Festival Memet Ikan, Tradisi Penggerak Ekonomi dan Gizi Baik dari Desa Gemblegan Klaten

Festival Memet Ikan, Tradisi Penggerak Ekonomi dan Gizi Baik dari Desa Gemblegan Klaten

Festival Memet Ikan, Tradisi Penggerak Ekonomi dan Gizi Baik dari Desa Gemblegan Klaten (Klatenkab.go.id)

Pernah dengar Festival Memet Ikan Klaten? Di Desa Gemblegan Klaten, festival ini rutin diselenggarakan setiap tahun, lho!

Jika kalian masih asing dengan istilah “memet ikan” dan ingin mencari tahu lebih banyak mengenai tradisi ini, kalian sudah membaca artikel yang tepat. Yup, kali ini saya akan membahas tentang sebuah tradisi unik yang ada di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten.

Tradisi ini adalah Festival Memet Ikan, yaitu agenda rutin yang diadakan setiap tahun sekali di embung Desa Gemblegan Klaten. Setelah tiga tahun sebelumnya sempat ditiadakan karena pandemi COVID-19, akhirnya kegiatan ini kembali diselenggarakan pada 21 Juli 2024 kemarin. Festival ini diikuti oleh ribuan warga dari berbagai daerah, baik warga lokal maupun luar daerah seperti Solo, Sukoharjo, dan Gunungkidul.

Sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi Klaten ke-220 dan HUT RI ke-79, Festival Memet Ikan dihadiri oleh Bupati Klaten, Sri Mulyani beserta jajaran Forkopimda Klaten, juga Paiman Raharjo, Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) RI.

Tahun ini, ada lebih dari dua ton ikan hasil budidaya Bumdes Gemblegan Klaten yang disebar ke embung desa. Mulai dari gurame, bawal, hingga lele. Tidak hanya itu, Bupati Klaten bersama Wamendes PDTT juga melepaskan ikan maskot berpita untuk menambah semangat warga dalam kegiatan ini. Pasalnya, warga yang berhasil menangkap ikan maskot berpita itu berkesempatan mendapatkan hadiah berupa lemari es, sepeda hingga mesin cuci.

Sejarah Festival Memet Ikan di Desa Gemblegan Klaten

Tahun ini adalah tahun ketujuh Festival Memet Ikan diselenggarakan di Desa Gemblegan Klaten. Istilah “memet ikan” sebetulnya merujuk pada teknik menangkap ikan di dalam sungai atau kolam menggunakan tangan kosong. Konon, kegiatan ini sudah menjadi tradisi turun-temurun di Desa Gemblegan sejak tahun 1980-an sebagai simbol gotong-royong antarwarga dan rasa syukur mereka atas manfaat yang didapat air embung.

Tentunya tradisi memet ikan memiliki nilai simbolis yang mendalam karena mencerminkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam. Bukan sekadar merayakan hasil tangkapan ikan, tetapi masyarakat Desa Gemblegan juga mensyukuri nikmat dari Tuhan atas sumber daya alam yang melimpah.

Hal ini dibuktikan dengan kondisi embung di Desa Gemblegan Klaten yang tidak pernah mengalami kekeringan di musim kemarau karena mampu menampung air saat musim hujan tiba, serta menjadi sumber irigasi lahan-lahan persawahan di sekitar. Praktis, embung ini menjadi salah satu sumber kehidupan utama bagi kelestarian hasil panen ikan dan tanaman di Desa Gemblegan.

Berdampak baik bagi sosial ekonomi masyarakat

Selain membawa berkah, Festival Memet Ikan juga membawa banyak dampak positif bagi masyarakat Klaten, utamanya warga Desa Gemblegan. Dari segi sosial, festival ini mampu menjadi ajang silaturahmi sekaligus mempererat ikatan antarwarga dan komunitas dalam mendukung program-program pemerintah desa yang berkelanjutan.

Sedangkan dari segi ekonomi, Festival Memet Ikan mampu menarik perhatian banyak wisatawan dari luar desa untuk ikut datang meramaikan acara. Hal ini tentunya berdampak baik untuk meningkatkan jumlah pendapatan masyarakat lokal. Misalnya melalui karcis parkir kendaraan maupun pembelian makanan dan minuman di warung-warung kecil atau penjual di sekitar embung.

Tidak hanya itu, Pemkab Klaten juga mendukung penuh keberlangsungan penyelenggaraan festival ini untuk meningkatkan gizi masyarakat melalui konsumsi ikan lokal sebagai sumber protein keluarga. Hal ini selaras dengan program nasional GEMARIKAN (Gemar Memasyarakatkan Makan Ikan) yang sudah dicanangkan sejak tahun 2004 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mencegah stunting.

Saat ini, penurunan dan pencegahan stunting masih menjadi program prioritas dari Pemkab Klaten. Dilansir dari laman klatenkab.go.id, prevalensi stunting di Klaten pada bulan Januari 2024 masih ada di angka 13,43%, sementara target yang ditetapkan pada RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) berada di angka 10%.

Apalagi Desa Gemblegan Klaten pernah dinyatakan sebagai Desa Stunting pada tahun 2018 lantaran memiliki 14 anak yang mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan. Tinggi badan anak-anak itu lebih pendek dari rata-rata tinggi badan anak seusianya. Namun, berkat kerja keras dari pemerintah dan desa, kasus stunting di Desa Gemblegan Klaten berhasil menurun drastis.

Inspirasi bagi pengembangan program pencegahan stunting

Festival Memet Ikan Klaten ini menjadi upaya luar biasa untuk menyediakan sumber nutrisi yang baik dan gratis bagi masyarakat. Acara ini sekaligus menjadi inspirasi bagi pengembangan program-program pencegahan stunting lainnya. Yup, semoga saja tradisi baik ini bisa terus berjalan dan semakin bermanfaat bagi lebih banyak orang.

Nah, bagi kalian yang ingin merasakan keseruan memet ikan bersama ribuan warga lainnya, jangan lupa untuk datang ke Festival Memet Ikan di Desa Gemblegan Klaten tahun depan, ya! Mari, lestarikan budaya ini dan dukung terus gerakan gemar makan ikan untuk gizi yang lebih baik.

Penulis: Farahiah Almas Madarina
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Desa Melikan Klaten, Sentra Penghasil Gerabah Putaran Miring Pertama di Dunia.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version