Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Film India Meenakshi Sundareshwar: Komunikasi dalam Hubungan Itu Nggak Sepele

Utamy Ningsih oleh Utamy Ningsih
15 Desember 2021
A A
Film India Meenakshi Sundareshwar: Komunikasi dalam Hubungan Itu Nggak Sepele terminal mojok.co
Share on FacebookShare on Twitter

Awal bulan lalu, saat saya lagi butuh hiburan dalam bentuk film, saya berselancar di Netflix dan menemukan satu film India yang baru rilis. Judulnya Meenakshi Sundareshwar. Film ini sebenarnya mengangkat tema yang cukup mainstream. Tentang pernikahan karena perjodohan dan kehidupan pengantin baru yang terpaksa long distance karena urusan pekerjaan. Meski demikian, dengan genre komedi romantis yang ada di dalamnya, film ini tetap menarik untuk diikuti.

Suatu hari, rombongan keluarga Sundareshwar (Abhimanyu Dassani) mendatangi rumah keluarga Meenakshi (Sanya Malhotra) dengan tujuan membicarakan perjodohan. Pada saat itu, perbincangan antar keluarga berlangsung hangat. Sundareshwar dan Meenakshi yang awalnya canggung pun sudah mulai cair ngobrolnya. Dengan format ala-ala wawancara kerja, Meenakshi dan Sundareshwar membahas banyak hal. Sama seperti Meenakshi, saya ikut kagum dengan kepolosan dan kejujuran Sundareshwar saat itu.

Hingga kemudian, satu kabar mengejutkan datang. Ternyata, keluarga Sundareshwar salah mendatangi rumah. Bukan Meenakshi perempuan yang akan dijodohkan dengan Sundareshwar. Sundareshwar juga tentu saja bukan pria yang ditunggu oleh keluarga Meenakshi. Atas kekacauan dan kekocakan yang terjadi, kedua keluarga sepakat bahwa pembicaraan tentang perjodohan dihentikan. Bubar. Batal. Keluarga Sundareshwar pun memilih pulang.

Akan tetapi, belum lagi keluarga Sundareshwar meninggalkan rumah keluarga Meenakshi, kakeknya Meenakshi meminta perhatian. Setelah semua mata tertuju kepadanya, dia menyampaikan bahwa perjodohan―sampai pernikahan―harus tetap dilangsungkan. Beliau sadar, kejadian hari itu bukan kesalahan, melainkan takdir.

Apalagi ditambah dengan “kebetulan” lain bahwa nama Meenakshi dan Sundareshwar itu saling berkaitan. Meenakshi adalah nama lain Dewi Parwati, sementara Sundareshwar adalah nama lain Dewa Siwa (Dewa Siwa dan Dewi Parwati adalah sepasang suami-istri. Dari film ini, saya juga baru tahu ada kuil yang bernama Meenakshi Sundareshwarar di India).

Maka begitulah, atas kesepakatan bersama, pernikahan pun terlaksana. Setelah menikah, sang pengantin baru tinggal di rumah (keluarga) Sundareshwar.

Baru merasakan kehidupan pernikahan, mereka ternyata harus hidup terpisah karena Sundareshwar mendapat panggilan kerja di kota lain. Long distance married pun menjadi hal yang tak terelakkan. Dalam keadaan terpisah jarak itulah, rentetan konflik bermunculan. Konflik pertama adalah, perusahaan tempat Sundareshwar akan bekerja, hanya menerima karyawan yang lajang. Maka untuk bisa bekerja, Sundareshwar menutupi statusnya yang sudah menikah.

Apa yang paling saya tangkap dari film ini, tidak lain tidak bukan adalah tentang kejujuran dan pentingnya komunikasi. Persoalan komunikasi ini bahkan sudah bisa kita lihat sejak awal. Ya, seperti yang sudah saya ceritakan di atas, (di luar dari persoalan takdir) mereka ini bukan sengaja dijodohkan, tetapi menjalani perjodohan karena ada peristiwa miskomunikasi.

Baca Juga:

Telepon Ditakuti Anak Muda, Banyak yang Lebih Nyaman “Bicara” Melalui Chat

Video Call di Tengah Keramaian Adalah Bentuk Komunikasi yang Sia-sia

Saat terpisah jarak, mereka memang sering bertukar kabar dan saling mengirimkan kalimat-kalimat penuh cinta, tetapi pada kenyataannya, dua hal itu saja belum cukup. Sundareshwar menutupi sesuatu bahkan berbohong kepada Meenakshi. Sementara Meenakshi pun tidak begitu terbuka kepada suaminya.

Di satu sisi ada Sundareshwar yang di depan teman-temannya, “tidak mengakui” Meenakshi sebagai istrinya. Sementara di sisi lain, Meenakshi juga memendam masalah yang hanya menunggu waktu untuk meledak. Kesalahapahaman perihal “orang ketiga” juga bisa ada karena lagi-lagi masalahnya adalah kurangnya komunikasi.

Satu hal yang juga terasa relate dari film ini adalah persoalan menantu-mertua. Meenakshi menjadi gambaran tentang menantu yang menolak tunduk pada aturan kaku bahwa orang (yang lebih) tua selalu benar. Terus terang, saya suka ketika Meenakshi melawan.

Sebagai film drama komedi romantis, film Meenakshi Sundareshwar ini memang lucu-lucu ngeselin. Kadang malah bikin senyum-senyum sendiri. Sayangnya, dari negeri tempat film ini berasal, banyak kritikan perihal bahasa dan latar tempat yang digunakan. Saya sendiri memang masih sangat awam tentang perfilman India. Namun, jika melihat dari perfilman tanah air, tentu saja persoalan bahasa dan latar tempat itu adalah persoalan penting. Tanpa menyepelekan kedua persoalan tersebut, saya merasa film ini cukup menghibur. Film dengan konflik ringan dan taburan adegan kocak.

Meskipun temanya tentang pernikahan jarak jauh, tetapi ceritanya banyak yang tetap relate untuk pasangan yang tinggal serumah. Bahkan untuk yang berencana akan menikah, film ini juga bisa jadi bahan observasi untuk melihat bagaimana konflik-konflik yang ada dalam pernikahan.

Pernikahan itu memang tidak selalu indah dan komunikasi itu persoalan penting. Bukan cuma tentang kuantitasnya, tetapi juga tentang kualitas. Saya sendiri yang sudah menikah pun masih terus belajar tentang ini. Nonton film ini, jadi bikin ngangguk-ngangguk sendiri. Iya, ya. Kalau masalah kayak gini nggak dibicarakan, bisa fatal akibatnya.

Sumber Gambar: Akun Instagram Netflix India

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Desember 2021 oleh

Tags: film indiakomunikasiMeenakshi Sundareshwar
Utamy Ningsih

Utamy Ningsih

Suka Membaca, Belajar Menulis.

ArtikelTerkait

4 Hal yang Membuat Saya Malu Mengaku Kuliah di Jurusan Jurnalistik Mojok.co

4 Hal yang Membuat Saya Malu Mengaku Kuliah di Jurusan Jurnalistik

21 November 2023
komunikasi perempuan laki-laki feminis tapi tukang selingkuh feminisme perjuangan gender mojok.co

Mengupas Jawaban Terserah Perempuan hingga Tujuan Komunikasi Mereka

26 Mei 2021
habermas

Menerapkan Rasionalitas Komunikatif Habermas Pada Hubungan Sepasang Kekasih

16 Agustus 2019
Jangan-jangan Negara yang Sering Disindir Film India Itu Indonesia? terminal mojok.co

Jangan-jangan Negara yang Sering Disindir Film India Itu Indonesia?

25 Januari 2021
Mempertanyakan Polisi di Film India yang Hobi Telat Saat Tangkap Penjahat

Mempertanyakan Polisi di Film India yang Hobi Telat Saat Tangkap Penjahat

19 Maret 2020
film india

Memangnya Kenapa Kalau Saya Suka Menonton Film India?

8 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.