Flyover Ciroyom Bandung sudah selesai dibangun, belum diresmikan, tapi sudah dilalui kendaraan. Akibatnya banyak yang kecelakaan. Kini, jalan layang tersebut ditutup warga demi keselamatan.
Bandung katanya Kota Romantis. Itulah julukan tak resmi dari warga lokal maupun warga luar kota tentang kota ini. Konon disebut demikian karena tata kotanya rapi, banyak bangunan bersejarah warisan Kolonial Belanda, alamnya indah, dan udaranya yang sejuk. Tapi itu dulu, sekarang Bandung berubah menjadi sumpek, padat, bahkan langganan macet di Indonesia. Kemacetan di Kota Bandung berada di level di luar nalar.
Demi mengurai kemacetan di Kota Kembang, pemerintah setempat gencar membangun berbagai flyover atau jalan layang. Misalnya ada Flyover Pasoepati yang sekarang berubah nama menjadi Flyover Mochtar Kusumaatmadja, Flyover Kiaracondong, Flyover Antapani, Flyover Laswi, Flyover WR Supratman, Flyover Kopo, dan Flyover Ciroyom. Dari semua flyover yang saya sebutkan tadi, Flyover Ciroyom adalah yang paling bermasalah di Bandung.
Daftar Isi
Tujuan pembangunan Flyover Ciroyom Bandung
Sebenarnya Flyover Ciroyom dibangun untuk mengurai kemacetan di sekitar Ciroyom yang dekat dengan pasar dan perlintasan kereta api. Selain untuk mengurai kemacetan, flyover ini juga mendukung kelancaran proyek strategis nasional Kereta Cepat Jakarta Bandung Whoosh dan memudahkan kereta feeder yang menuju Kota Bandung.
Flyover Ciroyom Bandung memiliki panjang sekitar 700 meter, terdiri dari 2 jalur dan berbelok. Untuk biaya pembangunan flyover ini menelan anggaran sebesar Rp43 miliar.
Sudah dibuka, tapi banyak kecelakaan lalu lintas di sini
Sekitar bulan Mei lalu, Flyover Ciroyom Bandung telah rampung dan dibuka sehingga mulai dilalui berbagai jenis kendaraan. Walaupun sudah dibuka, flyover ini sebenarnya belum diresmikan secara formal.
Menurut kesaksian warga setempat, flyover tersebut kelihatan seperti belum jadi 100%, tapi sudah dibuka. Tak ada penutup ataupun tanda larangan sehingga digunakan warga untuk berlalu-lalang. Selain itu, flyover ini masih kekurangan marka jalan, rambu lalu lintas, lampu penerangan, dan gorong-gorongnya belum bersih dan rapi.
Akibatnya, terjadi kecelakaan yang dialami pengendara yang memaksakan lewat sana. Misalnya angkot terguling, kecelakaan motor, dll.
Akhirnya didemo dan diblokade warga sekitar
Lantaran prasarana di flyover tersebut belum lengkap sehingga menimbulkan kecelakaan, warga sekitar berinisiatif menutup flyover dengan karung dan menuliskan keluh kesah mereka di spanduk. Warga sekitar berharap pemerintah bisa mendengar aspirasi mereka.
Dikutip dari Detik, selain ditutup menggunakan spanduk dan karung pasir, mobil ambulans berisi keranda kosong juga terparkir menjadi penutup jalan di Flyover Ciroyom Bandung. Ambulans tersebut menjadi simbol kepedulian warga akan keselamatan berlalu lintas. Penutupan flyover oleh warga ini belum bisa dipastikan kapan berakhir. Kemarin saya melintas di dekat sana dan flyover masih belum dibuka.
Kekurangan Flyover Ciroyom Bandung segera diperbaiki, lalu diresmikan
Saya sangat berharap kekurangan flyover ini bisa segera diperbaiki. Marka jalan yang belum ada segera dilengkapi, lampu jalan yang kurang segera ditambah, dll. Kalau semua sudah lengkap, barulah Flyover Ciroyom Bandung bisa diresmikan dan dibuka untuk umum. Saya yakin, nantinya di sini tak akan ada banyak kecelakaan lagi seperti sebelumnya karena sudah dilengkapi dengan fasilitas yang mumpuni.
Oh ya, kalau lewat sini, kalian bakal merasakan sensasi tersendiri, yakni bau ayam yang menyengat. Maklum, di bawah flyover ini adalah pasar yang dekat tempat pemotongan ayam.
Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Flyover Kiaracondong, Jembatan Layang Paling Jahanam di Kota Bandung. Hati-hati kalau Lewat Sini!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.