Pernah denger nama kampus STPMD “APMD” di Jogja belum?
Jogja merupakan tempat yang terkenal sebagai Kota Pelajar. Banyaknya orang yang ingin melanjutkan studi di sini membuat kota ini memiliki banyak sekolah dan kampus. Kehadiran sekolah dan kampus berkualitas menjadi daya tarik Jogja di mata orang-orang dari luar kota.
Salah satu kampus yang berada di Jogja adalah Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” atau yang juga dikenal dengan nama STPMD “APMD”. Sudah pernah mendengar nama atau membaca berita terkait kampus yang terletak di Jalan Timoho ini? Kalau belum, saya akan membagikan beberapa fakta unik terkait kampus ini. Silakan disimak sampai habis ya, Gaes.
Daftar Isi
Kampus Desa
Banyak yang bilang bahwa STPMD “APMD” adalah kampus yang mendedikasikan dirinya sebagai Kampus Desa. Jadi begini, salah satu penyebabnya adalah terbitnya Undang-undang Desa No. 6 Tahun 2014. UU tersebut membuat eksistensi desa makin diperhitungkan dan diperhatikan oleh pemerintah. Makanya hal ini menjadi kebanggan tersendiri bagi seluruh civitas akademika di STPMD “APMD”.
Waktu saya ikut KKN tahun lalu, masyarakat tempat kami mengabdi mengatakan bahwa mahasiswa dari kampus saya semuanya ramah dan mau bersosialisasi dengan masyarakat di lokasi KKN. Saya rasa ini menunjukkan bahwa mahasiswa di kampus memang mengimplementasikan “Kampus Desa” dengan baik saat terjun ke masyarakat.
Baca halaman selanjutnya: Terkenal karena gedung serbagunanya…
Terkenal karena gedung serbagunanya
Satu hal unik lagi terkait STPMD “APMD” adalah gedung serbagunanya. Alih-alih menjawab kampus, tiap kali saya bertanya kepada orang-orang sekitar saya, “Tau STPMD “APMD” nggak?” Dengan santai mereka akan menjawab, “Itu kan yang gedungnya biasa dipakai buat nikahan?”
Hehehe. Ini pengalaman nyata yang saya alami sendiri, lho. Tapi nggak masalah dengan jawaban tersebut. Kalau sudah begini biasanya saya akan memberi tahu sedetail mungkin letak persis kampus.
Gedung kampus STPMD “APMD” sering dikira kantor kelurahan
Hampir mirip sama poin sebelumnya, tapi kali ini lebih kepada salah paham aja, sih. Jadi, gedung kampus STPMD “APMD” sering dikira kantor kelurahan. Tapi nggak apa-apa kalau dikira kantor kelurahan, ibaratnya itu adalah bentuk doa bagi mahasiswa di kampus ini, khususnya mereka yang mengambil program studi Ilmu Pemerintahan.
Sebelum masuk ke kantor kelurahan beneran, nggak ada salahnya kuliah di kampus yang dikira kantor kelurahan. Semoga kelak kampus ini selalu mencetak lulusan yang berdedikasi tinggi di bidang pemerintahan, membangun desa/kelurahannya masing-masing, ya.
Indonesia Mini
Nggak usah kaget ya kalau masuk ke lingkungan STPMD “APMD” kalian bakal seolah diajak berkeliling Indonesia. Iya, mahasiswa yang kuliah di sini beragam, Gaes. Dari Sabang sampai Merauke semua kumpul di sini. Makanya nggak heran kalau STPMD “APMD” juga disebut-sebut Indonesia Mini.
Mahasiswa yang kuliah di STPMD “APMD” rata-rata pengin jadi pejabat
Percayalah, sebagian mahasiswa bangga atas pencapaian-pencapaian alumni kampus ini. Ada yang jadi bupati, anggota DPRD, kepala desa, dll. Coba aja bertanya pada mahasiswa Ilmu Pemerintahan, apa tujuan mereka masuk STPMD “APMD”. Saya yakin rata-rata menjawab mau jadi bupati atau kepala desa yang ingin memajukan desanya.
Tapi, ada juga sih mahasiswa yang nggak pengin terikat dengan instansi pemerintahan mana pun. Biasanya yang berjiwa bebas begini mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi hampir rata-rata ingin bekerja di pemerintahan, sih.
Nah, itulah beberapa fakta unik terkait STPMD “APMD” yang mungkin jarang diketahui orang. Kalau kalian masih penasaran dengan kampusnya para calon pejabat ini, coba datang aja dulu dan buktikan sendiri kata-kata saya di atas. Sekalian daftar jadi mahasiswanya juga boleh, wqwqwq.
Penulis: Nur Karimah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kampus Bukan Tempat untuk Main Tentara-tentaraan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.