Entah apa yang ada di pikiran mereka sampai terbesit membuat sebuah inovasi galon sekali pakai. Padahal jumlah sampah plastik di Indonesia saja sudah melebihi 60 ton. Apalagi nantinya ditambah dengan galon sekali pakai ini, pasti jumlah sampah akan melonjak drastis.
Banyak netizen yang tidak setuju dengan ide tersebut. Selain tidak ramah lingkungan, hal ini juga akan mempersulit pemerintah dan masyarakat yang tengah berupaya mengurangi sampah plastik. Percuma dong kemarin-kemarin dikasih imbauan ayo kurangi sampah plastik dalam 30 hari berubah dari rumah, di saat negara lain seperti Thailand sudah mulai berbenah mengganti penggunaan plastik dengan yang lain, seperti membungkus pakai daun, bawa barang belanjaan pakai keranjang, dan lain sejenisnya. Lha, perusahaan besar di negeri sendiri seperti membuka jalan untuk menambah sampah plastik, kok.
Usaha pengurangan sampah plastik di Indonesia juga masih minim. Dilihat dari masyarakat yang masih banyak menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Soalnya di mana pun kita belanja, pasti dibungkusnya pakai plastik. Apa pun yang kita beli juga pasti bakal dibungkus pakai plastik. Nah, mengurangi hal yang seperti ini saja sulit, ditambah lagi pemakaian galon sekali pakai. Mulai meresahkan ya, Bund.
Menjawab keresahan netizen ini, pihak yang bersangkutan pun merespons. Mereka beralasan bahwa galon sekali pakai ini dikeluarkan atas permintaan konsumen. Konsumen yang mana, sih? Selain itu, mereka juga mengatakan galon sekali pakai ini sudah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Tetapi, KLHK justru bertolak belakang. Mereka mengatakan penggunaan galon sekali pakai ini yang katanya lebih higienis dan aman dari virus itu tidak masuk logika.
Dalam hal penanganan sampah, upaya yang dapat dilakukan adalah menerapkan pembatasan terhadap penggunaan sampah itu sendiri, melakukan pendaurulangan, dan memakai produk yang guna ulang. Tetapi, proses pendaurulangan ini bukanlah langkah yang mudah. Oleh sebab itu, lebih dianjurkan memakai produk yang guna ulang. Tujuannya ya agar mengurangi jumlah sampah plastik.
Nah, alasan lain yang dikatakan oleh pihak produsen adalah mereka telah bekerja sama dengan asosiasi daur ulang untuk penarikan galon dan daur ulang sampah mereka. Pertanyaannya, apakah langkah ini benar-benar efektif untuk menekan pertumbuhan jumlah sampah plastik dari galon sekali pakai ini? Apakah lembaga yang bersangkutan bisa menjamin penarikan sampah galon sekali pakai ini di seluruh Indonesia? Mengingat pendistribusiannya pasti akan menjangkau banyak wilayah di Indonesia. Lalu, apa perusahaan akan bertanggung jawab secara penuh jika terjadi penumpukan sampah plastik ini?
Daur ulang bukan persoalan mudah, loh. Butuh tenaga yang banyak, biaya yang tidak sedikit, dan usaha yang maksimal. Ditambah lagi, persentase daur ulang di Indonesia masih rendah sekali, cuma 10%. Melihat angka persentase yang rendah ini berarti sebagian besar sampah plastik belum didaur ulang. Lagi pula, sampah plastik mana yang bisa dengan cepat terurai sampai habis?
Menurut saya, penggunaan galon sekali pakai ini hanya menambah daftar panjang cara untuk mempersulit hidup saja. Mending pakai galon yang guna ulang saja, selain aman juga sudah ada izin BPOM. Jadi, kenapa harus menambah masalah yang sebenarnya tidak penting ini?
Sudah saatnya masyarakat Indonesia berbenah dari penggunaan sampah plastik. Jangan sampai anak cucu kita nanti mewarisi sampah-sampah plastik karena keputusan kita saat ini. Cukup mereka diberatkan masalah tantangan zaman yang semakin canggih, masalah sampah plastik jangan.
BACA JUGA Mengumpulkan 5 Tempat yang Sering Jadi Alternatif Buang Sampah, walau Sejatinya Bukan Tempat Sampah.