musik padahal Kami Sudah Bayar Mahal. Sehat?

Fans KPop Disuruh Bersyukur Terus dengan Fasilitas Bare Minimum Konser Musik, padahal Kami Sudah Bayar Mahal. Sehat?

6 Juli 2024
benci produk luar backstreet boys Cynantia Pratita Perlu Membawakan Lagu Post-Hardcore Ini di Indonesian Idol terminal mojok tita idol tita indonesia idol vokalis band metal

Kangen Band Comeback Adalah Hal Terbaik yang Ada di Industri Musik Tahun Ini

18 November 2020
Kalau Nggak Mau Stage Diving atau Crowd Surf, Jangan Naik Panggung!  

Kalau Nggak Mau Stage Diving atau Crowd Surf, Jangan Naik Panggung!  

31 Januari 2023
5 Konsekuensi yang Ditimbulkan Gara-gara Kericuhan Konser NCT 127 Semalam Terminal Mojok

5 Konsekuensi yang Bakal Ditimbulkan Gara-gara Kericuhan Konser NCT 127 Semalam

5 November 2022
Coba Kasih Tahu, Kenapa Ngasih Imbalan ke Pengamen Itu Nggak Wajib?

Coba Kasih Tahu, Kenapa Ngasih Imbalan ke Pengamen Itu Nggak Wajib?

5 Maret 2020
Mari Berjingkrak Bersama 10 Lagu Terbaik Weezer Terminal Mojok

Mari Berjingkrak Bersama 10 Lagu Terbaik Weezer

20 November 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
libur nasional karyawan shaming seminar wirausaha mojok

Karyawan Shaming yang Sering Dilontarkan Saat Seminar Wirausaha Itu Menyebalkan

melacak koordinator manusia silver pengemis Boneka Mampang hingga Manusia Silver: Bukti Bahwa Mengemis Itu Ada Seninya terminal mojok.co

Memburu Koordinator Manusia Silver

Bagi Orang Madiun, Pecel Tumpang Adalah Inovasi yang Sesat terminal mojok.co

Hilangnya Cita Rasa Pecel Madiun yang Tergerus Penjajah

Terpopuler Sepekan

Kecamatan Kaliwungu Semarang, Anak Tiri yang Jauh & Terasing (Unsplash)

Kecamatan Kaliwungu Semarang, Anak Tiri Kabupaten yang Malah Lebih Akrab dengan Boyolali

12 Mei 2025
Pengalaman Retur Barang Shopee yang Terlalu Mudah Malah Bikin Saya Kepikiran Mojok.co

Pengalaman Retur Barang Shopee yang Terlalu Mudah Malah Bikin Saya Kepikiran

12 Mei 2025
Sumo, Beras Pulen yang Tetap Dicari meski Harganya Bikin Gigit Jari

Sumo, Beras Pulen yang Tetap Dicari meski Harganya Bikin Gigit Jari

10 Mei 2025
Bintaro, Kelurahan yang Krisis Identitas. Disangka Tangerang Selatan padahal Jakarta Selatan

Bintaro, Kelurahan yang Krisis Identitas. Disangka Tangerang Selatan padahal Jakarta Selatan

13 Mei 2025
4 Alasan Gunungkidul Nggak Perlu Bangun Mal, Salah Satunya Merugikan Warga Bumi Handayani!

4 Alasan Gunungkidul Nggak Perlu Bangun Mal, Salah Satunya Merugikan Warga Bumi Handayani!

12 Mei 2025
"Alun-Alun Tutup” Adalah Dua Kata Lucu yang Kini Terjadi di Alun-Alun Depok Mojok.co

“Alun-Alun Tutup” Adalah Dua Kata Lucu yang Kini Terjadi di Alun-Alun Depok

14 Mei 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_ns1MCy_8lA

DARI MOJOK

  • Lulusan SMK Diremehkan, Tapi Bersyukur Nasib Lebih Baik ketimbang Sarjana yang Banggakan Gelar tapi Nganggur
  • Sisi Gelap Bandung yang bikin Resah Perantau Asal Surabaya, padahal Terkenal sebagai Kota Pelajar
  • Cilandak Jakarta Selatan Daerah Elite tapi “Tak Aman”, Gaji di Bawah UMR buat Kredit Motor Langsung Hilang sebelum Sebulan
  • Pengalaman Pertama ke Borobudur Sendirian terasa Aneh, tapi Berkat “Orang Baru” Perjalanan Saya Jadi Berkesan
  • Setelah Tidak Pernah Naik Bus, kini Saya Menyesal Mencoba Naik Sleeper Bus Sinar Jaya Suite Class
  • Upaya Merawat Candi Borobudur agar Bisa Bertahan 2000 Tahun Lagi

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.