Event Lari di Bandung Sering Bikin Sewot Warga Setempat 

Event Lari di Bandung Sering Bikin Sewot Warga Setempat  Mojok.co

Event Lari di Bandung Sering Bikin Sewot Warga Setempat  (unsplash.com)

Beberapa tahun ini, olahraga lari sedang naik daun. Untuk tren ini, saya cuma bisa bilang, “Ini FOMO yang positif!” Lebih baik ikut-ikutan FOMO buat lari daripada rebahan doang, kan? 

Seiring dengan olahraga lari yang kian populer, berbagai brand olahraga merilis produk-produk yang menunjang olahraga satu ini, mulai dari sepatu lari dengan berbagai mode, jersey, jam tangan olahraga, hingga printilan-printilan kecil seperti kacamata, ikat kepala, topi. 

Event lari juga mulai menjamur di berbagai kota, mulai dari 5K, 10K, half marathon, sampai full marathon. Tidak hanya di kota besar seperti Jakarta, event lari semacam itu mulai merambah berbagai daerah. Bandung menjadi salah satu kota di mana event olahraga lari digelar. 

Jujur saja, sebenarnya saya senang orang-orang lebih sadar terhadap kesehatan dengan rajin berolahraga lari. Namun, event-event semacam ini bikin repot juga kalau digelar Bandung. Sebagai seseorang yang sudah 25 tahun hidup di Bandung, saya dengan mantap bisa bilang kalau kota ini nggak cocok untuk event lari.  

Jalanan Kota Bandung itu sempit, event lari cuma bikin repot warga

Event lari di Kota Bandung biasanya digelar sejak subuh hingga maksimal sekitar pukul 10.00 WIB. Di luar jam sibuk dan padat memang, tapi efeknya begitu terasa di Kota Kembang itu. Nggak heran, setiap ada event lari, akun penyelenggara atau Pemerintah Kota Bandung langsung diserbu sambatan warganet, “Event nggak penting! Mau sehat kok nyusahin orang! Bikin macet!” dan masih banyak komentar serupa lainnya.

Analisa kecil-kecilan saya, jalan di Bandung itu kebanyakan sempit dan satu arah. Apabila ada event lari, otomatis ada penyesuaian lalu lintas, salah satu yang palings ering dilakukan adalah penutupan pertigaan dan perempatan secara sementara. Memang sih penutupannya tidak lama, sekitar 5 hingga 10 menit saja. Tapi, waktu yang hanya beberapa menit itu bisa menimbulkan macet yang mengular. 

Hal lain yang bikin lebih dongkol. Jalanan atau area di mana event lari diselenggarakan jadi banyak sampah berserakan, mulai dari gelas bekas minum hingga energy gel. Rupanya tidak semua pelari sadar untuk menjaga kebersihan. Padaha, pihak panitia atau penyelenggara sudah menyediakan trash bag di banyak titik. 

Beberapa pertimbangan

Saya bukannya anti sama yang namanya event lari. Saya juga pengin ikutan event lari (kalau ada duitnya). Tapi jujur aja, menurut saya, Kota Bandung belum siap buat jadi tuan rumah event lari skala besar, baik dari sisi infrastruktur maupun SDM di lapangan. Jalanan yang sempit, lalu lintas yang kusut, plus komunikasi antara pemerintah, pihak penyelenggara, dan masyarakat yang bikin setiap event lari jadi sumber keruwetan.

Saya bukan ahli tata kota, bukan juga planolog. Saya juga belum pernah jadi peserta ataupun jadi panitia event lari. Tapi, kalau boleh kasih saran, kira-kira ini dua hal utama yang bisa jadi pertimbangan:

Pertama, hindari jalur-jalur vital seperti Dago, Pasteur, atau Jalan Asia Afrika. Cobalah cari rute alternatif ke arah kabupaten, melewati kawasan industri, atau ruas jalan yang nggak terlalu padat dan nggak jadi nadi utama kota. 

Kedua, penyelenggara juga perlu lebih serius dalam mengedukasi peserta soal etika berlari. Jangan buang sampah sembarangan, jangan nekat lari di tengah jalan demi ngejar personal best, dan plis… jangan selfie di tengah lintasan demi feed Instagram.

Kira-kira dua hal itu saja solusi dari saya, yang teknisnya ya coba Pemerintah Kota Bandung dan pihak penyelenggara yang berpikir. Kalian yang lebih tahu kota ini dan punya kuasa. 

Penulis: Raden Muhammad Wisnu
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Kuliah Jurusan Pendidikan Olahraga Sering Dikira Main-main Aja, tapi Saya Tidak Pernah Menyesal Memilihnya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version