“Tentang dirimu. Tentang diriku. Tentang siapa pun. Tentang semuanya. Ceritakanlah kisah yang belum diketahui untuk bisa memahaminya. Kan kubuka hatiku …..”
Masih ingat dengan lirik lagu anime di atas? Kalau lupa coba simak di YouTube, niscaya aura nostalgiamu akan cepat merebak. Bicara soal anime yang tayang di TV, periode 1990-an hingga awal 2000-an adalah masa saat anak-anak dimanjakan oleh membludaknya program TV yang keren. Hari Minggu di jam 06.00-11.00 dipenuhi tayangan yang kini hanya dapat dikenang indahnya. Tambahkan pula bahwa sore hari di hari non akhir pekan juga dipenuhi oleh tayangan yang tak kalah mantap. Satu di antaranya adalah Ghost at School.
Sulit menepikan anime yang satu ini jika berbicara soal horor terbaik. Tayang sore hari di TV7, Ghost at School bercerita tentang keseharian Satsuki, Hajime, Leo, Momoko, dan Keichiro dalam menghadapi hantu yang bermunculan di sekitar tempat tinggal mereka.
Cerita bermula dari kepindahan Satsuki dan adiknya, Keichiro, bersama ayah mereka ke kampung halaman mendiang ibunya. Di sana kakak beradik ini berteman dengan kawan sekelas bernama Hajime, Leo, dan Momoko. Di sekolah mereka mendengar desas-desus tentang kisah mistis khususnya di gedung sekolah lama yang kini tak terpakai dan letaknya tidak jauh dari gedung sekolah baru. Mereka tertarik untuk mengulik kebenaran dari keberadaan hantu tersebut.
Dari sini terungkap bahwa Ibu Satsuki pernah menyegel seluruh hantu di sekolah dan kota mereka. Namun, kini para hantu telah terbebas akibat maraknya penebangan pohon yang memicu terbukanya segel. Sosok hantu pertama yang mereka hadapi adalah iblis Amanojaku. Wujudnya berupa raksasa yang menyeramkan dan berkekuatan dahsyat.
Dalam prosesnya saat hendak disegel kembali, Amanojaku justru terjebak di dalam tubuh Kaya, kucing Satsuki. Sebagai makhluk jahat awalnya Amanojaku bertubuh kucing ini enggan bersahabat dengan Satsuki and the gank. Namun, dalam perjalanannya ia kerap menyelamatkan anak-anak ini dari bahaya. Amanojaku bahkan mengorbankan dirinya untuk melindungi Satsuki dan kawan-kawan di episode terakhir saat menghadapi hantu Ouma.
Dilihat dari unsur keseraman, barangkali banyak dari kita yang menontonnya semasa SD-SMP dan terbayang kengerian kisahnya. Episode tentang hantu penebas pintu bernama Babasare, hantu piano di ruang musik, atau hantu pengendara motor tanpa kepala mungkin mewakili masa kala kita jadi takut untuk ke toilet malam-malam atau enggan keluar rumah di malam hari sendirian. Unsur medeni di anime ini memang sangat terasa.
Tayang di TV di tanggal 20 Januari-14 Februari 2003, Ghost at School memiliki 20 episode dengan total 27 hantu yang mewarnai ceritanya. Dimulai dari Amanojaku, dan diakhiri oleh Ouma.
Tiap hantu memiliki spesifikasi tersendiri. Misalnya hantu Marry yang cirinya berwujud boneka perempuan berambut kuning dengan pipi merah. Tempat kemunculannya bisa di mana saja. Kehadirannya diawali dengan ucapan “Hallo, aku Marry. Aku di ….. (menyebut nama lokasi). Ayo main sama-sama.”
Sinyal hadirnya hantu Marry dimulai dari skala lokasi terjauh hingga yang terdekat. Mulai dari yang menyebut “Hallo, aku Marry. Aku di tempat pembuangan sampah,” hingga ucapan berikutnya yang menyebut di tikungan penjual rokok, di depan rumahmu, dan yang terpamungkas saat ia bilang aku di belakangmu. Ke-27 hantu di Ghost at School punya kekhasannya sendiri.
Saking sukanya dengan Ghost at School, di zaman itu sembari menontonnya saya menulis sinopsisnya di buku harian. Persis seperti yang dilakukan Ibu Satsuki yang gemar menulis diary hantu. Buku harian saya ini masih tersimpan dengan baik dan tulisan tangan dari saya turut mengabadikan kisah mereka.
Meski berusia pendek, Ghost at School tetap abadi dalam kenangan untuk banyak hal. Selain jalan cerita dan penokohannya yang oke, lagu opening serta endingnya juga bagus banget. Lagu opening yang dikemas dalam irama yang cepat dengan aura riang campur sendu dipadukan dengan lagu ending yang bernuansa suram dan misterius. Diksinya juga apik dengan pemaknaan yang cukup dalam. Jika boleh dikategorikan, dua lagu di Ghost at School ini layak masuk daftar lagu anime terbaik. Anime bergenre horor yang tayang di TV negeri ini memang tidak banyak. Namun, Ghost at School telah mendapatkan tempat tersendiri untuk diingat sebagai yang terbaik.
Penulis: Christianto Dedy Setyawan
Editor: Rizky Prasetya