Pengunjung Gagal Paham Konsep Gamma Grape Experience Malang Bikin Guide Menderita

Pengunjung Gagal Paham Konsep Gamma Grape Experience Malang Bikin Guide Menderita Mojok.co

Pengunjung Gagal Paham Konsep Gamma Grape Experience Malang Bikin Guide Menderita (Dok: Pribadi)

Saya sudah merasakan asam garam bekerja sebagai guide di  Gamma Grape Experience Malang, sebuah tempat wisata baru di Kota Malang. Mungkin karena tempat wisata ini masih baru ya, banyak pengunjung gagal paham dengan konsep wisata yang diusung. Namun, repotnya, beberapa pengunjung yang sudah diberi tahu kadang masih aja ngeyel dan menyalahi aturan-aturan yang ada. Ujung-ujungnya protes. 

Agar nggak semakin banyak pengunjung yang protes, dan meringankan tugas saya juga sebagai guide, saya akan jelaskan konsep dan aturan wisata di Gamma Grape Experience Malang. 

Bukan sekadar wisata petik anggur, Gamma Grape Experience Malang itu wisata edukasi!

Satu hal yang sering sekali disalahpahami adalah pengunjung bisa bebas memetik dan memakan anggur di Gamma Grape Experience Malang. Konsep yang katanya banyak diterapkan di kebun apel dan kebun jeruk yang ada di Malang. Ada dua hal yang ingin saya luruskan di sini. 

Pertama, saya nggak yakin kalau di kebun-kebun lain bisa bebas memetik dan memakan buah-buahan langsung dari kebun. Kalau pun memang ada, pasti ada aturan atau kesepakatan khusus sebelum pengunjung melakukannya. 

Kedua, pengunjung tidak bisa melakukan hal semacam itu dengan bebas di sini karena Gamma Grape menekankan pada wisata edukasi. Para guide dan petani kebun akan menjelaskan berbagai hal mengenai anggur, mulai dari penanaman, merawat, pemangkasan, pengaturan cabang, media, pupuk, karakteristik setiap varian. Bahkan, kami juga akan memperlihatkan cara membuahkan anggur yang kerap dianggap sulit itu. 

Tetap ada pengalaman memetik anggur, tapi dengan arahan guide

Gamma Grape Experience Malang memang menekankan pada edukasi, tapi ini bukan berarti pengunjung nggak  bisa merasakan sensasi petik anggur langsung dari pohon. Dengan catatan, mengikuti arahan guide. Sebab, guide yang tahu cara potong yang benar dan memilihkan buah yang layak potong berdasarkan tingkat masaknya. Dengan begitu, pengunjung bisa memotong buah yang sudah manis. 

Asal tahu saja, anggur tidak diperkenankan untuk ditarik langsung ketika ada di pohon. Jika itu terjadi, bekas tarikan akan meninggalkan sisa daging buah di tangkai dapat mengundang lalat buah. Terlebih dari itu, pengunjung perlu arahan guide karena kematangan anggur tidak bisa hanya dilihat dari warna fisik buah saja. Kematangan buah juga harus memperhatikan usia, warna tangkai. Biji yang gelap juga menjadi kriteria buah tersebut masak sempurna. 

Kebiasaan petik apel dan jeruk yang mungkin dilakukan secara sembarangan tidak bisa disamakan dengan buah anggur. Apalagi anggur di Gamma ditanam dan dirawat dengan sealami mungkin sehingga perawatannya jauh lebih rumit dan sangat sensitif. 

Baca halaman selanjutnya: Harga anggur …

Harga anggur Gamma Grape Experience Malang lebih mahal

Hal ini kerap kali dipermasalahkan sebagian pengunjung. Memang benar harga anggur di Gamma Grape lebih mahal. Namun, itu semua ada alasannya.  Salah satunya, varian anggur di Gamma sangat jarang. Bahkan, hampir semuanya tidak ada di pasaran. 

Penanaman varian anggur di sini sengaja dibedakan untuk tujuan edukasi. Dengan begitu pengunjung yang datang tidak lagi mengenal varian anggur hanya berdasarkan warna saja yaitu merah, hijau, atau hitam. Di sana pengunjung akan disuguhkan 90 varietas anggur dari berbagai negara yang ditanam sealami mungkin.

Banyak pengunjung yang protes, tapi tidak sedikit pula yang mulai memahami 

Saya kira ini jadi bagian paling menjengkelkan selama saya menjadi guide, tetapi ya begitulah, tetap saya akan sangat memaklumi. Banyak pengunjung memprotes beberapa varian buah kami yang telah habis dipanen. 

FYI, Anggur tidak akan kenal musim ketika ditanam menggunakan sistem Green House seperti di Gamma. Sayangnya, pengunjung yang baru datang meminta buah yang seperti ada di video pengunjung lain yang datang di bulan berbeda. Padahal jelas-jelas virian yang dipanen beda-beda setiap bulan. 

Awalnya, beberapa pengunjung  tetap ngeyel. Bagaimanapun penjelasannya, kami selalu saja berada di posisi yang salah. Untung saja, semakin ke sini, semakin banyak pengunjung yang memahami. Bahkan, mereka sangat antusias menyimak edukasi mengenai penanaman dan perawatan bisa kami lakukan dengan maksimal. 

Tanda-tanda positif inilah yang membuat saya yakin penderitaan sebagai guide Gamma Grape Experience tidak akan berlangsung lama. Saya yakin pengunjung hanya masih asing dengan konsep Gamma Grape. Kalau sudah diberitahu, mereka juga lama-lama memahami kok. Ya, walaupun satu atau dua orang masih saja bebal dan merepotkan. 

Penulis: Muhammad Mundir Hisyam
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Cerita di Balik Alun-Alun Merdeka dan Alun-Alun Tugu, Dua Tempat Ikonik Kota Malang yang Melenceng dari Pakem Jawa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version