Hoaks Gereja Setan Suka Darah dan Ritual Sex: Halusinasi yang Direplikasi dan Dimonetisasi. Yang Cerita Halu, yang Percaya Ngablu!

Hoaks Gereja Setan Suka Darah dan Ritual Sex: Halusinasi yang Direplikasi dan Dimonetisasi. Yang Cerita Halu, yang Percaya Ngablu! (Pixabay.com)

Hoaks Gereja Setan Suka Darah dan Ritual Sex: Halusinasi yang Direplikasi dan Dimonetisasi. Yang Cerita Halu, yang Percaya Ngablu! (Pixabay.com)

Sebenarnya saya enggan menulis tentang ini, karena menyinggung beberapa pihak yang cari nafkah dari dongeng Gereja Setan. Tapi gimana lagi, dongeng ini makin dieksploitasi, dengan berbagai cerita yang repetitif nan menggelikan. Kalau nggak ritual darah, ritual seks, ya dengerin musik rock. Apalagi dengan embel-embel simbolisme ngawur macam salib terbalik. Dan dongeng pekok ini terus dikisahkan oleh banyak pihak, dari Mongol Stress sampai kreator konten horor di YouTube.

Kok ya ada yang percaya. Nggumun aku.

Bukan berniat merusak mata pencaharian orang, tapi dongeng ini terkesan menghina kecerdasan kita. Ketika dunia sedang takut pada AI, kita masih membahas rumor dan konspirasi dari tahun 80-an. Jadi saya berharap artikel ini bisa menyelesaikan dongeng ini. Dan para kreator konten horor bisa agak mengembangkan tema dongengnya jadi lebih beragam.

Church of Satan dan Nabi Iblis

Istilah “Church of Satan” sebenarnya bukan hal kuno, sudah muncul pada 1966. Gereja Setan adalah nama sebuah gerakan religius ateis yang didirikan Anton Szandor LaVey. Didirikan di California, gerakan ini menjadi populer di Amerika Serikat. Jadi Gereja Setan bukanlah hoaks. Tapi bagaimana ajaran dari Gereja Setan ini?

Mungkin Anda malah bingung, “emang ada religius ateis?” Istilah ini merujuk pada kepercayaan filosofis dan gaya hidup tertentu, tanpa menghadirkan konsep ilahi di dalamnya. Sebenarnya gerakan ini sudah banyak bermunculan, dari Taoisme sampa Gereja Setan.

Istilah “setan” bukan berarti entitas jahat di banyak agama. Tapi LaVey merujuk pada diri manusia yang dikekang moral. Ia menggunakan istilah setan sebagai bentuk pembangkangan terhadap moralitas. Menjadikan pembangkangan ini sebagai “musuh” dari tatanan yang dibentuk agama.

Tidak sampai situ saja. Gereja Setan yang didirikan LaVey melakukan parodi terhadap agama. Terutama agama Katolik yang dianggap sebagai entitas hierarkis yang menekan manusia. Maka lahirlah model seperti altar, lilin merah, dan misa satanis. Tapi bukan seperti ritual keagamaan, karena Gereja Setan memang ateis dan menolak segala spiritisme.

Satanic Panic

Lalu dari mana rumor dan konspirasi Gereja Setan yang ngeri itu? Rumor ini lahir di era yang disebut “Satanic Panic.” Di mana pada 1980-1990an terjadi gelombang ketakutan praktik satanis. Terjadi persekusi terhadap banyak kelompok kecil yang dipandang melakukan praktik ngeri dan diidentikkan dengan satanisme, seperti kelompok hippies dan para pecandu sex orgies.

Namun banyak dari tuduhan ini tidak terbukti. Tuduhan itu sekadar histeria massal yang kebetulan relevan dengan simbolisme bernuansa satanis. Bahkan Gereja Setan sendiri menolak isu ini dikaitkan dengan organisasi mereka. Sebab, Gereja Setan memang anti dengan praktik ritual dan bernuansa spiritisme. Apalagi praktik pengorbanan hewan dan ritual darah.

Namun bukan berarti tidak ada praktik ritual yang berkaitan dengan satanisme. Praktik ini dilakukan oleh beberapa kelompok kecil yang menjadikan setan sebagai simbol. Beberapa orang juga mengaku sebagai titisan setan yang menggerakkan sekte kecil di lingkungannya. Sisanya adalah beberapa pelaku witchcraft dan kepercayaan kuno. Kebetulan, banyak kepercayaan kuno ini identik dengan ritual darah dan seks. Hanya saja, skalanya sangat kecil dan cenderung dilakukan sebagai alternatif agama mainstream.

Tapi perkara sebuah “agama” pemuja setan dan ritual mengerikan ini tidak pernah terbukti. Namun histeria massal dan media terus mengobarkan isu ini. Tentu isu-isu yang viral pada masanya memang sedap untuk digoreng. Apalagi kalau bicara ritual-ritual yang terkesan mengerikan. Namun dongeng ini mulai surut ketika memasuki tahun 2000-an.

Sialnya, isu ini kembali memanas di Indonesia. Tanpa bukti dan bermodal dongeng seperti yang terjadi 20 tahun lalu.

Salib terbalik bukan simbol setan

Sebenarnya banyak simbol dan ritual yang diidentikkan dengan satanisme. Tapi saya akan membahas tentang salib terbalik secara khusus. Salib terbalik sejatinya bukan simbol setan, tapi simbol Santo Petrus.

Pada akhir hidupnya, Santo Petrus tidak ingin dibunuh dengan cara yang sama dengan Yesus. Maka ia meminta agar salibnya dibalik karena merasa tidak pantas. Simbol ini dikenal sebagai Petrine Cross

Tapi, di masa kini, salib terbalik malah direproduksi sebagai simbol Antikristus. Dengan logika salib biasa itu Yesus, maka kalau dibalik jadi anti atau lawan dari Yesus. Terutama setelah Eugene Vintras membentuk sekte dan menyebut dirinya reinkarnasi Elia. Dia menggunakan salib terbalik sebagai simbol melawan Gereja dan Paus. Akhirnya simbol salib terbalik identik dengan simbol Antikristus.

Pada 1960-an, banyak film dan acara TV menggunakan salib terbalik sebagai simbol setan, merujuk pada sekte Vintras tadi. Dengan lahirnya Gereja Setan LaVey, berbagai lambang menjadi identik dengan setan. Salah satunya adalah kepala kambing “Baphomet.”

Sebenarnya LaVey mengambil simbol ini dari kepercayaan pagan. Di mana bintang terbalik dan kepala kambing adalah simbol materialisme. LaVey memandang konsep ini sejalan dengan ajaran Gereja Setan yang menolak mistisisme dan spiritualisme.

Nah, simbol yang digunakan LaVey dan sekte lain ini makin dipopulerkan oleh beberapa band. Terutama band cadas yang cenderung antiotoritarian. Simbol-simbol satanis dipandang sebagai lambang perlawanan terhadap bentuk-bentuk otoritas yang mengatur paksa manusia. Akhirnya, simbol satanisme yang aslinya main-main ini makin terkenal dan dipercaya.

Konten Gereja Setan cuma copy-paste

Bagaimana dengan konten dan dongeng Gereja Setan hari ini? Saya bilang repetitif, alias cuma mengulang-ulang dongeng lama. Dan sebenarnya hanya merangkum dari rumor “Satanic Panic”.

Dongeng ini dibuka dengan seseorang yang diajak datang ke sebuah acara. Di sana, dia melihat sebuah ritual yang melibatkan darah dan persembahan. Mereka akan membaca isi Satanic Bibles dan mendengarkan “Stairway to Heaven” atau “Imagine”. Nanti ritual akan ditutup dengan pesta sex dan orang tadi akan bebas bersetubuh dengan umat yang ada. Kadang Gereja Setan ini mencuri darah orang tak berdosa dengan cincin pentagram. Darah yang menempel akan diritualkan sehingga orang tadi terjerat masuk ke Gereja Setan.

Saya tidak merangkum kisah Mongol Stress yang viral dengan pengakuannya sebagai anggota Gereja Setan. Tidak juga merangkum konten potcast horor di YouTube. Tapi saya sedang merangkum isi salah satu artikel di blog Terselubung yang terbit tahun 2011-an. Untuk gen Y pasti tidak asing dengan blog ini. Sialnya blog ini sudah hilang.

Tapi kisah serupa masih bisa Anda temukan di mesin pencari. Atau kalau memang gabut, bisa Anda cek di Wayback Machine. Kisah ini memang sudah melegenda sejak 1990-an. Bahkan sampai menimbulkan persekusi di Mesir pada 1997. Kisahnya sama, sekelompok orang dituduh menjadi pengikut setan. Mereka melakukan seks bebas, mendengarkan musik rock, dan melakukan ritual persembahan. Beberapa dituduh menggoda orang untuk masuk Gereja Setan dengan hubungan seksual. 

Konten Gereja Setan hanyalah halusinasi kreator konten yang nggak bisa bikin konten bagus

Apakah Anda menangkap yang saya maksud? Dongeng Gereja Setan ini hanyalah kisah lama yang terus dituturkan oleh orang berbeda, dan akhirnya menjadi kepercayaan massal. Bukan percaya pada Gereja Setan, tapi percaya bahwa Gereja Setan versi dongeng ini nyata.

Sialnya, konten Gereja Setan masih terus digaungkan. Demi keuntungan pribadi, popularitas, atau menggerakkan massa radikal.

Jadi sudah waktunya dongeng ini disudah, dan membebaskan masyarakat dari kisah-kisah fiksi yang berpotensi menimbulkan kepanikan seperti 1980-1990-an. Semoga mereka yang terus menuturkan dongeng ini akhirnya sadar. Entah sadar kalau dongeng mereka palsu, atau terbebas dari halusinasi akibat banyak baca artikel nggak jelas.

Tapi, bisa jadi saya ini anggota Gereja Setan, dan berniat membuat Anda tidak percaya kisah yang bocor ini. Bisa jadi saya berniat menjerumuskan Anda semua untuk memuja Lucifer si Putra Fajar, dan menemukan kebebasan sejati serta kekayaan berlimpah. Sebab, emas dan segala kekayaan adalah milik Leviathan dan Lucifer.

Anda percaya? Kalau iya, remuk kali.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kaos Manchester United Katanya Haram: Betapa Nggak Pentingnya Masukin Agama di Olahraga

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version