Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Gondrong itu Identitas, Bukan Sekedar Gaya-Gayaan

Iqbal AR oleh Iqbal AR
11 Juni 2019
A A
Alasan Cowok Rambut Gondrong Males Banget Cukur terminal mojok.co

Alasan Cowok Rambut Gondrong Males Banget Cukur terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Stereotip menyebalkan tentang laki-laki gondrong susah dapat “pekerjaan”, laki-laki gondrong urakan, laki-laki gondrong itu masa depannya tidak jelas (apalagi lulusan Sastra Indonesia) memang masih beredar dan laku di masyarakat kita. Stigma-stigma buruk tentang laki-laki gondrong memang diwariskan dari generasi sebelumnya dan masih diamini oleh sebagian generasi sekarang. Ada anggapan bahwa gondrong hanya sekedar gaya, atau meniru-niru saja. Maka saya dengan tegas dan lantang menolak anggapan itu!

Gondrong itu identitas, bukan sekedar gaya-gayaan atau tiru-meniru. Para gondrongers seperti saya harus bertahan dengan berbagai macam kesulitan-kesulitan yang mau tidak mau harus dihadapi. Sering gondrongers dapat himbauan untuk mecukur rambut dengan alasan supaya rapi, dan gondrongers hanya bisa senyum-senyum saja. Kami belum bisa melawan, karena biasanya kata-kata itu muncul dari orang-orang tua.

Tidak hanya itu, kami juga susah untuk dapat pekerjaan. Seperti beberapa hari yang lalu, saya dapat tawaran kerja part time di sebuah resto. Pertanyaan pertama saya adalah, “Boleh gondrong nggak?”

Dan dengan sedikit sinis mereka menjawab, “Ya ndak bisa dong. Di sini kerapian itu nomor satu e.”

Saya sudah mengira akan mendapat jawaban seperti itu. Mereka juga pakai alasan yang tidak masuk akal sebenarnya. Kalau masalah kerapian—ya rambut kita kalau diikat bisa kok jadi rapi.

Banyak orang yang mengatakan bahwa saya bodoh. Sudah ditawari kerja malah nggak diambil, hanya karena perkara rambut. Ya jelas nggak saya ambil lah—kalau ada syarat lain selain rambut ya pasti saya ambil. Kalo disuruh potong rambut saat ini nggak mau saya.

***

Kesulitan selanjutnya yang saya dan mungkin para gondrongers hadapi adalah ketika berkunjung ke rumah pacar. Ini adalah ketidakpastian yang kadang menimpa saya. Saya selalu disambut dengan tatapan “dingin” oleh bapaknya pacar ketika saya berkunjung. Seakan beliau berkata, “Ini makhluk apa datang ke sini. Sudah gendut, gondrong lagi.”

Baca Juga:

Kredit Mobil Banyak Ruginya, apalagi untuk Gengsi, Jelas Bikin Hidupmu Hancur!

Mahasiswa Jurusan Sastra Adalah Sengenes-ngenesnya Mahasiswa, Kerap Direndahkan hingga Disuruh Pindah Jurusan

Beruntung kata-kata itu tidak keluar dari mulut beliau. Kalau tidak, kekacauan bisa saja terjadi saat itu.

Tidak jarang juga pertanyaan seperti, “kamu kuliah apa kok boleh gondrong?” atau “kamu anak band ya?” menjadi “makanan” rutin setiap malam minggu. Pertanyaan seperti itu—dan penampilan saya mungkin—membuat saya cukup sulit untuk menjalin hubungan baik dengan pacar. Apalagi dengan bapaknya yang cukup galak itu. Beruntung sekali pacar memberi sedikit pengertian—ya itung-itung mendinginkan hati. Loh kok jadi curhat ini~

Tidak berhenti di situ, kesulitan saya selanjutnya datang dari kampus. Saya kuliah di jurusan Sastra Indonesia murni, yang katanya masa depannya he he he he itu—dan katanya banyak laki-laki gondrongnya. Tapi tidak sampai setengah ekosistem laki-laki yang berambut panjang—gondrong—dan saya bisa menyebut kalau saya dan kawan berambut panjang saya adalah minoritas. Kami sering mendapat sindiran halus dari para dosen—seperti, “Gondrong sih nggak apa-apa, asal punya karya. Nggak cuma gaya-gayaan.” Atau yang lebih ekstrim kadang mengancam dengan nilai—seperti, “Heh, kamu. Minggu depan harus potong rambut kalau mau lulus mata kuliah saya.”

Keluhan-keluhan seperti inilah yang menjadi ‘diskursus’ saya dan gondrongers lainnya tiap hari selepas berkuliah sambil ngopi. Bagi saya dan gondrongers lainnya, gondrong itu identitas kami, idealisme kami yang belum saatnya untuk kami buang begitu saja. Bahkan ada kawan gondrong saya yang berkuliah di kampus yang melarang untuk memiliki rambut panjang—kasihan juga.

Saya dan mungkin kawan-kawan gondrongers lainnya punya ambisi untuk membuktikan bahwa kami bisa hidup dari idealisme yang kami pertahankan. Kami berusaha membuat sesuatu—karya atau apapun itu. Makanya saya mulai dari menulis—karena saya punya cita-cita jadi penulis, biar seperti Seno Gumira Ajidarma. Maka saya mulai dari apa yang saya bisa dan membuktikan bahwa tidak selamanya gondrong itu susah dapat kerja, gondrong itu urakan, atau masa depannya tidak jelas. Gondrong punya masa depan, meskipun masih he he he he.

Kalau dikira rambut gondrong itu urakan atau tidak baik—buat apa kami nunggu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk punya rambut gondrong? Itu namanya perjuangan. Jadi kalau masih ada yang bilang gondrong itu cuma buat gaya-gayaan saja, suruh ke sini. Biar saya ikat mulutnya dengan rambut saya. Tabik!

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: Gaya HidupGondrongMahasiswa SastraTren Masa Kini
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

kaos band

Tipe-Tipe Orang Berdasarkan Kaos Band yang Dipakai

13 Agustus 2019
Kala Investasi Jadi Gaya Hidup, Bukan Semata Menabung Terminal Mojok.co

Kala Investasi Jadi Gaya Hidup, Bukan Semata Menabung

27 Juli 2022
dosen

Sok Lucunya Dosen yang Nggak Lucu

4 Oktober 2019
Pose Mushiba Poozu

Tren Berfoto: Menggunakan Pose Mushiba Poozu Agar Terlihat Lebih Lucu

21 Agustus 2019
eksploitasi

Benarkah Kpopers Sering Jadi Objek Eksploitasi?

11 Oktober 2019
Mencari UI/UX Paling User Friendly di Aplikasi Belanja Online terminal mojok.co

Mencari UI/UX Paling User Friendly di Aplikasi Belanja Online

9 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.