Sebagai mahasiswa semester akhir, barangkali mendapatkan kabar tentang teman yang hendak sidang skripsi itu adalah hal yang paling wajar dan lumrah untuk saat ini. Soalnya, ya mau bagaimana lagi? Namanya juga semester akhir dan skripsi sudah jadi makanan sehari-hari. Ibaratnya nih ya sidang skripsi itu makanan penutup. Tapi bukan makanan penutup yang enak karena dia malah bikin saya pusing dan bingung.
Sidang skripsi memang memacu adrenalin bagi yang akan menghadapinya, seperti ketika Luffy di anime One Piece menghadapi Big Mom yang ikut serta digebuki oleh rombongan anak buahnya, atau seperti Tsubasa yang menghadapi Hyuga saat bertemu di lapangan bola. Pokoknya, sidang skripsi itu se-degdegan itu! Sampai teman yang sekadar hadir seperti saya saja ikut nderegdg.
Ya saya senang dan turut berbahagia dengan teman yang sudah sidang skripsi. Dan saya tahu itu peristiwa yang patut dirayakan karena sudah berhasil menyelesaikan skripsi yang super melelahkan itu. Namun, perlu dipertimbangkan dan diperhatikan pula kalau mau sidang itu jadwalnya jangan bentrok dan jangan bersamaan begitu dong. Saya kan jadi bingung untuk bawa hadiah sidang atau tidak.
Semisalnya saya belikan hanya untuk satu orang saja, nanti akan ada mata memicing karena tidak merasa diberikan hadiah selamat. Duh, kepriye toh teman-teman yang selalu berbahagia, nanti juga kalau aku beli untuk semua aku juga tidak bisa. Mohon maaf, saya pribadi kan belum mencapai tahap bebas finansial yang bisa beli tanpa pertimbangan dulu. Jadi agak dilema.
Satu sisi, takut akan adanya kecemburuan sosial. Sisi lain, takut akan adanya ketimpangan sosial untuk dompet saya. Awww Serem banget.
Saban hari saya juga pernah berbicara dengan teman yang pernah mengalami hal seperti ini. Sidang skripsi yang dia datangi dalam satu hari pernah sampai 3 kali, mantap betul sudah seperti minum obat anjuran dokter. Masalahnya bukan itu saja, yang sidang pada hari itu adalah pacarnya dan juga teman dekatnya yang sering jadi teman nongkrong pula. Alamak, pusing dia mau belikan hadiah yang mana. Dipikir olehnya, sidang mereka akan terpisah dan ada jaraknya malahan jadi satu hari.
Ingin memberi hadiah ke pacarnya, tapi ia hidup sehari-hari sama temannya. Ingin memberi hadiah ke temannya, tapi pacarnya sering traktir dia melulu (maklum, anak kos modal cinta) jadinya tidak enak. Walhasil, dia dengan modal keberanian hanya memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua. Itu juga dengan sedikit malu. Untungnya mereka mafhum jadi tidak banyak masalah, yang penting ada yang datang dan mengucapkan selamat.
Lalu bagaimana jika malah terbalik responnya?
Itu juga pernah dialami teman saya, tapi bukan teman yang tadi. Jika teman saya yang tadi cukup beruntung karena punya pacar dan teman yang sungguh sangat pengertian soal hadiah sidang skripsi, teman saya yang satu ini tidak terlalu beruntung. Situasi dan kondisinya masih sama, hanya hari, tempat dan pelaku yang berbeda saja.
Keadaan dirinya juga sama (sepertinya saya bergaul dengan orang-orang kere terus karena saya juga kere nih) dengan teman saya yang sebelumnya. Menghadiri sidang skripsi pun dengan modal ucapan selamat saja, loh setelah itu pacarnya cemberut saja. Bahkan sampai pulang tidak mau diantar. Ini lagi, temannya yang sidang juga sama. Cemberut juga, woi memang kamu pacarnya atau gimana? Kok malah ikut cemberut blok.
Saat ditanya lewat room chat Whatsapp pacarnya bilang begini;
Aku ya, sudah ngajak jalan kamu ke sana terus ke sini tapi malah kamu kok cuman ngucapin selamat ajaa! Aku malu, ih masa punya pacar gak pengertian terus juga temen aku ngeledek ‘ihh kok pacarnya gak ngasih apa2, kere ya’ itu kan nggak banget tau gak sih kamu! Bodo ah, dasar keree kamu. Huh.
Rasanya ada yang ingin meledak, namun bukan bom nuklir. Saya ingin tertawa, tapi ndak tega karena itu bukan cerita lucu. Pertanyaan saya, dia bisa nemu di mana manusia macam begitu? Bergaul di mana sampai punya pacar yang astagfirullah masalah itu saja sampai mengatai kere dan lain sebagainya. Ini teman saya pasti salah pergaulan makanya dapat pacar begitu! Mending pacarnya, ini temannya juga. Alasannya mau tahu tidak? Karena dia bilang dia sering nawarin rokok ke dia, setidaknya kasih balik kek. Ya ampun, nongkrong kok perhitungan. Pergaulan ente kurang jauh broww.
Sepenggal pesan moral yang ada di tulisan saya berikut ini: Jangan banyak berharap untuk dapat hadiah, karena mahasiswa keperluannya banyak. Tetapi, jika ada dan bisa memberikan hadiah silahkan beri sebagai tanda bukti sayang. Ya Allah, so sweet. Untuk kalian yang masih suka memicingkan mata karena tidak diberikan hadiah sidang, silahkan muhasabah diri Anda!
BACA JUGA Rasanya Patah Hati Melihat Teman Sendiri Sudah Wisuda atau tulisan Nasrullah Alif lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.