Kegagalan, terkadang, adalah pintu keberhasilan yang orang-orang nggak mau ambil. Bagi yang bisa melewati, percayalah, akan ada hal baik yang menghampiri. Ini dirasakan oleh Uwi, kawan saya, yang ditolak UNPAD berkali-kali, tapi justru menemukan kebahagiaan setelah bisa melewatinya.
Uwi, yang merupakan lulusan SMK Keperawatan, yang punya impian super besar. Dia pengin banget masuk UNPAD, seperti yang sudah saya bilang di awal tadi. Kenapa? Ya, karena dia merasa, “orang lain masuk SMA gue malah masuk SMK, Kalau nggak masuk PTN, gue bakal beda lagi deh sama teman-teman.”
Alasan yang klasik dan masuk akal sebenarnya. Siapa pun pengin punya gelar dari kampus yang nggak sembarangan. No brainer banget.
Jadi, Uwi pun mulai belajar keras. Nilai semester lalu dia perbaiki supaya bisa lolos SNMPTN. Eh, ternyata semesta nggak berpihak. Hasilnya ya jelas gagal, kan sudah saya tulis semesta nggak berpihak. “Ya, emang sih, buat anak SMK kayak saya susah banget lolos PTN, tapi nggak apa-apa, jalur lain kan masih ada,” katanya sambil mencoba menenangkan diri.
Lanjut, dia coba SBMPTN. Meski masih harus ngejar banyak materi, Uwi nggak gampang nyerah. Hari ujian pun datang, dan dia cuma bisa pasrah. Hasilnya? Ah, UNPAD masih jauh dari angan. “Kenapa ya saya gagal terus,” keluhnya. Tapi ya, semangatnya masih ada. “Satu jalur lagi, jalur mandiri. Sayang kalau nggak dicoba, siapa tahu rezeki saya lewat ini.”
Akhirnya, dia daftar jalur mandiri UNPAD dengan penuh harapan. Tahu nggak apa yang terjadi? Gagal lagi. Dia ditolak, tiga kali berturut-turut. Ketika itu, dia cuma bisa bilang, “Kenapa sih? Kok Saya nggak pernah berhasil? Udah usaha mati-matian, tapi hasilnya nggak sesuai harapan.”
Bukan UNPAD, gimana bisa bahagia?
Dengan terpaksa, dia pun masuk PTS. Bukan pilihan pertama, bukan UNPAD yang dia idamkan. Tapi ya mau gimana lagi, kan. Untungnya, orang tuanya nggak pernah maksa Uwi buat masuk PTN. Mereka terus kasih dukungan penuh meski dia sudah mengalami kegagalan berturut-turut. Itu yang bikin hati Uwi agak lega.
Tapi, masalahnya adalah, kehidupan kuliah yang dia bayangin ternyata jauh dari yang dia harapkan. Hari-harinya datar banget. Kuliah, pulang, kuliah lagi. Nggak ada yang menarik. Dia mikir, “Males ikut organisasi, soalnya organisasi di kampus nggak menarik.”
Udah gitu, dia sering mikir buat berhenti kuliah aja. Selain karena ini bukan UNPAD, kampus yang dia pengin, dia juga kasihan ngeliat orang tuanya yang udah tua tapi masih kerja keras. Hatinya bimbang banget, antara lanjut kuliah atau berhenti aja.
Namun, tiba-tiba kehidupan Uwi berubah. Di semester tiga, wali kelas ngajakin para mahasiswa buat ikutan program pertukaran mahasiswa. Awalnya, Uwi masih ragu. “Saya nggak yakin bakal lolos. Kan semua yang saya mau gagal terus,” katanya. Tapi ada dorongan dalam dirinya yang bilang, “Coba aja, siapa tahu kali ini semesta berpihak.”
Semesta beneran berpihak
Jadi, dia daftar dengan harapan yang sangat kecil. “Lebih baik saya menyesal karena sudah mencoba daripada menyesal karena nggak pernah mencoba,” pikirnya. Apalagi, kalau jika lolos, dia bisa meringankan beban orang tuanya. Dan, kalian tahu nggak? Kali ini, semesta benar-benar berpihak. Uwi lolos! For the first time, usahanya terbayar manis. Dia ngerasa senang banget.
Selama mengikuti program pertukaran mahasiswa, Uwi belajar banyak banget. Ternyata, pengalaman yang dia dapat di program itu nggak pernah dia bayangin sebelumnya. Dia pun akhirnya sadar kenapa mungkin dia ditakdirkan masuk PTS. “Kalau saya diterima di UNPAD, mungkin saya nggak akan pernah merasakan pengalaman yang luar biasa ini. saya menemukan banyak kebahagiaan di sini, dan sekarang saya paham, Allah itu tahu apa yang terbaik buat kita,” ujarnya.
Jadi, dari perjalanan hidupnya, Uwi belajar sesuatu yang sangat penting: kegagalan bukan akhir dari segalanya. Kadang-kadang, penolakan itu justru cara semesta untuk mengarahkan kita ke jalan yang lebih baik. Dia akhirnya sadar bahwa melepaskan apa yang selama ini dia anggap sebagai kebahagiaan, justru membuka pintu kebahagiaan yang lebih besar dan lebih indah. Meskipun butuh waktu dan kesabaran, kebahagiaan itu pasti datang di waktu yang tepat, dengan cara yang nggak terduga.
Setiap langkah yang Uwi ambil sekarang dipenuhi keyakinan bahwa rencana semesta selalu lebih indah daripada apa yang dia harapkan. Jadi, buat kalian yang lagi gagal atau merasa segala usaha kalian sia-sia, inget aja: mungkin kegagalan itu bukan akhir dari semuanya. Justru bisa jadi awal dari hal-hal indah yang nggak kalian duga sebelumnya.
Penulis: Luri Pujiani Efendi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 3 Aturan Tidak Tertulis di Unpad, Jangan Dilanggar biar Nggak Menyesal!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya